Selasa, 06 Maret 2012

tehnik budidaya ikan patin

kan Patin mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena dengan kandungan protein hewani yang tinggi, jenis ikan ini mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dipasaran. Pada umumnya pemenuhan kebutuhan jenis ikan ini masih mengandalkan kegiatan penangkapan dialam seperti di sungai, situ atau waduk seperti yang terdapat di daerah kalimantan. Namun dewasa ini sudah mulai dikembangkan tehkni budidaya ikan patin. Seperti budidaya ikan lainnya, di bagi menjadi : pembenihan dan pembesaran.
PEMBENIHAN
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh benih pada ukuran /umur tertentu biasanya dicari benih selepas masa pendederan. Benih ikan patin diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum, biasanya ditangkap dengan menggunakan jala atau jaring pagi hari menjelang musim kemarau. Tempat yang menyediakan benih ikan patin Balai Pemeliharaan Air Tawar di Jawa Barat. Benih ditampung dalam wadah dengan kondisi air selalu bersih selama 2 minggu, usahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum benih ditebar, dipelihara dulu dalam jaring selama 1 (satu) bulan,selanjutnya dipindahkan ke dalam hampang yang sudah disiapkan.
Usaha Pembenihan ikan patin meliputi beberapa tahap, secara garis besar sebagai berikut :
a) Pemilihan calon induk siap pijah.
b) Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor (ikan mas)
c) Kawin suntik (induce breeding).
d) Pengurutan (striping).
e) Penetasan telur.
f) Perawatan larva.
g) Pendederan.
h) Pemanenan.
Peralatan Dan Prasarana
Dibutuhkan lokasi yang dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. Untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi, kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2-5% . .
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
PEMBIBITAN IKAN PATIN
Menyiapkan Bibit
Induk yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik. Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam sejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba.
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus didalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung protein.Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai penelitian Perikanan Air Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
a. Induk betina
- Umur tiga tahun.
- Ukuran 1,5-2 kg.
- Perut membesar ke arah anus.
- Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
- Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
- Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
- kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
b. Induk jantan
- Umur dua tahun.
- Ukuran 1,5-2 kg.
- Kulit perut lembek dan tipis.
- Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
- Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana.
Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat. Keberhasilan transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air, terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air.
PEMBESARAN IKAN PATIN
Pembesaran ikan patin ummnya dilakukan di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam karamba.
a. Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan melalui sistem monokultur maupun polikultur.
b. Pada pembesaran ikan patin di jala apung, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan, bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya.
c. Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, bagaimana penerapan sistem tersebut, penebaran benih, dan pemberian pakan serta pengontrolan dan pemanenannya.
d. Pada pembesaran ikan patin di karamba, perlu diperhatikan masalah: pemilihanlokasi, penebaran benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan pemanenan.
Hampang dapat terbuat dari jaring, karet, bambu atau ram kawat yang dilengkapi dengan tiang atau tunggak yang ditancapkan ke dasar perairan. Lokasi yang cocok untuk pemasangan hampang : kedalaman air ± 0,5-3 m dengan fluktuasi kedalaman tidak lebih dari 50 cm, arus tidak terlalu deras, tetapi cukup untuk sirkulasi air dalam hampang. Perairan tidak tercemar dan dasarnya sedikit berlumpur. Terhindar dari gelombang dan angin yang kencang serta terhindar dari hama, penyakit dan predator (pemangsa). Pada perairan yang dasarnya berbatu, harus digunakan pemberat untuk membantu mengencangkan jaring. Jarak antara tiang bambu/kayu sekitar 0,5-1 m.
Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak- anyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m2
2) Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (smpel).
3) Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label