Jumat, 22 Agustus 2014

Banyak guru di Dairi tanam kopi Warta

WASPADA ONLINE

SIDIKALANG - Banyak guru di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, saat ini sedang giat-giatnya membudidayakan kopi untuk menambah pendapatan untuk memenuhi keperluan anak yang masih sekolah.

Salah seorang Guru Sekolah Dasar Desa Sitinjo, Hardina boru Sitanggang (52) di Sidikalang, mengatakan, dengan bertanam kopi sebagai usaha tambahan ini, dirinya mampu menyekolahkan lima orang anaknya.

Dari lima orang anaknya itu, menurut dia, tiga orang telah selesai menamatkan kuliah di perguruan tinggi, yakni di Universitas Pajajaran Bandung, Universitas Negeri Medan, Akademi Keperawatan dan dua orang lagi baru selesai seleksi mahasiswa baru dan masuk SMA.

"Jadi, dari hasil bertanam kopi ini, saya mampu membiayai keperluan anak-anak yang bersekolah hingga menjadikan mereka sarjana.Ini tidak lain dari hasil bertanam kopi tersebut," kata boru Sitanggang, hari ini.

Dia mengatakan, meski dirinya bertanam kopi, namun tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.Dia tetap aktif dalam melaksanakan tugas sebagai guru "pahlawan tanpa jasa" itu.

Karena, jelasnya, tanaman kopi yang dikelolanya itu bukan berada di daerah perkebunan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.Namun kebun kopinya itu hanya berada di samping rumahnya lebih kurang seluas 30 meter.

"Jadi,setiap saat tanaman kopi tersebut bisa dipantau perkembangannya. Bertanam kopi itu sudah lama dilakukannya. Sebelumnya, lokasi tanaman kopi adalah lahan kosong, dan sekarang ini telah dimanfaatkan," ujar guru yang telah mengabdi selama 26 tahun itu.

Dia menambahkan, dari hasil tanaman kopi itu dalam setiap kali panen mampu mengumpulkan 40 hingga 50 kaleng biji kopi.Dan harga biji kopi tersebut mencapai Rp23.000 per liter.

Bahkan, jelasnya, panen kopi tersebut biasanya dua kali dalam setahun, yakni bulan April dan Oktober."Tanaman kopi yang dikelolanya itu, jenis kopi robusta dan kopi ateng (memiliki pohon kerdil," ucap dia. Lebih lanjut boru Sitanggang mengatakan, dirinya bersyukur mampu mendidik dan dan membiayai anaknya sekolah hingga ke perguruan tinggi, padahal dia hanya seorang guru biasa.

"Ini tidak lain, karena perjuangan dan kerja kerasnya menanam kopi di samping rumah.Kalau hanya mengharapkan pendapatan atau gaji yang diperoleh dari guru berapalah," ujarnya.

Ketika ditanyakan apa kegiatannya nanti setelah pensiunan dari guru, boru Sitanggang mengatakan, akan tetap mengembangkan tanaman kopi ini, karena usaha ini jelas menjanjikan bagi masa depan.Dan dari hasil bertanam kopi ini pulalah bisa memiliki rumah dan menyekolahkan anak-anak.

"Bertanam kopi ini sudah menjadi tekad saya sejak dari dulunya.Kegiatan ini juga sulit dilupakannya," katanya. Data yang diperoleh dari catatan BPS Kabupaten Dairi mengenai perkebunan kopi, yakni kopi jenis arabika dengan luas areal mencapai 10.339 hektare dan produksi 10.733.20 ton.

Tanaman kopi jenis arabika ini banyak terdapat di Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Parbuluan, Sumbul, Silima, Pungga-pungga, Lae Parira, Siempat Nempu, dan Kecamatan Pegagan Hilir.
Sumber: http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=252168:banyak-guru-di-dairi-tanam-kopi&catid=15:sumut&Itemid=28  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label