Sumber Gambar: Foto Saeful Hodijah |
BISNIS BUDIDAYA CABE YANG BISA PANEN SETIAP MUSIM
Beberapa saat belakangan ini cabe menjadi salah satu komoditas termahal
samapai –sampai melebihi harga daging Sapi. Hal ini disebabkan cuaca
yang tidak menentu sehingga banyak kegagalan tanam cabe di mana – mana,
Harga Cabe mahal ini yang meninkmati keuntungan bukannya petani Cabe
tradisional, tapi petani cabe yang sudah propesional diantaranya memakai
Grenn hose sederhana (rangka bambu atap plasti P.E.) yang intensif.
Meskipun biaya produksi tinggi namun bisa diimbangi dengan harga jual
yang tinggi pula.
Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya Cabe
ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya
untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar
ekspor. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para
petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir
pantai. Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan
berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya.
Di Bogor sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe
keriting, cabe besar, dan cabe rawit. Sebab menyesuaikan permintaan
konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap
masakan.
Petani Cabe yang berhasil sampai beberapa kali panen walau cuaca tidak
menentu ini dengan cara tanam Cabe dalam Grenn hose yang sederhana.
Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura.
Untuk memenuhi kebutuhan Cabe yang kontinyu maka di perlukan pengembangan teknologi Agribisnis Cabe yang bisa panen setiap saat.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan
dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara
lain sebagai berikut :
1. Pemilihan
lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari
matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki
kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak
mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Modifikasi
Teknologi agar cabe bisa panen setiap saat, yaitu dengan menggunakan
grenn house sederhana (seperti terlihat pada gambar) Hal ini untuk
mengantisipasi ketersediaan cabe , dimana pada musim penghujan dan cuaca
mendung , Cabe yang dibudidayakan di kebun terbuka bisanya mengalami
kegagalan. Karena terlalu banyak hujang bunga bisa rontok, cuaca mendung
cabe tidak bisa mengadakan asimilasi (pembentukan zat makanan bagi
tubuh cabe)
3. Pilihlah
jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak
terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar
tidak merugi.
4. Yang
terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan
pestisida organik cair yang ramah lingkungan dengan dosis 2 – 5 cc/liter
ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan
patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk
organik cair setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling
dengan pemberian pestisida organik.
Jika perawatan maksimal diberikan selama proses budidaya cabe
berlangsung, maka peluang sukses meraup untung dari bisnis cabe dapat
kita nikmati.
untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan
(susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif
aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya
tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan
pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi
yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase
pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun
yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal
merah, atau Growmore Kalsium.
Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50
hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, TSP, Kcl, (1 : 1
: 2) yang di cair kan dulu dalam drum campur dengan pupuk kandang, E
M-4, molase. dilarutkan dan diproses selama minimal 3 hari, baru di
aplikasikan dengan consentrasi 2 – 5 cc/ lt air.
Ada hal yang harus dilaksanakan antara lainnya yaitu:
1. Pemasangan
ajir (turus). Cabai umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang
pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang
ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan
tebalnya + 2 cm.
2. Pengairan
(Penyiraman) Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih
menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman
perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau.
Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya
dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali.
3. Perempelan
Cabai umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun.
Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara
optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas
samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai berumur
antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat
dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan.
Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan
tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.
4. Pemupukan yang tepat waktu dan dosis , terutama penggunaan nutrisi buatan sendiri ( pupuk organik cair)
5. Pengawasan
kebun dilaksanakan minimal tiga hari sekali harus di periksa semua
keadaan kebun, agar gejala serangan hama penyakit atau yang lainnya
bisa sesegera mungkin dapat ketahuan
Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela
percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan
perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan
tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif
menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai yang sudah berumur 75 -
80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun
tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang
terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif
lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit.
Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan
cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru
berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan
produksinya menurun. Selamat mencoba
Sumber:http://cybex.deptan.go.id/lokalita/bisnis-budidaya-cabe-yang-bisa-panen-setiap-musim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar