Berbuahnya kurma
di tanahair sejatinya bukan kisah baru. Tujuh tahun silam Trubus
mencicip kurma segar di halaman rumah Titi Adi Warsito di Pondokindah,
Jakarta Selatan. Bedanya pohon kurma di rumah Titi tingginya 5,5 m.
(baca: Kurma Segar dari Halaman Rumah, Trubus September 2006).
Pupuk racikan
Kurma di kediaman dr A Bakarman SpB juga
istimewa karena berasal dari pohon muda. Umurnya baru 5 tahun hasil
penanaman dari biji. Kurma itu berbuah hasil perangsangan dari pupuk
racikan penangkar tanaman buah dan juga staf di Dinas Kehutanan
Kabupaten Banyuwangi, Ir Eko Mulyanto.
Eko meracik beragam unsur hara seperti
klor (Cl), mangan (Mn), molibdenum (Mo), boron (Bo), dan kalsium (Ca)
dengan asam amino dan zat perangsang tumbuh. Bakarman lalu mengencerkan
pupuk itu dengan seember air bersih dan menyiramkan semua pupuk di
sekitar pangkal batang kurma.
Dua bulan berselang, 5 tandan bunga
muncul. Pada Juni—Juli 2012 buah pun matang. Itulah kali pertama
Bakarman dan Eko mencicip tamar—sebutan kurma di Timur Tengah—dalam
kondisi segar hasil petikan sendiri. Sayangnya, buah kecil-kecil dan
sedikit.
Pada akhir September 2012 Eko membuat
racikan pupuk serupa sebanyak 20 liter. Nutrisi mengandung unsur Cl, Mn,
Mo, Bo, Ca, asam amino, dan benzyl amino klorin dengan komposisi 12 :
10 : 12 : 10 : 10 : 20 : 6. “Saya racik agar semua unsur itu tersedia
dalam bentuk ion sehingga mudah diserap tanaman,” katanya. Eko juga
menambahkan sedikit tembaga (Cu), magnesium (Mg), belerang (S), kalium
(K), seng (Zn), besi (Fe), dan fosfor (P). Eko lalu menyiramkan ramuan
di sekitar pangkal batang kurma.
Dalam meracik nutrisi, Eko memilih
beberapa unsur dengan bilangan oksidasi tinggi. Misal, Cl yang bersifat
sebagai oksidator diambil bukan dari KCl (kalium klorida) tetapi dari
KClO3 (potasium klorat). Yang disebut pertama memiliki bilangan
oksidasi -1, sedangkan yang kedua 3. “Di dalam tanaman potasium klorat
lebih tidak stabil sehingga begitu dikombinasi dengan pupuk mikro dan
asam amino akan memicu produksi senyawa florigen yang merangsang
pembungaan,” katanya. Selama ini potasium klorat juga dikenal sebagai
perangsang lengkeng itoh.
Benar saja dua bulan berselang pada
Desember 2012, pohon mulai berbunga. Dua bulan berikutnya buah pohon
anggota famili Arecaceae itu mulai tua meski belum matang penuh.
Ukuran buah pun lebih besar daripada buah pertama.
“Buah sudah terasa manis meski belum matang optimal. Buah pun tanpa
biji,” kata Eko. Kali ini Eko juga menyiramkan ramuan pupuk ke kurma
lain di belakang rumah Bakarman. Pohon kedua pun terpicu mengeluarkan
tandan bunga. Sayang, bunga tak berkembang menjadi buah karena ternyata
pohon kedua tergolong bunga jantan.
“Ini benar-benar bukti sekarang kurma
bisa dirangsang berbunga,” kata Lutfi yang gemar mengamati bunga beragam
buah-buahan seperti bunga durian, cempedak, dan nangka. Sejatinya
kurma berbuah pendek bukan hanya di Banyuwangi. Pada Mei 2012, Syamsul
Asinar Radjam, praktikus buah di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa
Barat, mengabarkan kurma yang ditanam pamannya, Taswin di Prabumulih,
Provinsi Sumatera Selatan, juga berbuah meski tingginya belum genap 1 m.
Sayang, persentasi bunga yang menjadi buah kecil. “Hanya beberapa buah
yang jadi. Dalam satu tandan paling 3—5 buah saja,” kata Syamsul.
Berumah dua
Menurut Gregori Garnadi Hambali, pakar
buah di Bogor, Jawa Barat, selama ini kurma yang berbuah di tanahair
berukuran mini. Paling sebesar ujung ibu jari orang dewasa dan tak
berbiji. Padahal, kurma segar
di Israel hampir sama dengan telur ayam kampung. Kurma tanpa biji
lantaran buah muncul bukan hasil perkawinan bunga jantan dan betina.
Buah berasal dari pohon yang bersifat partenokarpi. Artinya, pohon mampu
membentuk buah tanpa ada penyerbukan jantan pada betina.
Itu karena sebetulnya kurma tergolong
berumah dua yaitu hanya menghasilkan 1 jenis bunga saja. Bunga jantan
atau betina. Penyerbukan alami terjadi bila terdapat pohon jantan dan
betina di lokasi berdekatan. Di Indonesia kurma sulit berbuah karena
kebanyakan ditanam tunggal sehingga penyerbukan tidak terjadi. Menurut
Greg Hambali, pada kasus perangsangan bunga yang dilakukan Bakarman dan
Eko, peluang memperbaiki kualitas buah lebih besar.
“Bila benar-benar pohon jantan dan
betina dapat dirangsang, maka serbuk sari jantan dapat digunakan untuk
menyerbuki putik betina. Ukuran, rasa, dan tekstur buah dapat lebih
bagus seperti kurma di Timur Tengah dan Kalifornia,” tutur Greg.
Dengan bantuan penyerbukan, satu pohon
jantan dapat menyerbuki 100 pohon betina. Di Irak ahli terampil
berpengalaman melakukan penyerbukan manual dengan memanjat pohon. Di
tanahair keberhasilan Eko itu tentu saja menjadi kabar gembira bagi
dunia buah. Dengan begitu pembuahan buah untuk berbuka puasa itu dapat
diatur sesuai keinginan pemilik pohonSumber: http://www.pojokalam.com/buah-dan-tanaman-hias/cara-baru-membuahkan-kurma/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar