Sabtu, 02 Agustus 2014

Emperen Ruko Bukan Halangan Hasilkan Rp 100 Ribu/Malam

13193584891740483177Lokasi strategis, ruangan yang luas, dan modal yang besar, ternyata bukan syarat mutlak untuk berhasilnya sebuah usaha. Emperan toko bahkan dari kaki lima, seorang yang gigih akan berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini dibuktikan oleh Efendi (26), pemuda tamatan SD Lameulo Pidie yang mampu meraup pendapatan bersih rata-rata Rp.100 ribu dari omzet penjualan bandrek antara Rp. 200 ribu sampai Rp.300 ribu per malamnya.
Kepada Kompasiana, Sabtu (22/10), Efendi mengaku sudah merantau ke Takengon sejak tahun 2001. Selama di Takengon, usahanya hanya mengelola gerobak bandrek yang berlokasi di emperan Toko Mas Mulia Indah Jalan Pasar Inpres III Takengon. Gerobak bandreknya mulai buka sejak pukul 17.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB setiap hari. Efendi yang disapa oleh teman-temannya dengan panggilan Pen itu, mengelola usaha bandrek tersebut secara mandiri tanpa dibantu tenaga kerja lain.
Disamping menyediakan minuman bandrek, di gerobak pemuda hitam manis itu juga tersedia aneka jamu, telor setengah matang, mi instan dan roti selei. Dari hasil usaha kecil ini, pemuda yang mudah senyum itu mampu mengumpulkan uang untuk mahar menikahi seorang beberu Gayo asal Daling Bebesen, Tri Handayani, mahasiswi semester akhir STAI Gajah Putih Takengon. “Isteri saya sedang menyusun skripsi,” ungkap Efendi.
Menyangkut dengan perbedaan selera makanan, Efendi mengaku mulai mencoba menyesuaikan lidahnya dengan masakan masam jing (masakan asli Gayo). Saat ini, tambah Efendi,  dia bersama isterinya masih tinggal di rumah mertuanya, Kampung Daling Kecamatan Bebesen. Dia juga mengakui sedang mengajarkan isterinya tentang resep-resep masakan Aceh. “Sudah beberapa kali kami pulang ke Lameulo (kampungnya Efendi-red) mengunjungi orang tua, sekaligus belajar masakan Aceh” tambah Efendi sambil meletakkan segelas bandrek panas di meja Kompasiana.
Profil Efendi yang peramah dan murah senyum itu mengesankan wajah optimis. Dia begitu cekatan menyediakan pesanan para pelanggan sambil menyuci sendiri gelas dan piring kotor. Harapannya, satu saat dia bisa membuka warung atau rumah makan yang lebih luas dengan menu masakan Gayo dan masakan Aceh. “Moga isteri saya segera dapat memasak menggunakan resep masakan Aceh, barangkali ada yang bersedia membantu modal usaha, alhamdulillah,” harapnya sambil tertawa.
Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/10/23/emperen-ruko-bukan-halangan-hasilkan-rp-100-ribumalam-405946.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label