Tampilkan postingan dengan label Artikel Kehutanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Kehutanan. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Juli 2013

SEPUTAR TANAMAN SENGON


SEPUTAR TANAMAN SENGON

Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, Sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :
Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui(Tidore)

Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V.

Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.

Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.

Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.

Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.

Budidaya Pohon Sengon

Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.

Senin, 06 Mei 2013

MENCOBA PENANAMAN MERANTI DIANTARA SAWIT

MENCOBA PENANAMAN MERANTI DIANTARA SAWIT
Kondisi hutan saat ini sudah jauh berbeda, hutan tidak dapat lagi dijadikan andalan sebagai penghasil devisa Negara, bahkan pemenuhan kayu untuk kepentingan masyarakatpun saat ini terasa mulai sulit.

Tanaman kelapa sawit terbukti cukup baik kontribusinya dalam peningkatan perekonomian masyarakat, sehingga kelapa sawit merupakan tanaman primadona bagi masyarakat tani.
Kabupaten Agam mempunyai potensi sawit yang cukup besar. Berikut dipaparkan teknis kombinasi sawit dan meranti yang disari dari materi pelatihan kehutanan. 

KEUNTUNGAN PENANAMAN MERANTI DIANTARA SAWIT

Beeberapa keuntungan penamanan meranti di antara sawit sebagai berikut :

  • Biaya pengawasan dan pemeliharaan tanaman meranti lebih efisien karena sudah tertutup oleh manajemen sawit.
  • Fungsi konservasi hutan dan lingkungan tidak hanya dilakukan didalam kawasan hutan tetapi juga diareal perkebunan sawit.
  • Tanaman Meranti ternyata dapat bersinergi dengan tanaman sawit dan saling mendukung dari fungsi pelestarian dan produksi.
  • Pemupukan yang dilakukan terhadap sawit membuat pertumbuhan meranti dibawah sawit sangat baik.
  • Fungsi hutan bertambah karena termasuk wilayah intercropping antara meranti dan sawit.
  • Kekurangan kebutuhan kayu dapat dipenuhi dari hasil kayu meranti yang ditanam diantara kebun sawit.
  • Optimalisasi penggunaan lahan perkebunan menjadi semakin tinggi.
  • Sebagai penangkal isu lingkungan bagi negara produsen sawit agar lebih mengedepankan kelestarian lingkungan dalam produksi.

POLA PENANAMAN
Penanaman meranti dibawah tegakan sawit idealnya dilakukan pada kebun sawit berumur mulai 5 tahun, tajuk sawit sudah bertemu, tanaman meranti ditanam pada diagonal tanaman sawit ( matalima) dengan cara membuat piringan tanaman dan lubang tanaman sesuai standar bibit yang akan ditanam dengan jarak tanam 9 x 9 M dan didapat sebanyak 110 batang / Ha.
Sementara pemeliharaan tanaman sudah lebih mudah karena sudah terintegrasi dengan pemeliharaan sawit, untuk pemanfaatan pelepah sawit dapat ijadikan mulsa bagi tanaman meranti. 

NILAI EKONOMI TEGAKAN MERANTI.
Berdasarkan hasil penelitian Prof. Suhardi (Fahutan UGM) di PT.Lonsum Sumatera utara, pertumbuhan rata2 diameter meranti yang ditanam diantara kelapa sawit 2 sampai 4 cm per tahun. 
Sementara pertumbuhan meranti dihutan alam berkisar antara 1 hingga 3 cm per tahun, dengan asumsi pertubuhan diameter 3 cm per tahun, maka pada umur 20 tahun akan didapat diameter rata2 60 cm, dengan asumsi panjang batang 20 M, maka akan didapat volume tegakan sebesar 22/7 x 302 cm x 20 M = 3,92 M3 /btg. 
Jika 1 Ha kebun sawit ditanam 110 batang meranti, maka akan didapat volume kayu meranti sebesar 110x3,92 M3 = 431,2 M3 kayu/Ha, jika diasumsikan harga 1 M3 kayu log pada saat panen sebesar Rp. 950.000,- maka didapat nilai tegakan meranti didalam kebun sawit sebesar 431,2 M3 kayu/Ha x Rp. 950.000,- = Rp. 409.640.000,-


PENUTUP
Mari kita cermati bersama , apa yang mungkin kita lakukan terhadap kondisi alam yang sudah cukup memprihatinkan seperti saat ini Penanaman meranti diantara tanaman kelapa sawit merupakan salah satu pilihan untuk memperlakukan alam secara bijak.
(Disari dari :Materi Diklat Penyegaran Penyuluh Kehutanan BDK Pekan Baru)

Label