Rabu, 24 September 2014

Ternak Burung Murai Batu


Ternak Burung Murai Batu 300x182 Peluang Usaha Ternak Burung Murai Batu

Prospeknya sangat bagus sebab disamping memang suara kicauannya yang merdu burung murai batu juga mempunyai nilai jual yang tinggi. Tiap satu murai jantan berusia 1 minggu, seharga  Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta, tentu ini adalah harga yang lumayan untuk seekor burung kecil. Inilah seperti yang saya kemukakan di atas bahwa peluang usaha ternak burung murai batu prospeknya sangat menjanjikan.
Dalam ternak murai batu yang harus diperhatikan adalah cara menjodohkan yang jantan dan yang betina, sebab jika si jantan tidak suka pada si betina maka burung murai batu ini tak akan menghasilkan telur. Murai jantan dan betina memiliki perbedaan pada warna bulu, dimana murai jantan memiliki warna bulu yang pekat dan tua, untuk bagian atas hitam maka murai jantan berwarna hitam dan berkilau. Sedangkan murai batu betina berwarna pudar untuk bagian atas yang berwarna hitam dan dada yang berwarna coklat pudar.
Untuk memulai beternak murai batu maka dipilih induk jantan yang berumur minimal 1 tahun dan induk betina berumur 10 bulan. Pilihlah induk burung yang rajin bunyi dan tidak cacat fisiknya. Penjodohan dilakukan dengan mendekatkan burung dalam dua sangkar yang berbeda, jika terlihat cocok maka mulailah disatukan kandangnya.

Kandang murai batu memilki ukuran 1m x 2m tinggi 2m. Di dalam kandang harus ditata rapi antara tempat pakan, tempat minum burung, tempat mandinya dan tempat sarang. Untuk bagian tempat sarang anda dapat membutnya dari kayu dengan ukuran 40cm x 20cm tinggi 30cm.
Perhatikan gambar di bawah ini :
Tempat Penangkaran Murai Batu 185x300 Peluang Usaha Ternak Burung Murai Batu
Tempat Penangkaran Murai Batu
A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.
C = Atap tertutup
D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
E= Wadah air (untuk mandi)
F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum
G=Tangkringan
Panjang x lebar x tinggi: Untuk murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.
Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.
Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.
Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.
Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.
Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.
Perlu diperhatikan juga yaitu makanan burung murai batu supaya anak burung yang dihasilkan berkualitas prima. Untuk pakan bisa kita berikan full jangkrik.  Namun bisa juga kita kasih makan ulat atau pelet burung.
Cara menjodohkan muarai batu
Pertama kita harus tahu dulu mana murai betina dan jantan yang sudah siap di jidihkan atau istilahnya sudah saling jatuh cinta. Cara mengetahuinya mudah sekali yaitu antara satu sangkar Murai jantan dan tiga sangkar masing-masing berisi murai betina didekatkan satu sama lain.
Dari situ, akan terlihat mana Murai betina yang disukai oleh murai jantan yang sudah birai. Setelah kita lihat keduanya siap, baru kita masukkan ke dalam kandang besar untuk perkawinan. Biasanya kalo kedua burung sudah saling cocok, Individu Jantan akan memperlihatkan bahasa tubuh, seperti mengibas-kibaskan ekornya dan menampilkan suara yang merdu untuk menarik perhatian individu betina.
Jika reaksi indukan betina mengambil posisi membungkuk dan melebarkan kedua sayapnya, itu menandakan is sudah benar-benar siap untuk kawin. Maka segera masukkan kedua indukan dalam kandang penangkaran yang besar. Keluarkan betina dari dalam sangkar, sedangkan indukan Jantan usahakan masih didalam sangkar yang digantung di dalam kandang besar. Biarkan proses penjodohan ini berlanjut sampai indukan Betina benar-benar siap untuk dikawinkan. Biasanya indukan betina akan sering hinggap disekitar sangkar indukan Jantan. Burung murai batu normalnya dapat bertelur du atau tiga buah telur dalam sebulan.
Dalam beberapa kejadian, jika burung telah ditempatkan bersama-sama, mereka akan cepat melakukan aktifitas perkawinan. Setelah ini berlangsung, indukan betina akan membangun sarangnya dalam waktu sehari dan akan mulai bertelur pertama kali setelah hari-hari berikutnya. Telur pertama, kedua dan ketiga biasanya merupakan telur yang tidak berproduksi/tidak menetas (infertilitas).
Idealnya, burung harus membangun sarangnya beberapa hari setelah saling mengenal. Biasanya induk Jantan yang mulai menyusun sarang. Setelah separuh dari sarang terkumpul, induk betina akan segera keluar sarang dan mulai menyelesaikan sarangnya.
Biasanya, setelah 2 hari berlangsung sarang akan selesai dan induk betina akan beristirahat. Setelah kurang lebih 4 hari, induk betina akan mulai bertelur. Dalam sehari ia akan bertelur sekali. Jumlah telur yang akan dierami 3 dampai 4 telur. Bahkan ada yang sampai berjumlah 5 telur. Saat jumlah telur sudah mencapai 3 butir, induk betina biasanya sudah mulai melakukan pengeraman.
Sumber: http://peluangusaha-oke.com/peluang-usaha-ternak-burung-murai-batu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label