“Perseroan telah menunjuk sebuah badan konsultan bisnis untuk menilai dan mempertimbangkan hal itu,” kata Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Joko Pramono di Jakarta, baru-baru ini.
Joko memperkirakan, diversifikasi usaha itu kemungkinan terealisasi paling cepat pada 2018. Hal itu sejalan dengan rencana perseroan menjadi perusahaan terintegrasi. Pada 2018, menurut dia, produksi batubara Bukit Asam kemungkinan sudah mencapai 50 juta ton per tahun. Dengan kondisi tersebut, perseroan harus berpikir tentang diversifikasi usaha.
Joko menegaskan, perseroan berniat menggarap sejumlah proyek properti seperti apartemen, perumahan, perkantoran, dan lain-lain. Proyek itu akan berada di lahan perseroan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Saat ini, perseroan sedang berdiskusi dengan salah satu konsultan properti terkemuka.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, perseroan juga tengah berdiskusi dengan sebuah konsultan perkebunan. Bukit Asam akan menanam kelapa sawit, tumbuhan untuk bahan minyak kayu putih, dan jambu mete di lahan bekas pertambangan batubara.
Direktur Utama Bukit Asam Milawarma mengatakan, perseroan akan melakukan diversifikasi usaha, jika produksi batubara berjalan sesuai target. Perseroan telah mengalokasikan dana untuk aksi korporasi tersebut.
Sumber: http://www.investor.co.id/home/bukit-asam-kaji-usaha-perkebunan-dan-properti/86106
Tidak ada komentar:
Posting Komentar