Budidaya Gurami Lahan Sempit Sistem Guba
Teknik Guba adalah (Teknologi Gugus Simba), yakni riset tentang manfaat
probiotik bagi keberhasilan budidaya perikanan darat, yang hasilnya
diaplikasikan sejak tahun 2008 dan secara nyata telah dirasakan
manfaatnya oleh para petani ikan. Menekuni budidaya perikanan, kini tak
boleh lagi mengandalkan cara-cara konvensional. Kalau tidak mengikuti
perkembangan motode dari hasil riset mutakhir, maka keuntungan dari
panen ikan juga kurang memuaskan. “Sudah banyak petani yang membuktikan,
bahwa pemakaian probiotik pada budidaya ikan itu sangat efektif dan
efisien. Hasilnya juga jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan cara
tradisional. budidaya gurami kini sudah memanfaatkan Teknik Guba untuk
mendongkrak hasil panen. Hasilnya, sungguh luar biasa. Pada awalnya
memang diterapkan di perikanan tambak udang windu dan bandeng air payau.
Belakangan diaplikasikan meluas di perikanan darat seperti gurame,
lele, nila, patin dan bawal, dengan hasil keuntungan berlipat. Pada
aplikasi di Gurami, dengan Teknik Guba (memaksimalkan Penggunaan
probiotik dengan pencampuran pakan pellet dan molase) tingkat
keuntungannya hasil panen lebih berlipat. Selain mampu mempersingkat
waktu panen, juga mempersedikit pakan yang dihabiskan, memperberat bobot
ikan, dan meminimalkan ikan yang mati atau kena penyakit. Tumbuhnya
ikan juga rancak tak ada yang kerdil. Dengan teknik Guba yang bertumpu
pada aplikasi probiotik secara rutin pada pakan dan kolam, maka masa
panen ikan akan lebih cepat, biaya pakan jauh bisa dihemat, kematian
ditekan hingga maksimal 2% selama pemeliharaan, dan keuntungan yang
didapat jauh lebih berlipat. Pada pembenihan, pemakaian probiotik
membuat daya lulus hidup benih sangat tinggi. Jarang ada bibit mati
karena probiotik menjadi pelindung yang baik bagi ikan saaat temperatur
suhu tidak menentu. Salah satu keunggulan gurami adalah bisa
dikembangkan di lahan luas maupun sempit, di sawah maupun teras rumah,
di desa maupun kota. Di kolam bak, tanah, maupun terpal. Dengan air
irigasi maupun air sumur. Jadi bisa diaplikasikan di desa untuk
pembesaran, sedang di kota yang lahannya sempit untuk pembenihan dan
pembibitan.
Kita asumsikan Kolam ukuran 2×1 m2 misalnya,
bisa diisi benih harga @Rp 120 sebanyak 1.500 ekor. Modalnya cukup Rp
150 ribu ditambah pakan dan probiotik selama sebulan Rp 50 ribu. Total
modal hanya Rp 230 ribu. ”Sebulan kemudian bibit sudah bisa dijual
seharga @Rp 400,- dengan asumsi hidup 75%, hasil penjualan yang didapat
Rp 1.125 ekor x Rp 400,- = Rp 450.000,-. Keuntungannya lumayan besar.
Jika kita punya 4 kolam kecil saja, ini bisa menjadi Penghasilan
sampingan yang cukup. Karena budidaya gurami ini teknisnya sederhana dan
perputaran roda ekonominya bisa dibilang cepat dan tidak membutuhkan
banyak waktu, maka pengelolaannya bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga,”
=> Telur/larva gurame umur 1-7hari harga 50/butir
=> Benih gurami umur 15 harian harga 120/ekor
=> Benih gurami umur -/+ 25 harian harga 200/ekor
=> Benih ikan gurami umur +/- 35 harian harga 300/ekor
=> Benih gurami umur -/+ 1.5 bulanan harga 400/ekor
=> Benih ikan gurami umur +/- 2 bulanan harga 500/ekor
=> Bibit gurami umur -/+ 2.5 bulanan harga 800/ekor
=> Bibit ikan gurami umur 90-100 hari seukuran silet harga 1300/ekor
=> Bibit gurami umur 120-135 hari seukuran bungkus korek harga 1800/ekor
Sumber: http://bp4kgresik.wordpress.com/2014/01/23/budidaya-gurami-lahan-sempit-sistem-guba/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar