Tampilkan postingan dengan label Jurusan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurusan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 April 2013

Pak Harto dan Ketahanan Pangan


KEUNGGULAN program ketahanan pangan pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto diakui oleh Menteri Pertanian Anton Apriyantono (2004-2009) dengan banyak mengadopsi program-program semasa Orde Baru. Anton mengaku, merasa berutang budi kepada Pak Harto karena tugas-tugasnya sebagai Menteri Pertanian saat itu hanya menyatukan kembali puing-puing yang berserakan yang telah dibangun Pak Harto. “Beliau telah meletakkan dasar-dasar pembangunan pertanian yang benar. Banyak program beliau yang bagus dan saya lanjutkan,” ujar Anton.


Untuk Mendorong Produktivitas Pertanian Presiden Suharto Meresmikan Jaringan Irigasi Panatusan, Tulung Agung, 11 Maret 1983
Menurut Anton, setelah era Pak Harto, hampir tidak ada pembangunan waduk-waduk besar. Pak Harto juga membangun infrastruktur perbenihan, pengamatan, dan pengendalian hama. Banyak peninggalan Presiden Kedua Indonesia itu yang sangat bermanfaat bagi pembangunan pertanian selanjutnya. “Saya kagum terhadap beliau yang sangat paham masalah pertanian sehingga saya tidak ragu menyebut beliau Bapak Pembangunan Pertanian Indonesia.”
Menguatkan pendapat Anton, Menteri Pertanian Prof Bungaran Saragih (2001-2004) mengatakan Pak Harto menempatkan upaya memenuhi kebutuhan pangan pokok tanpa harus impor, sebagai fokus pembangunan di masa pemerintahannya. “Waktu itu, ada tekad yang kuat dari pemerintah untuk berswasembada beras.”
Pada masa Pak Harto, selain tekad yang kuat juga dikembangkan kebijakan dan penerapan program yang tepat dan konsisten. “Pak Harto membangun dan mengembangkan organisasi atau institusi yang akan menjalankan program-program tersebut.”
Selanjutnya, setelah memiliki tekad, kebijakan, program, dan organisisasi pelaksana dari pusat hingga ke daerah, Pak Harto menyediakan sumber daya manusia, yang relatif lebih pintar dengan menghasilkan sarjana-sarjana pertanian yang akan diterjunkan melaksanakan dan mendukung program tersebut, baik di lapangan maupun di lembaga-lembaga penelitian dan kampus. Pak Harto juga menyediakan sumber dana yang besar untuk menyukseskan program menuju swasembada pangan.
Pak Harto juga sukses memobilisasi masyarakat, terutama petani untuk bersama-sama meningkatkan produksi pertanian. “Kita beruntung saat itu mendapatkan benih unggul melalui program revolusi hijau saat itu. Pak Harto menangkap revolusi hijau dengan tekad, dirumuskan dan dituangkan dalam kebijakan dan program, dicetak melalui institusi, kemudian disediakan SDM dan dana serta mobilisasi masyarakat petani.”
Wakil Presiden M Jusuf Kalla (2004-2009) juga menilai Presiden Soeharto berjasa besar di bidang pembangunan ekonomi dan pertanian karena mampu menurunkan tingkat inflasi dari 650 persen menjadi 12 persen dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya. Selain itu, Pak Harto juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Bahkan sampai saat ini, kata Kalla, belum ada presiden yang mampu menandinginya.
“Itulah sumbangan terbesar dalam pembangunan ekonomi, selain membuat Indonesia ini dapat berswasembada pangan karena belum ada presiden yang dapat membangun saluran irigasi pertanian sebesar yang dibangun Pak Harto,” kata Kalla.

Program Pertanian era Pak Harto

MENGAWALI masa pemerintahannya pada 1966, Presiden Soeharto memprioritaskan sektor agraria dan mengeluarkan berbagai kebijakan yang mengarah pada revolusi pangan. Hal ini ditempuh karena kemiskinan dan kelangkaan pangan menjadi prahara sekaligus pemantik munculnya konflik dan krisis politik yang melanda Indonesia yang masih belia saat itu.
Sepanjang 1970-an hingga 1980-an dilakukan investasi besar-besaran untuk infrastruktur pertanian. Sejumlah waduk, bendungan, dan irigasi dibangun. Pada Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), swasemabda pangan merupakan fokus tersendiri dalam rencana pembangunan yang dibuat oleh Pak Harto. Di dalam Pelita I Pertanian dan Irigasi dimasukkan sebagai satu bab tersendiri dalam rincian rencana bidang-bidang. Di dalam rincian penjelasan dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk peningkatan produksi pangan terutama beras.
Pada masa pemerintahan Pak Harto juga dikembangkan institusi-institusi yang mendukung pertanian, mulai dari koperasi yang melayani kebutuhan pokok petani dalam usaha agribisnisnya, Bulog yang menampung hasil dari petani, institusi penelitian seperti BPTP yang berkembang untuk menghasilkan inovasi untuk pengembangan pertanian yang pada masa Pak Harto salah satu produknya yang cukup terkenal adalah Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW), hingga berbagai bentuk kerjasama antar lembaga yang terkait penyediaan sarana prasaran yang mendukung pertanian seperti irigasi dan pembangunan pabrik pupuk.
Penyediaan sarana penunjang, seperti pupuk, diamankan dengan membangun pabrik-pabrik pupuk. Para petani dimodali dengan kemudahan memperoleh kredit bank. Pemasaran hasil panen mereka dijamin dengan kebijakan harga dasar dan pengadaan pangan. Diperkenalkan juga manajemen usaha tani, dimulai dari Panca Usaha Tani, Bimas, Operasi Khusus, dan Intensifikasi Khusus yang terbukti mampu meningkatkan produksi pangan, terutama beras. Saat itu, budi daya padi di Indonesia adalah yang terbaik di Asia. Pemerintah memfasilitasi ketersediaan benih unggul, pupuk, pestisida melalui subsidi yang terkontrol dengan baik. Pabrik pupuk dibangun. Petro Kimia Gresik di Gresik, Pupuk Sriwijaya di Palembang, dan Asean Aceh Fertilizer di Aceh.
Teknologi pertanian diperkenalkan dan disebarluaskan kepada para petani melalui kegiatan penyuluhan. Pemerintah menempatkan para penyuluh pertanian di tingkat desa dan kelompok petani. Selain program penyuluhan, kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, pemirsa), juga menjadi salah satu program pertanian Orde Baru yang khas, karena menyuguhkan temu wicara langsung antara petani, nelayan, dan peternak dengan menteri atau Presiden Soeharto langsung. Kelompencapir juga menyelenggarakan kompetisi cerdas cermat pertanian yang diikuti oleh para petani berprestasi dari berbagai daerah.

Swasembada Beras

Program kerja pertanian Pak Harto berbuah prestasi. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraria pengimpor beras terbesar pada 1966, mampu mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri melalui swasembada beras pada 1984. Pada 1969 Indonesia memproduksi beras sekitar 12,2 juta ton beras, sementara pada 1984, bisa mencapai 25,8 juta ton beras.
Kesuksesan ini mengantarkan Pak Harto diundang berpidato di depan Konferensi ke-23 FAO (Food and Agriculture Organization) /Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia), di Roma, Italia, 14 November 1985. [Sumber: Jurnal Diplomasi Vol. 3 No. 3 September 2011, Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI]

Jumat, 15 Februari 2013

Prospek Kerja Ilmu Tanah


Prospek Kerja Ilmu Tanah

Secara sederhana, posisi ilmu tanah berada pada 2 konsentrasi keilmuan, yaitu termasuk dalam bidang ilmu kebumian (satu rumpun dengan Geologi & Geografi) dan bidang ilmu pertanian. Mata kuliah yang didapat juga terbagi pada dua konsentrasi tersebut. Sehingga seorang sarjana pertanian jurusan ilmu tanah cukup lengkap membekali dirinya dengan kedua konsentrasi tersebut. Maka bidang kerja yang dapat dimasuki juga bersifat lintas bidang, antara lain :1. Bidang Pertanian, meliputi : fisika-biologi-kimia kesuburan tanah, bioteknologi pupuk, pertanian perkotaan

1.      Bidang Geografi, meliputi : sistem informasi lahan (SIG), pengembangan wilayah, ilmu tanah regional
2.      Bidang Lingkungan, meliputi : ekologi, kualitas tanah, analisis tanah-air-tanaman, konservasi tanah-air
3.      Bidang Pertambangan, meliputi : reklamasi lahan tambang
4.      Bidang Geologi, meliputi : agrogeologi, mineralogi tanah
5.      Bidang Agrobisnis, meliputi : manajemen agrobisnis, kewirausahaan
6.      Bidang Keairan, meliputi : agrohidrologi, pengelolaan air, Daerah Aliran Sungai.
7.      Bidang Agraria, meliputi : ilmu ukur tanah dan kartografi, UU pertanahan.
Adapun kompentensi lulusan Jurusan Ilmu Tanah adalah mempunyai keahlian dalam manajemen sumberdaya lahan sbb.:
Evaluasi Sumberdaya Lahan : keahlian tentang proses pembentukan tanah, sifat dan karakter tanah, serta evaluasi lahan untuk pengembangan wilayah, untuk kepentingan pertanian maupun non pertanian.
Kesuburan Tanah : keahlian dalam bidang kesuburan tanah, hara tanaman, teknologi pupuk, dan pengembangan pertanian yang berwawasan lingkungan.
Konservasi Tanah dan Air : keahlian dalam bidang konservasi tanah dan air, lahan kritis, degradasi lahan dan reklamasi lahan bekas penambangan.
Metode pembelajaran di Jurusan ilmu tanah cukup lengkap karena mengkombinasikan pendidikan di dalam ruangan kuliah, praktek di laboratorium, praktek di kebun praktek, dan banyak melakukan pendidikan lapangan (fieldtrip) ke berbagai tempat yang relevan untuk dikaji, seperti : lahan pantai, lahan karst, lahan pegunungan, lahan gambut (rawa pening dan dieng), lahan kritis, dll. Sehingga mereka dituntut untuk selalu sigap pada berbagai kondisi dengan pola manajerial yang bermutu.
Hal ini terbukti dengan bidang pekerjaan para alumni Jurusan Ilmu Tanah yang tersebar di berbagai bidang, seperti : pemerintah daerah (Bappeda, dinas pertanian, dll), perusahaan pertambangan (Unocal, dll.), perkebunan (Sinar Mas, Astra Agro, dll.), wirausaha, perbankan, dll.

Kamis, 24 Januari 2013

jurusan Budidaya Pertanian Universitas Brawijaya

Jurusan Budidaya Pertanian

sampai tahun 1974, fakultas pertanian meiliki 2 jurusan yaitu Jurusan Teknik Pertanian dan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. pada tahun 1975 diadakan perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan dengan menerapkan sistem kredit semester. pada tahun itu pula pembagian jurusan disempurnakan dan disesuaikan denan tuntutan kebutuhan, sehingga dibuka 4 jurusan yaitu jurusan Agronomi, Sosial ekonomi Pertanian, Proteksi Tanaman, Ilmu Tanah. pada tahun 1978 kembaki terjadi siste perubahan pendidikan sarjana berbeban 144 sks, jurusan agronomi berganti nama menjadi jurusan Budidaya Pertanian.


Jurusan budidaya Pertanian mempelajari cara-cara peningkatan produksi tanaman melalui perbaikan teknik budidaya dan perbaikan tanaman. jurusan Budidaya Pertanian diasuh oleh 58 dosen dan merupakan jumlah terbesar di Fakultas Pertanian. sampai saat ini Jurusan Budidaya Pertanian mempunyai 3 program studi yaitu Agronomoi, Hortikultura, Pemuliaan tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian mempunyai 3 labolatorium dan 4 unit pelaksana teknis (UPT), yaitu Labolatorium Sumber Daya Lingkungan, Fisiologi Tumbuhan dan Pemuliaan Tanaman serta UPT Klimatologi, UPT Ekoloi Pertanian, UPT Gulma, UPT Lab. Setral dan Kultur Jaringan

Laboratorium Budidaya Pertanian

Sabtu, 12 Januari 2013

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

 LAB. FISIOLOGI TUMBUHAN

Labolatorium Fisiologi Tanaman (Plant Physiology) merupakan salah satu labolatorium yang bernaung dibawah jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. labolatorium ini dirancang untuk keperluan proses belajar mengajar baik perkuliahan maupun praktikum (S 1), khususnya yang mempelajari proses-proses


metabolisme dan fisiologis dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. dengan tuntutan perkembangan ilmu botani dan juga kebutuhan nutrisi suatu tanaman beserta analisis pertumbuhannya. dalam perkembangannya labolatorium ini juga banyak dimanfaatkan untuk penelitian baik dari mahasiswa S1 maupun pascasarjana (S2 & S3). labolatorium ini juga telah berhasil mengembangkan model simulasi komputer untuk estimasi potensi produksi yang kemudian diintegrasikan dengan teknologi pemetaan untuk pengembangan peta wilayah komoditi, labolatorium ini juga sedang dalam tahap penerapan pendekatan fisiologi dalam pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas unggul pada kedelai secara khusus. aspek lain yang dalam tahap awal pengembangan adalah-bioenergi (Ethanol) dari biomasa tanaman khususnya bagas (bagasse) tebu
-kenyamanan lingkungan hidup dengan penerapan aspek fisiologi tumbuhan
-kandungan metabolit sekunder tanaman yang bernilai ekonomis tinggi seperti kurkumin pada temulawak

Laboratorium Sumberdaya Lingkungan di Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya


Labolatorium Sumber Daya Lingkungan di jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya yang didirikan pada tahun 1997 dirancang untuk keperluan proses belajar mengajar. dalam perkembangan kemudian labolatorium Sumber Daya Lingkungan
sedang dalam tahap penerapan pendekatan prinsip-prinsip ekologi dalam budidaya tanaman untuk mencapai suatu teknologi budidaya tanaman yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable). aspek lain yang sedang dalam maupun tahap awal pengembangan ialah
-pertanian organik
-bioenergi khususnya dari umbi-umbian dan jarak
-pengelolaan dan pemanfaatan gulma
-pengkajian tentang lingkungan tercekam (khususnya air dan salinitas)
-perancangan, perencanaan & pengolahan lanskap
-pewilayahan komoditi berdasarkan iklim

Laboratorium Pemuliaan Tanaman jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brwawijaya

Labolatorium Pemuliaan Tanaman (Plant Breeding) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya


UPT labolatorium kultur jaringan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman

labolatorium pemuliaan tanaman merupakan labolatorium untuk kegiatan praktikum dan penelitian dalam bidang genetika pemuliaan tanaman dan teknologi benih serta sarana untuk kegiatan produksi benih-benih unggul. labolatorium ini dilengkapi dengan peralatan untuk kegiatan analisis perkecambahan, pengujian benih, identifikasi hama penyakit benih. sertifikasi benih dan penyimpanan benih.


labolatorium bioteknologi adalah labolatorium yang fokus pada evaluasi molekuler analisa DNA, RAPD, SSR dan spesific gen. kerjasama dilakukan dengan LIPI pada analisa udah galah dan ikan betok KEMENTAN berkaitan dengan analisa genetik kakao Somatic Embriogenesis, serta kerjasama dengan institusi lain.

labolatorium kultur jaringan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, berdiri sejak 1978 sampai sekarang telah banyak melakukan riset, pelatihan dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait sebagai upaya dalam pengembangan bioteknologi di bidang pertanian kultur jaringan merupakan bagian dari bioteknologi yang perlu dimanfaatkan untuk perbaikan perkonomian Indonesia

Tujuan Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat dalam Bentuk Teknologi dan Produk yang bertaraf Internasional

kegiatan:
Bidang Pertanian yaitu memberikan pelatihan kepada instasi pemerintah, instansi swasta dan mahasiswa yang ingin mendalami ketrapila kultur jaringan. pelayanan dalam bidang pembuatan labolatorium penelitian dan pengadaan bibit hasil kultur jaringan.

hasil yang telah dicapai:
UPT Labolatorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya telah menghasilkan beberapa teknologi, diantaranya :
  • kultur jaringan kopi
  • produksi bibit kentang G0-G2 melalui teknik kultur jaringan
  • kultur jarinan dengan gladiol
  • induksi Embriogenesis Mangga (Magnifera indica) secara in vitro. produksi bibit jahe (Zingeber officinale Rose.) dan kunyit Putih elalui kultur jaringan
  • somatik embriogenesis pada tanaman pisang kepok (Musa paradisiaca L)
  • kultur kalus dan pembentukan plantlet Tebu (Saccarum officinarum L)
  • kultur jaringan pada gerbera. teknik perbayakan tanaman puie
  • radiasi sinar gamma dan colchicin pada tanaman anggrek phalaenopsis
  • kultur embrio kelapa kopyor (Cocos nudfera L) dan kelapa biasa
  • cryopreserfation pisang
  • kultur jaringan kesemek untuk bibit
  • kultur jaringan strawberry untuk bibit

    jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

    Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman


          Jurusan HPT merupakan salah satu jurusan yang kedudukannya dalam lingkup Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. pada tahun1978 di Jurusan Hama & Penyakit Tumbuhan (HPT) dimulai pendidikan strata 1 dengan menggunakan sistem SKS yang dapat ditempuh selama 4 tahun. Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman (IHPT) adalah satu-satunya Program Studi yang ada di Jurusan HPT hingga saat ini. PS HPT terakreditasi A dan merupakan salah satu program studi yang keberadaannya memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan pertanian di Indonesia melalui program-programnya yang diimplemetasikan di masyarakat Bidang Kekhususan (Bidang Kajian Utama) jurusan HPT antara lain :

    1. Ilmu Hama Tanaman (Entomologi, Nematologi, dan Acaralogi)
    2. Ilmu Penyakit Tanaman (Bakteriologi, Mikologi, Virologi)
    bidanh kajian lainnya yaitu bioteknologi dan penyakit toksikologi pestisida, dan pengendalian hama terpadu


          Salah satu tujuan jurusan HPT adalah menghasilkan sarjana pertanian yang memiliki pengetahuan komperhensif dibidang pertanian. oleh karena itu, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dijurusan HPT tidak lepas dari bidang keilmuan lainnya. dukungan dalam bentuk staf akademik dan sarana pendukung dari dari jurusan lain dalam lingkup Fakultas Pertanian seperti jurusan Sosial Ekonomi, Ilmu Tanah, dan Budidaya  Pertanian, PS lain yang dikelola oleh Fakultas dilingkungan Universitas seperti FMIPA, serta MIKDU telah dilaksanakan di jurusan HPT.

             Dalam rangka penyelengaraan program pendidikan, jurusan HPT telah melaksanaan kerjasama dengan beberapa lembaga komersial (industri pestisida dan perkebunan) lembaga penelitian (Balitkabi, Balittas, Balibio, Balitro, Batan, Balitpa dll) dan instasi lain (BPTPH, BPTP, BTP, BBIP, BKT dll). kerjasama tersebut berupa penyadiaan sarana dan atau sebagai tempat pelaksanaan penelitian skripsi, praktek kerja lapang (PKL). studi lapangan (Stula), dan magang kerja. kelancaran penyelengaraan program pendidikan di jurusan HPT sangat dibantu oleh kerjasama tersebut, bahkan tidak jarang menjadi sarana dan pembuka cakrawala bagi alumni untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya. demikian pula bagi lembaga dan instansi yang terlibat mendapatkan manfaat dengan adanya transfer ilmu pengetahuan dan teknologi inovatif.

            Seluruh staff akademik jurusan HPT aktif dalam berbagai organisasi profesi (PEI, PFI, PERMI, HPTI, PERNEMI, PBI, PBPI, HIGI, Konsorsium Bioteknologi) sebagai pengurus maupun anggota biasa, organisasi profesi tersebut bermanfaat dalam proses penyebaran dan penyerapan informasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa  maupun staf akademik, dalam bentuk seminar, lokakarya, dan symposium baik ditingkat regional, nasional dan internasional

          Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dan masalah kesehatan baik ditingkat nasional maupun tingkat global, merupakan tantangan bagi jurusan HPT untuk menghasilkan lulusan yang mampu menghasilkan produk pertanian yang aman dan tetap menjaga kelestarian lingkungan. pengambangan produk pertanian yang sehat dan aman  tidak berhasil bila tidak melibatkan aspek perlindungan tanaman. jurusan HPT yang sejak lama berkomitmen dengan permasalahan ini sangat dibutuhkan perannya dalam meningkatkan standar kehidupan sosial, kesehatan dan lingkungan dengan pengembangan ilmu dan teknologi konservasi lingkungan lingkungan dan keanekaragaman hayati melalui program Perlindungan Tanaman Terpadu (PTT)

              Jurusan HPT menitikberatkan pada isu pengelolaan hama terpadu dan memusatkan perhatiannya pada konservasi lingkungan, manajemen sumberdaya hayati dalam rangka untuk memelihara keseimbangan agroekosistem. hal ini perlu dikembangkan mengingat sebagai negara tropis Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi yang sangat tinggi. sayangnya, perubahan lingkungan dan adanya intervensi manusia seperti penggunaan pestisida yang kurnag bijaksana oleh petani dapat merusak keanekaragaman hayati dan stabilitas ekosistem, dan dengan mudah bermuara pada terjadinya ledakan hama dan penyakit tanaman. oleh karena itu suatu usaha khusus harus dilakukan untuk  konservasi keanekaragaman hayati dan sumber genetik di bidang pertanian. jurusan HPT menghasilakan inovasi pengetahuan dalam konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati melalui program pengelolaan hama terpadu. pengembangan pengetahuan seperti Ekologi, Toksikologi, pengendalian hayati dan pengelolaan habitat, dan PHT merupakan hal yang sangat penting dilakukan.

            Persaingan di pasar kerja yang dihadapi lulusan jurusan HPT sekarang ini cukup berat mengingat jurusan HPT Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya masih dianggap PTN yang belum terkemuka di Indonesia oleh para pengguna. dilain pihak angka pengangguran nasional ditengarai makin meningkat. oleh karena itu hal ini harus diantisipasi dengan peningkatan kompetensi mahasiswa tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga dalam hal membuka lapangan pekerjaan. untuk itu jurusan HPT perlu peningkatan pelatihan kewirausahaan dan studi  lapangan di bidang pertanian, industri dan institusi penelitian. kerjasama dengan institusi lain seperti perusahaan pestisida, agribisnis, balai karantina, balai-balai penelitian dan perusahaan perkebunan juga mendorong peluang bagi mahasiswa selain mendapatkan topik penelitian sekaligus tempat bekerja setelah mereka lulus.

             Untuk memenuhi kebutuhan kualitas lulusan jurusan HPT maka diperlukan serangkaian kegiatan yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar dan transfer iptek, antara lain evaluasi kurikulum, perbaikan proses belajar mengajar, komunikasi ilmiah dan studi lapangan yang terarah dan terprogram

    jurusan Ilmu Tanah fakultas pertanian di Universitas Brawijaya

    Jurusan Tanah

    jurusan tanah merupakan salah satu dari 4 jurusan yang ada di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB). berdiri sejak tahun 1974 dan secara resmi ditetapkan oleh Dirjen DIKTI pada tanggal 24 september 1984. cikal bakal jurusan tanah adalah Departemen Tanah dan Pemupukan yang ditetapkan bersamaan dengan dimekarkanya Departemen di Fakultas Pertanian UB menjadi dua departemen yaitu Sosial Ekonomi Pertanian dan Teknik Pertanian menjadi empat yaitu Tanah dan Pemupukan, Agronomi, Proteksi Tanaman dan Sosial Ekonomi Pertanian dengan SK Dekan Fakultas Pertanian. saat ini Jurusan Tanah hanya mempunyai satu Program Studi yaitu Program Studi Ilmu Tanah (PSIT). PSIT merupakan PS langka, karena dari 28 Fakultas Pertanian Perguruan Tinggi se Indonesia  hanya ada 18 PSIT, sedang dari 179 FP Perguruan Tinggi Swasta se indonesia hanya tercatat 9 PSIT (di Indonesia hanya 27). hingga saat ini telah mantap dan terus berkembang.

    sejak didirikan hampir 30 tahun yang lalu, sampai dengan akhir semester genap 2002/2003 PSIT FP UB telah menghasilkan 600 lulusan yang telah mengisi lapangan kerja baik disektor pertanian maupun penunjangnya.
    jumlah mahasiswa yang diterima di PSIT cukup bervariasi. sebelum kurikulum 1994 diberlakukan jumlah mahasiswa yang diterima antara 20-30 mahasiswa. pada saat itu mahasiswa masuk PSIT pada semester V setelah melalui seleksi terlebih dahulu. sejak kurikulum nasional dilakukan pada tahun pertama (angkatan pertama) diterima 20 orang kemudian ditingkatkan menjadi 40 orang. daya tampung PSIT sejak 1998/1999 telah ditentukan oleh DIKTI sejumlah 80 orang dengan perincian 65 orang melalui UMPTN dan 15 melalui PSB. mulai tahun ajaran 2003/2004 hanya menerima sekitar 60 mahasiswa.
    Jurusan Tanah FP UB saat ini telah memiliki dosen yang sangat memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. proses belajar mengajar dilengkapi denan Fasilitas yang cukup memadai LCD, komputer, AC untuk kuliah, praktek, penelitian, dan perpustakaan. kerjasama dalam bidang pengambangan pendidikan dan penelitian dilakukan dengan berbagai instansi/lembaga baik tingkat nasional, regional, maupun internasional yang hingga saat ini masih terus berlangsung (NUFFIC, IAEA, ACIAR, ICRAF, EU, SEANAFE).

    Program Studi Ilmu Tanah telah diakreditasi oleh BAN dengan nilai A**** (A bintang 4) dan mendapat penghargaan sebagai program studi pembina PS sejenis (1993). mulai tahun 2004 PSIT mendapat dana kompetitif dari program SP$ (pendanaan selama 2 tahun) dan program hibah kompetisi (pendanaan selama 3 tahun) dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi untuk memperbaiki proses belajar mengajar program dalam rangka peningkatan kualitas lulusan.

    PSIT FP UB dirancang untuk menghasilkan sarjana pertanian yang mempunyai tambahaan keahlian ilmu tanah, sehingga nantinya mampu memahami permasalahan serta mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan baik untuk kegunaan pertanian maupun non pertanian pada berbagai penekanan (a.l pendidikan, penelitian, perencanaan, pelaksanaan lapangan, konsultan, perbankan, dan wirausaha).

    disamping ilu pertanian secara lengkap, dalam PSIT akan dipelajari secara mendalam berbagai ilmu khusus, yaitu :

    • Kimia Tanah : keetersediaan unsur dalam tanah, rekomendasi pemupukan, evaluasi kesuburan tanah, pencemaran lingkungan, transport dan serapan unsur hara.
    • Fisika Tanah : pengelolaan tanah, irigasi, dan drainase, hidrologi, pengelolaan tanah dan air, konvervasi lingkungan, sumberdaya air, neraca air, kajian daerah aliran sungai, evaluasi sifat fisik tanah.
    • Biologi Tanah : biologi tanah, dekomposisi bahan organik, biodiversitas dan ekosistem.
    • Pedologi, Penginderaan jauh dan Pemetaan : mineralogi dan geologi, survei tanah dan evaluasi lahan, sistem informasi geografi dan perencanaan pengunaan lahan/ pengembangan wilayah.
    program pendidikan berupa pendidikan sarjana Strata 1 yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar menurut suatu keahlian akademik dalam bidang pertanian pada umumnya dan secara khusus mendalami ilmu-ilmu tanah. program strata 1 ini dapat diselesaikan dalam waktu 4 sampai 7 tahun. sistem pendidikan yang digunakan adalah SKS (sistem kredit nilai) suatu penyelengaraan pendidikan dimana beban beban studi mahasiswa, kerja dosen dan beban penyelengaraan program lembaga pendidikan dinyatakan dalm satuan kredit semester.
    untuk menyelesaikan program pendidikan di PSIT mahasiswa paling sedikit harus menempuh 144 sks, dengan 118 sks mata kuliah dan paling sedikit 26 sks mata kuliah pilihan.

    Label