Senin, 23 Juni 2014

Inspirasi: Belajar Dari Pak Yunus, Pedagang Kerak Telur Omzet 9 Juta per bulan

Suatu pelajaran yang berharga hanya karena iseng bertanya. Sebenarnya ga iseng sih, saya memang suka bertanya untuk riset market di lapangan dan juga kejadian nyata di sekitar tentang kehidupan. :P
Jadi kalau saya lagi berpergian, saya selalu bawa notes baik di tab, blackberry atau apapun kejadian yang terjadi atau pada saat saya tanya-tanya, selalu saya catat sebagai evaluasi. Karena dari hal kecil tersebut, akan ada pelajaran-pelajaran berharga yang sangat jarang ditemukan.
Kemarin tepatnya hari Senin tanggal 24 Juni 2013, kebetulan saya memang telah menyiapkan waktu untuk melihat pameran-pameran serta mencari peluang-peluang yang ada di PRJ.
Awalnya saya berpikir bahwa PRJ akan buka jam 11 siang sampai jam 10 malam, ternyata setelah sampai, PRJ buka jam 4 sore sampai jam 10 malam.
Sambil menunggu jam 4 sore, akhirnya saya melirik salah satu pedagang kerak telur dan mencoba makanan khas betawi tersebut.
Kerak Telur, Makanan Khas Betawi
Sambil makan, saya iseng bertanya-tanya kepada pak Yunus, nama pedagang kerak telur yang saya makan. Dan dari pertanyaan serta jawaban, saya sedikit terkejut karena ternyata penghasilan pak Yunus mampu mencapai minimal 9 juta per bulan dengan asumsi keuntungan bersih sehari Rp. 300.000,-.

