PENDAHULUAN
Semakin maraknya makanan Eropa seperti pizza dan salad di kota-kota besar Indonesia, tentu permintaan akan paprika semakin tinggi. Hotel, restoran dan pasar swalayan pada gilirannya pun sangat membutuhkan paprika. Ditambah lagi permintaan pasar ekspor yang tinggi, seperti singapura yang membutuhkan paprika paling sedikit 11 ton per minggu dan baru terpenuhi sekitar separuhnya saja.
Paprika ( Capsicum Annuum var. Grossum ) adalah sejenis cabai yang belum lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Buahnya besar dan gendut, rasanya tidak pedas tetapi sedikit manis. Benihnya banyak didatngkan dari luar negeri, antara lain Jepang dan Taiwan komoditas ini ternyata sangat cocok dibudidayakan di beberapa daerah di Indonesia, artinya ini adalah peluang yang masa depan cerah.
Paprika adalah tanaman subtropis sehingga akan lebih cocok ditanam pada daerah dengan ketinggian di atas 750 m dpl (di atas permukaan laut). Di Indonesia, tanaman ini banyak diusahakan di daerah seperti Brastagi, Lembang, Cipanas, Bandung, Dieng, dan Purwokerto. Walaupun jika dibandingkan dengan permintaan jenis cabai yang lain, permintaan paprika lebih kecil, luas penanaman paprika terus berkembang seiring dengan permintaan pasar yang terus meningkat. Dan lagi kelebihan dari budidaya paprika bisa memberi keuntungan yang lebih besar daripada budidaya sayuran lain dengan lahan sempit.
Paprika hanya bagus ditanam didaerah dingin, yakni dibawah 30˚C ( antara 15 – 25˚C ) ataupun dataran tinggi yang kelembabannya rendah dibawah 70 %. Karena pada suhu tinggi atau pada dataran rendah menyebabkan peningkatan serangan hama dan penyakit. Daerah-daerah yang bisa ditanami paprika yakni Jawa Barat ( Lembang, Ciwidey, Cisarua-Puncak, Pengalengan, Cikajang-Garut selatan), Jawa Tengah ( Peg. Dieng ) Jawa Timur ( Malang & Bromo ), Sumatera ( Curup Bengkulu, Brastagi, Gunung Kerinci, Bukit Tinggi ), Bali ( Bedugul ), NTT ( Ruteng, Bajawa ) dan NTB ( Pulau Lombok ). Jika menanam di daerah perkotaan yang suhunya tinggi dapat ditanam didalam green House dan diberikan fasilitas AC untuk membuat suhu rendah.
Paprika merupakan tanaman yang sensitive terhadap alam, oleh karena itu tanaman ini tidak boleh terkena air hujan, karena bisa menyebabkan terjadinya busuk batang dan buah. Maka budidaya paprika yang paling pas dan cocok untuk hasil yang maksimal adalah dengan menggunakan Green House( GH ) dengan system hidroponik.
Untuk GH yang paling ekonomis, adalah GH yang terbuat dari plastik UV. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya digunakan dengan derajat keasaman ( ph ) media tanam sebesar 5,8 ( 5,5-6,5) yang bisa diukur dengan alat PH meter. Media yang digunakan adalah arang sekam ( tanpa tanah ) penyiraman dan pemberian pupuk diberikan berupa larutan encer yang tingkat konsentrasinya ( kepekatan ) terkendali. Pupuk yang digunakan adalah larutan AB Mix dengan tingkat kepekatan ( EC ) 2,3-2,6 yang bisa diukur dengan dengan EC meter. Intensitas cahaya yang diperlukan tanaman paprika , yakni 60%. Hal itu tercukupi pada GH dari plastic UV.
PENANAMAN
Biji paprika perlu disemai telebih dahulu sebelum penanaman. Proses penyemaian harus dilakukan secara steril pada media arang sekam. Biji dikecambahkan pada baki selama 1 minggu. Selanjutnya bibit paprika yang belum memiliki daun sempurna tersebut dipindahkan ke polybag kecil diameter 10 cm selama 2 minngu sampai muncul 2-3 helai daun. Kemudian bibit ditanam pada media sesungguhnya yakni polybag besar ukuran 30 x 35 cm. Tanaman akan mulai berbunga pada umur 2-4 minggu setelah tanam dan pada umur 2,5-3 bulan buah paprika sudah bisa dipanen hingga terus menerus. Masa produksi paprika 8-9 bulan dengan tinggi 2,5-4m. Dalam pemeliharaannya perlu dilakukan pemangkasan terhadap tunas vegetatif yang muncul pada ketiak batang utama, agar bunga menghasilkan buah paprika yang besar. Pemangkasan ini bertujuan agar tanaman tumbuh memanjang keatas tanpa banyak cabang, sedangkan pemangkasan bunga bertujuan agar nutrisi buah yang tumbuh tercukupi tanpa ada persaingan penyerapan makanan hal ini akan berukuran besar. Misal dari satu tangkai ada sekitar 2-3 bunga, maka yang dipertahankan cukup satu saja.
PANEN
Buah paprika terbagi atas 3 warna, yaitu merah, kuning dan orange. Paprika hijau merupakan warna dari seluruh jenis paprika muda. Dari segi ekonomis pemanenan paprika muda ( hijau ) membuat aliran pemasukan pendapatan menjadi lebih cepat, dan juga mengurangi resiko buah terkena hama dan penyakit. Pemanenan buah paprika dilakukan bersama dengan tangkai buahnya ( kaliks ), karena selain mempercantik penampilan juga supaya paprika dapat tahan lama dipasaran. Proses pemanenan pun harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai buah terjatuh atau terkena tusukan gunting atau pisau. Sehingga buah yang dipanen bisa tetap mulus tanpa cacat. Adapun untuk bentuk pengemasan yang sering dilakukan dalam pengangkutan adalah dengan keranjang plastik yang setiap lapisannya diberi koran, bisa juga menggunakan keranjang bersekat seperti keranjang telur.
KENDALA
Walaupun budidaya paprika sangat menguntungkan namun setiap usaha pastinya ada saja kendalanya. Musuh utama dari budidaya paprika adalah serangan dari hama dan penyakit. Jenis hama sering menyerang adalah jenis thrips, bermisia, tungau dan aphids. Hama jenis ini sering muncul jika suhu tinggi. Cara sederhana penangulangannya adalah dengan pengkabutan ( penyemprotan tanaman dengan spray ) pada musim kemarau. Sedangkan untuk penyakit biasanya berasal dari tanah misalnya dari bakteri meloydogin. Bakteri ini menyebabkan tanaman menjadi tetap pendek. Hal ini bisa dicegah dengan memelur ( menyemen ) lantai atau dengan penggunaan conblock. Namun ada alternatif lain yaitu dengan membuat bedengan yang ditutupi plastik mulsa hitam perak. Air yang digunakan juga harus air yang bersih, jangan sekali-kali menggunakan air selokan. Jika petani bisa melewati kendala dan mampu membudidayakan dengan baik maka bisa meraih omset Rp. 70 hingga 100 juta sebulan dengan keuntungan mencapai 20 – 30 % dan bisa balik modal dalam waktu 1,5 tahun
TEKNIK BUDIDAYA
Pertama-tama dengan membuat bedengan ukuran 1 x 10 m dilahan 200 m2, kemudian dilapisi dengan plastik mulsa hitam perak yang menutupi seluruh permukaan bedeng. Diatas bedeng ini ditempatkan 500 polybag bibit paprika, dengan jarak antar baris 35 – 40 cm.dan jarak dalam baris 30 – 45 cm. jarak antar bedeng 70 – 8- cm, satu bedengan terdapat dua baris. Selesai membuat bedengan,barulah membuat green house, lalu siapkan juga tambang kecil yang diikat vertical, ujung atas pada palang kayu dan bawahnya pada pokok tanaman, untuk percabangan pohon dan agar tanaman bisa tegak. Untuk penyiraman merupakan hal yang sangat penting, selain menjaga kebersihan dan suhu serta kelembaban udara didalam green house tersebut. Penyiraman dilakukan 3 x sehari, pukul 7 pagi, pukul 11 siang dan pukul 2 sore menggunakan air yang bersih yang dicampur dengan pupuk AB Mix dengan komposisi 1000 l air dicampurkan dengan 4 kg AB Mix untuk 1 green house. Untuk pestisida yang digunakan merek Tracer, Agrimec , Supermec dan Bimolis,. Penyemprotan pestisida seraca langsung ke tanaman seminggu sekali pada sore hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar