Senin, 18 Agustus 2014

cacing menguntungkan

Beruntung sekali Peserta Pelatihan Lele Angkatan 13 ini, berniat ikut pelatihan lele, tetapi dapat juga materi lainnya, yaitu budidaya cacing tanah dan Azolla. Kedua materi ini sangat penting dalam mendukung bisnis lele, karena sangat berguna untuk menurunkan biaya produksi. Bukan dari saya sebagai pemateri, tetapi dari peserta lain, Endang dari Cileunsi Bogor dan Riyan dari Ciamis. Justru, saya sedang memperdalamnya. Tanpa pikir lagi, keduanya diminta untuk mempresentasikan kemahirannya. Bersedia ? Tentu saja, karena dapat menyumbangkan ilmu kepada orang lain, katanya.
Gampang, budidaya cacing itu gampang, kata Endang, sambil mengisap sebatang rokok kretek, lalu duduk di tepi teras saung. Sementara itu peserta yang lain memperhatikannya. Menurutnya, kultur cacing itu harus di tempat teduh, misalnya di bawah pohon atau saung yang sengaja dibuat khusus. Wadahnya cukup kotak bekas sabun atau telur. Bahan untuk kuluturnya nya juga mudah didapat sekitar kita, yaitu sekam, jerami dan kulit pohon pisang. Sedangkan induk cacing bisa diperoleh dari tempat sampah. Satu kotak bisa menghasilkan 2 kg cacing. jika kita setiap hari bisa memproduksinya, berarti kita sudah bisa menghemat pakan sebanyak itu. Kulturnya juga mudah, namun terlalu panjang untuk diungkapkan dalam artikel ini.
Seperti kata Endang, Riyan, pria bertubuh gemuk juga mengatakan hal yang sama, bahwa kultur Azolla juga sangat mudah. Menurut Riyan, tanaman yang air bernama Indonesia mata kucing ini sangat penting dalam bisnis lele, karena tanaman air ini mengandung protein yang cukup tinggi. Azolla bisa langsung diberikan untuk lele, terutama benih yang berukuran besar, mulai ukuran 5 cm hingga konsumsi. Kultur Azolla sangat mudah. Wadahnya dapat berupa kolam terpal, bak tembok atau kolam tanah. Untuk media cukup dengan kotoran sapi yang ditebar di kolam stebal 5 cm, lalu diberi air setinggi 15 cm. Bibit Azolla bisa diambil dari sawah atau solokan sehabis hujan. Dengan media itu, dalam 2 minggu sudah dipanen dalam jumlah banyak.
Sebenarnya tak hanya kedua materi itu. Dalam setiap pelatihan juga banyak informasi yang diperoleh, terutama pangsa pasar, baik dari saya sebagai pemateri maupun peserta lainnya. Sebagai contoh, permintaan pasar untuk Jakarta dan sekitarnya sangat tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Lanang dan Faris, peserta angkatan terdahulu, dalam sehari pasara Jakarta dapat menyerap puluhan ton lele konsumsi. Sedangkan pasokannya masih rendah. Tentu saja, ini dapat menjadi peluang bagi para pembudidaya. Tingginya permintan lele konsumsi sudah pasti dengan permintaan benih. Sekarang tinggal kita memilih pada tahap mana yang akan dipilih dan bagaimana agar dapat memproduksi sebanyak mungkin.
Sumber: http://www.uftwo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=183:dari-pelatihan-lele-bisa-tahu-kultur-cacing-tanah-dan-azola&catid=27:perikanan&Itemid=53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label