Rangkuman Pertanyaan dan Jawaban

Sudah berapa lama bapak jualan Kerak Telur?
Pak Yunus: Kurang lebih 15 tahun, mas.
Apakah ini usaha sendiri atau lanjutan dari orang tua atau sewa dengan setoran?.
Pak Yunus: Alhamdullilah, ini usaha saya sendiri berdasarkan pesan dari almarhum ayah saya. Beliau ingin ada yang melanjutkan usaha kerak telur ini untuk memperkenalkan makanan khas betawi kepada masyarakat, mas.
Apakah berarti, sekeluarga pak Yunus berdagang Kerak Telur?.
Pak Yunus: Oh tidak, mas. Hanya saya saja. Kedua adik saya masih harus lanjut kuliah. Saya tidak ingin mereka seperti saya yang putus sekolah.
Maaf pak, kalau boleh saya tahu, Pak Yunus lulusan apa?.
Pak Yunus: saya hanya sampai bangku SMP dan itu pun tidak lulus. Karena dulu saya nakal, suka ikut tawuran, bolos, dan lainnya, mas.
Apakah biaya sekolah dan kuliah kedua adik pak Yunus, bapak yang biayai?
Pak Yunus: Benar mas, saya berusaha agar mereka tidak menjadi seperti saya. Bila perlu, saya akan berjuang untuk adik-adik saya agar mereka mendapatkan pendidikan terbaik walaupun tidak di tempat kuliah atau sekolah terbaik.
Oh ya, pak Yunus sudah menikah atau belum?.
Pak Yunus: Wah saya sudah punya 3 orang anak, mas.
Lho? Uda punya 3 anak pak?. Wajahnya tidak kelihatan memiliki 3 orang anak. Hehehe
Pak Yunus: wah mas bisa saja.
Kalau boleh saya tahu, berapa penghasilan paling sepi dan paling rame yang pernah pak Yunus dapatkan?
Pak Yunus: Tergantung mas, tapi saya ambil tengahnya saja ya. Kurang lebih bersih dari penjualan kerak telur untuk sehari Rp. 300.000,- masih bisa saya bawa pulang.
Berarti dalam sebulan pak Yunus menghasilkan kurang lebih Rp. 9.000.000,-?.
Pak Yunus: masa sih mas?. Saya hanya tahu memutar balikan modal dan menutupi biaa keluarga dan jualan saya.
Apakah sebelum usaha Kerak Telur, pak Yunus pernah bekerja atau melamar pekerjaan?. Soalnya dari cara bicara pak Yunus, pernah bekerja sebagai asuransi ya?.
Pak Yunus: Lho?. Benar mas!. Kok mas bisa tahu kalau saya pernah kerja di asuransi. Jadi, dulu saya pernah cari-cari orang untuk gabung dalam asuransi, tapi ya begitu. Pakaian boleh rapi tapi dompet saya kosong, buat apa cuman keren tapi kere. Hehehe.
Kenapa pak Yunus tidak mencoba lagi untuk jadi agen asuransi?
Pak Yunus: saya hanya menuruti pesan almarhum ayah saya, mas. Dan kehidupan saya sudah terbukti bahwa kerak telur mampu menghidupi saya dan keluarga saya.
Oh gitu. Apakah ada pesan dari pak Yunus untuk anak muda sekarang dalam hal wirausaha?.
Pak Yunus: Ada mas. Pesan saya adalah selagi masih mudah, belajarlah setinggi mungkin dan jangan foya-foya. Saya banyak melihat anak muda yang baru berpakaian rapih sedikit tapi uda belagu. Padahal banyak hutangnya dengan kartu kredit atau pun masih menggunakan keuangan orang tuanya. Yang kedua, menurut saya kalau bisa, kuliah sambil berbisnis, maka akan lebih baik mas. Jangan sampai seperti saya yang menyesal karena tidak belajar dengan baik.
Apakah ada pesan Pak Yunus untuk pemerintahan terhadap UKM atau pedagang kecil?
Pak Yunus: sangat ada mas!. Saya akan berterima kasih ke mas kalau bisa menyampaikan suara saya yang mungkin mewakili pedagang disini juga. Pesan saya, kita sebagai pedagang kecil juga manusia. Khususnya KamTib, kalau melarang jualan, cukup bicarakan tanpa harus merusak gerobak atau alat jualan kami. Dan kalau memang sudah usir, jangan minta uang ke kami lagi.
Lho? Mereka minta uang lagi pak?
Pak Yunus: iya mas, mereka suka minta tebusan. Saya pernah kena 1,5juta untuk menebus gerobak kerak telur saya yang sudah di sita mereka.
Setelah selesai tanya jawab, saya pun membayar makanan kerak telur seharga Rp. 20.000,- dan gantian si pak Yunus yang nanya ke saya. :P
Pak Yunus: maaf, mas wartawan ya?
Saya: Oh bukan pak. Saya hanya pengunjung biasa yang suka bertanya-tanya pak. Saya memang memiliki keingin-tahuan akan dunia wirausaha dari kecil hingga besar pak.
Setelah satu pertanyaan, pak Yunus pun memberikan kembalian uang yang saya keluarkan dan saya pun mengucapkan terima kasih dan mulai masuk ke arena PRJ.
Seorang pedangan Kerak Telur, yang kesehariannya adalah memasak kerak telur dan berlari membawa gerobak kerak telur, mampu membiayai kedua adiknya ditambah keluarganya yang memiliki tiga anak.
Pak Yunus sedang melayani konsumen Kerak Telur
Terkadang kita tidak menyadari bahwa mereka, pedagang kecil adalah seorang Entrepreneur juga. Mereka berusaha dan berjuang sendiri tanpa melamar di sebuah perusahaan. Jiwa Entrepreneur mereka lebih besar daripada kebanyakan orang yang sering bertanya dan mengeluh “Ga ada modal”, “Belajar dulu”, “Ngumpulin modal” dan sebagainya.
Semoga dapat memberikan inspirasi bagi Anda dan khususnya anak muda Indonesia yang ingin menjadi Entrepreneur.
Sumber: http://andhikawijayas.wordpress.com/2013/06/26/belajar-dari-pak-yunus-pedagang-kerak-telur-omzet-9-juta-per-bulan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label