Selasa, 02 September 2014

Berbagi Perjuangan Menggapai Mimpi Yang Indah


Tidak ada kata “tidak mungkin” kalau belum dicoba, itulah yang menjadi slogan perjuangan kami untuk membuktikan bahwa tanaman kopi bisa menjadi komoditi unggulan dan memiliki manfaat bagi semua, menjadikan Sukabumi menjadi sentra kopi Jawa Barat adalah mimpi kami yang realistis dan terus kami perjuangkan.
“kopi itu pahit” tapi nikmat…
Tulisan ini akan menceritakan secara singkat perjuangan kami, sebelumnya kami ucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kekuatan semoga apa yang telah dan akan kami lakukan mendapat ridlo-Nya. Terima kasih kami kepada keluarga tercinta, teman-teman seperjuangan, petani, Perum Perhutani, LMDH dan KTH di Sukabumi, masyarakat Lembang dan semua pihak yang telah mendukung dan memfasilitasi kami.
Tahun 2004 saya pernah menanam kopi di Ciwidey Bandung, maklum karena belum mengerti kemudian saya tinggalkan. Pada tahun 2007 teman saya bercerita bahwa kopi yang saya tanam telah berbuah dan tumbuh baik, dia juga mengatakan bahwa sisa bibit kopi yang dia buang di belakang rumahnya di Sukabumi juga telah berbuah padahal tidak dirawat bahkan polibagnya tidak dia buka. Sempat waktu itu saya berfikir kenapa tidak kopi ditanam di Sukabumi?…
Akhir tahun 2007 saya bertemu dengan teman lama, dia mengajak saya untuk mengembangkan budidaya tanamn kopi di Sukabumi, saya langsung tetarik kemudian saya berencana untuk menanam kopi.
Singkat cerita kemudian saya membuat persemaian kopi Arabika, tidak tanggung-tanggung 100.000 pohon, yang rencananya akan saya tanam sendiri dan sisanya saya jual karena pada saat penyemaian penjual benih menjamin bahwa sisa bibit yang saya semai akan mereka beli.
Sayapun jadi bahan tertawaan orang-orang, kata-kata “melak kopi mah kaburu paeh manten” sering saya dengar, saya pun menangapinya dengan senyum saja, selanjutnya saya mulai memberikan penjelasan tentang budidaya kopi kepada para petani, meskipun mereka belum sepenuhnya tertarik dan percaya.
Kepala saya mulai terasa panas, pusing dan bingung ketika bibit yang saya semai sudah siap tanam, rencana penanaman di kebun gagal karena kebunnya sudah dijual, dan perusahaan yang akan membeli bibit juga tidak ada kabar. Padahal modal yang sudah dikeluarkan cukup besar.
Alhamdulillah ada skenario lain yang menurut saya cukup misterius, ketika saya dalam keadaan bingung Perum Perhutani mengajak kerjasama untuk budidaya kopi Arabika, sayapun langsung setuju dan berselang beberapa hari bibit saya sudah ditanam di lahan Perhutani melalui program PHBM yang pada saat itu bertepatan dengan hari penanaman nasional (Desember 2008).
Teman saya yang sudah lama menghilangpun akhirnya datang juga, setelah ngobrol dan bercerita tentang kopi akhirnya kami berkomitmen untuk meneruskan perjuangan menjadikan Sukabumi sebagai sentra kopi Jawa Barat.
Kamipun kemudian mulai sosialisasi dan memberikan gambaran tentang budidaya kopi kepada hampir semua orang yang kami jumpai, tidak sedikit yang baru melihat kami sudah ngomong “wah.. tukang kopi, pasti ngomongken kopi”, bahkan saya sendiri dijuluki “Bupati Kopi Sukabumi” oleh teman-teman, atau dijuluki “abdel dan temon” karena kemana-mana berdua saja, tapi memang itulah perjuangan.
Tidak hanya sulitnya memberikan penjelasan tentang kopi, bahkan kadang perjalanan kami untuk mencapai lokasi-lokasi petani dan kebun kopi penuh dengan rintangan, tidak jarang kali harus naik turun gunung, menyebrangi sungai, dan adegan jatuh dari motorpun sudah sering terjadi, sekalian menyalurkan hobi offroad.
Untungnya ada motor trail handmade Honda Win, dan GL pro juga Sibangbrang (Landrover S3 88 Hardtop Biru) yang selalu setia menemani dan menjadi saksi perjuangan kami
Tidak sia-sia di awal tahun 2009 telah tertanam lebih dari 500.000 pohon kopi Arabika di Sukabumi tersebar dilahan rakyat, perkebunan dan Perhutani. Dan rencana penanaman pada tahun 2009 sebanyak 200.000 pohon.
Perjuangan masih terus berlanjut kawan….
Sumber: http://sukabumingopi.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label