Tidak
ada kata “tidak mungkin” kalau belum dicoba, itulah yang menjadi slogan
perjuangan kami untuk membuktikan bahwa tanaman kopi bisa menjadi
komoditi unggulan dan memiliki manfaat bagi semua, menjadikan Sukabumi
menjadi sentra kopi Jawa Barat adalah mimpi kami yang realistis dan
terus kami perjuangkan.
“kopi itu pahit” tapi nikmat…
Tulisan
ini akan menceritakan secara singkat perjuangan kami, sebelumnya kami
ucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan kami
kekuatan semoga apa yang telah dan akan kami lakukan mendapat
ridlo-Nya. Terima kasih kami kepada keluarga tercinta,
teman-teman seperjuangan, petani, Perum Perhutani, LMDH dan KTH di
Sukabumi, masyarakat Lembang dan semua pihak yang telah mendukung dan
memfasilitasi kami.
Tahun
2004 saya pernah menanam kopi di Ciwidey Bandung, maklum karena belum
mengerti kemudian saya tinggalkan. Pada tahun 2007 teman saya bercerita
bahwa kopi yang saya tanam telah berbuah dan tumbuh baik, dia juga
mengatakan bahwa sisa bibit kopi yang dia buang di belakang rumahnya di
Sukabumi juga telah berbuah padahal tidak dirawat bahkan polibagnya
tidak dia buka. Sempat waktu itu saya berfikir kenapa tidak kopi ditanam
di Sukabumi?…
Akhir
tahun 2007 saya bertemu dengan teman lama, dia mengajak saya untuk
mengembangkan budidaya tanamn kopi di Sukabumi, saya langsung tetarik
kemudian saya berencana untuk menanam kopi.
Singkat
cerita kemudian saya membuat persemaian kopi Arabika, tidak
tanggung-tanggung 100.000 pohon, yang rencananya akan saya tanam sendiri
dan sisanya saya jual karena pada saat penyemaian penjual benih
menjamin bahwa sisa bibit yang saya semai akan mereka beli.
Sayapun jadi bahan tertawaan orang-orang, kata-kata “melak kopi mah kaburu paeh manten” sering
saya dengar, saya pun menangapinya dengan senyum saja, selanjutnya saya
mulai memberikan penjelasan tentang budidaya kopi kepada para petani,
meskipun mereka belum sepenuhnya tertarik dan percaya.
Kepala
saya mulai terasa panas, pusing dan bingung ketika bibit yang saya semai
sudah siap tanam, rencana penanaman di kebun gagal karena kebunnya
sudah dijual, dan perusahaan yang akan membeli bibit juga tidak ada
kabar. Padahal modal yang sudah dikeluarkan cukup besar.
Alhamdulillah
ada skenario lain yang menurut saya cukup misterius, ketika saya dalam
keadaan bingung Perum Perhutani mengajak kerjasama untuk budidaya kopi
Arabika, sayapun langsung setuju dan berselang beberapa hari bibit saya
sudah ditanam di lahan Perhutani melalui program PHBM yang pada saat itu
bertepatan dengan hari penanaman nasional (Desember 2008).
Teman
saya yang sudah lama menghilangpun akhirnya datang juga, setelah ngobrol
dan bercerita tentang kopi akhirnya kami berkomitmen untuk meneruskan
perjuangan menjadikan Sukabumi sebagai sentra kopi Jawa Barat.
Kamipun
kemudian mulai sosialisasi dan memberikan gambaran tentang budidaya kopi
kepada hampir semua orang yang kami jumpai, tidak sedikit yang baru
melihat kami sudah ngomong “wah.. tukang kopi, pasti ngomongken kopi”,
bahkan saya sendiri dijuluki “Bupati Kopi Sukabumi” oleh teman-teman,
atau dijuluki “abdel dan temon” karena kemana-mana berdua saja, tapi
memang itulah perjuangan.
Tidak
hanya sulitnya memberikan penjelasan tentang kopi, bahkan kadang
perjalanan kami untuk mencapai lokasi-lokasi petani dan kebun kopi penuh
dengan rintangan, tidak jarang kali harus naik turun gunung,
menyebrangi sungai, dan adegan jatuh dari motorpun sudah sering terjadi,
sekalian menyalurkan hobi offroad.
Untungnya
ada motor trail handmade Honda Win, dan GL pro juga Sibangbrang
(Landrover S3 88 Hardtop Biru) yang selalu setia menemani dan menjadi
saksi perjuangan kami
Tidak
sia-sia di awal tahun 2009 telah tertanam lebih dari 500.000 pohon kopi
Arabika di Sukabumi tersebar dilahan rakyat, perkebunan dan Perhutani.
Dan rencana penanaman pada tahun 2009 sebanyak 200.000 pohon.
Perjuangan masih terus berlanjut kawan….
Sumber: http://sukabumingopi.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar