Budidaya Penggemukan Ternak Sapi Potong - 4.4 out of
5
based on
18 votes
Produksi daging sapi nasional saat ini
masih jauh dari angka konsumsi, sebagian masih mengandalkan import dari
luar negeri. Mulai Desember 2012, pemerintah memperketat import sapi
guna medukung produksi sapi dalam negeri agar bisa memenuhi konsumsi
daging sapi nasional. Budidaya penggemukan ternak sapi potong
mayoritas masih menggunakan pola tradisional dan skala usaha sampingan.
Hal ini dikarenakan besarnya investasi bila di jalankan secara besar
dan modern, dalam skala usaha kecil pun Budidaya penggemukan ternak sapi
potong akan memperoleh keuntungan yang baik bila di jalankan dengan
prinsip budidaya modern. Dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan
Kesehatan) akan membantu budidaya penggemukan ternak sapi potong baik
untuk skala usaha besar maupun kecil.
I. Penggemukan Sapi Potong
Penggemukan sapi potong yaitu memelihara
sapi dewasa dalam keadaan kurus guna ditingkatkan berat badannya
melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :
1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Ada beberapa jenis sapi yang dipakai sebagai bakalan dalam budidaya penggemukan ternak sapi potong di Indonesia adalah :
A. Sapi Bali.
Ciri sapi bali berwarna merah dengan
warna putih pada kaki dari lutut hingga ke bawah dan juga pada pantat,
punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi bali
bisa beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.
B. Sapi Ongole.
Ciri sapi ongole berwarna putih dengan
warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dengan
daya adaptasinya baik. Jenis sapi ongole sudah disilangkan dengan sapi
Madura, keturunannya di namakan Peranakan Ongole (PO) ciri Peranakan
Ongole (PO) sama dengan sapi Ongole namun kemampuan produksinya lebih
rendah.
C. Sapi Brahman.
Sapi brahman
memiliki ciri berwarna coklat sampai coklat tua, dengan warna putih
pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat hingga menjadi primadona
sapi potong di Indonesia.
D. Sapi Madura.
Sapi madura memiliki ciri berpunuk,
berwarna kuning sampai merah bata, sering terdapat warna putih di
moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini memiliki daya pertambahan
berat badan rendah.
E. Sapi Limousin.
Sapi limousin memiliki ciri berwarna
hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih
di moncong kepala, tubuh berukuran besar dan memiliki tingkat produksi
yang baik
2. Pemilihan Sapi Bakalan.
Sapi bakalan adalah faktor yang penting,
sebab amat menentukan hasil akhir usaha penggemukan sapi potong.
Pemilihan sapi bakalan membutuhkan ketelitian, kejelian serta
pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah sebagai berikut :
- - Berumur di atas 2,5 tahun.
- - Jenis kelamin jantan.
- - Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
- - Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
- - Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- - Kotoran normal
II. Cara Memelihara Sapi Potong
1. Kandang Sapi Potong.
Pada umumnya kandang sapi potong
mempunyai dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Dalam kandang individu,
setiap sapi potong menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 m X 1,5 m.
Tipe ini bisa memacu pertumbuhan lebih pesat, sebab tidak terjadi
kompetisi dalam memperoleh pakan serta mempunyai ruang gerak terbatas,
hingga energi yang didapat dari pakan dipakai untuk hidup pokok serta
produksi daging tidak hilang yang disebabkan banyak bergerak.
Dalam kandang kelompok, sapi bakalan
dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang besar.
Satu ekor sapi potong membutuhkan tempat yang lebih luas dibanding
kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini sering terjadi perebutan
dalam memperoleh pakan hingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat
tumbuh dibanding sapi yang lemah, sebab lebih banyak memperoleh pakan.
2. Pakan Sapi Potong.
Berdasarkan pada kondisi fisioloigis dan
sistem pencernaannya, sapi digolongkan sebagai hewan ruminansia, sebab
pencernaannya melalui tiga tahap, yakni tahap mekanis dalam mulut dengan
bantuan air ludah (saliva), tahap fermentatif dalam rumen dengan
bantuan mikrobia rumen dan tahap enzimatis sesudah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan metode
penggemukan sapi potong dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja,
kurang memberikan hasil yang optimal serta memerlukan waktu yang lama.
Salah satu cara mempercepat penggemukan sapi potong adalah dengan
mengkombinasikan pakan antara pakan hijauan dengan pakan konsentrat.
Pakan konsentrat yang dipakai dapat berupa ampas bir, ampas tahu, ampas
tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan.
Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu guna memberi pakan mikrobia
rumen, hingga saat pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen sudah siap
dengan aktif mencerna pakan hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat
kering) setiap ekor sapi potong adalah 2,5% berat badannya. Pakan
hijauan yang dipakai adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang
alang serta rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah
sedangkan rumput gajah dan setaria kolonjono sebagai pakan hijauan
berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan sapi tersebut
berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar
serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat
kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang
sukar larut oleh enzim pencernaan. Guna menambah kualitas pakan sapi
potong dapat di berikan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC
NASA, dan HORMONIK. Suplemen khusus ternak ini memakai teknologi asam
amino yang dibuat dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan
meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, seperti :
- Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K, Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
- Asam asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
- Vitamin lengkap yang berfungsi guna kelangsungan proses fisiologis tubuh yang normal serta meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
- Asam asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.
POC NASA mengandung berbagai mineral
penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan
lain-lain dan juga memiliki protein dan lemak nabati hingga mampu
meningkatkan pertumbuhan sapi, ketahanan tubuh, mengurangi kadar
kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.
HORMONIK berfungsi membantu memacu serta meningkatkan bobot ternak sapi.
Cara Praktis Aplikasi suplemen khusus ternak
- Larutkan 1 botol VITERNA Plus (500cc) dan POC NASA (500 cc) dalam 1 wadah khusus. Aduk hingga rata setelah itu tambahkan dalam larutan tersebut 20 cc atau 2 tutup HORMONIK. Kemudian aduk kembali hingga rata.
- Berikan kepada ternak sapi dengan dosis 10 cc/ekor dengan interval 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan cara dicampurkan dalam pakan konsentrat atau air minum.
3. Pengendalian Penyakit.
Untuk mengendalikan penyakit, faktor
utama yang dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan,
sebab penggunaan obat akan menambah biaya produksi serta tidak menjamin
keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang bisa
dilakukan guna menjaga kesehatan sapi adalah :
A. Manfaatkan Kandang Karantina.
Sapi bakalan yang baru hendaknya
dikarantina dalam satu kandang terpisah, karantina bertujuan guna
memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang belum diketahui ketika
proses pembelian. Selain itu juga untuk adaptasi sapi pada lingkungan
yang baru. Ketika sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing sebab
berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi
rakyat) mengalami cacingan. Penyakit cacing memang tidak mematikan,
namun akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan saat digemukkan.
Lamanya mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan
pada sapi yang sakit baru dikeluarkan sesudah sapi sehat. Kandang
karantina selain untuk sapi baru juga di pakai guna memisahkan sapi lama
yang terkena penyakit supaya tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
B. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya.
Sapi yang digemukkan secara intensif
akan menghasilkan kotoran yang banyak sebab memperoleh pakan yang
mencukupi, hingga pembuangan kotoran mesti dilakukan setiap saat bila
kandang sudah mulai kotor supaya mencegah berkembangnya bakteri serta
virus penyebab penyakit.
C. Vaksinasi untuk sapi bakalan baru.
Pemberian vaksin cukup dilakukan pada
saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan
adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis penyakit yang bisa menyerang
sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung
(Bloat) dan lain-lain.
III. Produksi Daging.
Produksi daging di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Pakan.
Pakan sapi potong yang berkualitas dan
dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas
daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan
terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian
suplemen khusus ternak memberikan berbagai nutrisi yang di perlukan
ternak hingga sapi potong akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
2. Faktor Genetik.
Ternak sapi potong dengan kualitas
genetik yang baik akan tumbuh dengan baik dan cepat pula hingga produksi
daging menjadi lebih tinggi.
3. Jenis Kelamin.
Ternak sapi potong jantan tumbuh lebih
cepat dibanding ternak sapi potong betina, hingga dalam umur yang sama
ternak jantan sudah memiliki tubuh dan daging yang lebih besar.
4. Manajemen.
Cara memelihara sapi potong dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa budidaya penggemukan menjadi lebih singkat.
Budidaya Penggemukan Ternak Sapi Potong
bisa di lakukan oleh siapa saja, baik sekala kecil maupun modern.
Perlakuan yang baik dan tepat dapat menghasilkan daging lebih banyak dan
berkualitas.
Sumber:" http://www.ukmkecil.com/budidaya-ternak/budidaya-penggemukan-ternak-sapi-potong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar