Penggunaan model simulasi dalsm stud! populasi acapkali dipergunakan untuk
menjelaskan representasi abstrak dari suatu proses perkembangan. Model merupakan
simplikasi dari suatu sistem yang menggambarkan keadaan sebenamya yang dapat
diilustrasikan dalam benluk verbal, grafik, dan atau persamaan matema\ika. Penjelasan
mengenai sislem serts hubungan-hubungannya dapat dlberikan secara kualitatlf maupun
kuantitatif dengan menggunakan model. Dalam studi ekologi, model adalah fom1Ul~sl yang
memberikan gambaran mengenai keadaan sebenamya. Populasl berubah-ubah sepanjang
waktu, aleh karena itu dengan adanya model dimungklnkan untuk mengadakan ramalanramalan
mengenai keadaan populasi yang bersangkutan untuk waktu-waktu tertentu.
Kupu-kupu ekor walet (Papilio memnon, Linnaeus 1758) merupakan satu dari 120
jenis kupu-kupu yang memiliki ekor (swallowtail) di Indonesia. P. memnon termasuk dalam
genus Papilio famili Papilionidae orda Lepidoptera dar! kelas Insakta. Oi Indonesia, jenls Ini
menyebar di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
Penangkaran merupakan keglatan mengembangblakkan jenis-jenis satwaliar dan
tumbuhan alam untuk memperbanyak pupulasinya dengan mempertahankan kemumlan
jenisnya, sehingga kelestarian dan keberadaannya di alam dapat dlpertahankan. Teknologi
yang diperlukan dalam kegiatan penangkaran mencakup aspek perkandangan. bahan dan
cara pemberian pakan, reproduksi, kesehatan, perlakuan pasca panen serta penentuan
kualitas bibit sehingga keturunan yang dihasi/kan sesuai yang diharapkan. //
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian Inl adalah untuk mengelahul pola
pertumbuhan populasi kupu-kupu P. memnon dengan menggunaan model simulasl dalam
pengelolaan populasinya di penangkaran, menganalisa dampak pemanenan terhadap
kelestarian populasi dan kelangsungan manfaat ekonomi, serta merumuskan lipologl usaha
penangkaran kupu-kupu dengan sistem tertutup. Hasil penelltlan ini diharapkan dapat
memberikan informasi lentang dinamik& populasi, daya dukung penangkaran kupu-kupu,
dan investasi dalam usaha penangkaran kupu-kupu P. memnon kepada pengusaha
penangkaran dan pihak lain yang membutuhkan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian Inl meliputi pArameter demografi, aspek
habitat dan daya dukungnya, dan teknis penangkaran P. memnon di penangkaran sistem
tertutup. Metode pengumpulan data meliputi studi literatur, wawancara, dan pengamatan
langsung. Metode pengamatan langsung lebih ditekankan dalam pengumpulan data
mengenal parameter demografi, daya dukung dan kondisl habitat.
Data paramet~r demografi yang diperoleh disajikan dalam tabel yang dalam kajian
dinamika populasl dlsebut neraca kehidupan. Berdasarkan neraca kehidupan tersebut dapat
dikalkulasikan berbagal statistik populasi yang memberikan infonnasl mengenai nala/itas,
mortaNtas, dan peluang untuk berio.embangblak, serta dari antonnasi tersebut dapat
diturunkan aprokslmasi berbagai parameter perilaku perkembangbiakan populasi. Kajian
ekologi meliputi prediksi pertumbuhan dan penentuan bibit awal optimal melalul pendekatan
model simulasi pertumbuhan populasi, dan pendugaan daya dukung lingkungan. Kajian
ekonomi dititikberatkan pada analisls finanslal dari macam·maCJim blaya dan penerlmaan.
Dalam analisis pertumbuhan dan penentuan bibit awal optimal digunakan parameter
populasi dari hasil penelitian.
Secara kualltatit tingkat pertumbuhan populasi P. memnan terbag! menjadi empat
kelas umur yaitu kelas umur telur (egg), ulat (laNa), kepompong (pupa), dan kupu·kupu
(imago). Jumlah telur yang mampu dihasilkan induk P. memnon pada tlngkat kepercayaan
95% berkisar antara 364 sampai 1000 butir per periode peneluran. Seks rasio kupu·kupu P.
memnon di penangkaran Wana WisClta Curug Cllember adalah '1:1.64, peluang hidup untuk
kelas umur telur, ulat, dan kepompong secara berturut-turut yahu 0.920; 0.141: 0.902.
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh anyka laju pertumbuhan intrlnslk (rfll) sebesar 0,083.
Parameter tersebut diproyeksikan ke dalam model konseptu&1 pertumbuhan papulasl.
Pertumbuhan populasi tanpa kegiatan pemanenan menunjukkan bahwa ti\ik maksimum
pertumbuhan (mencapai daya dukung) sebesar 16'19 ekor yang akan dicapai pads siklus
hid up ke-9.
/ Peman(aatan hasil panen kupu-kupu P. memnon di penangkaran inl belum banyak
dikembangkan sebagai suatu usaha yang menguntungkan. Pendapatan yang diperoleh
hanya berasal dari hasil penjualan tiket masuk taman kupu-kupu sebesar Rp 1000,- per
orang dengan pendapatan rata-rata pertahun sebesar Rp 96.692,-. Jika dibandingkan
dengan biaya variabel yang harus dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 825.000,- maka
penangkaran ini akan mengalami ken.:gian sebesar Rp 817.007,- setlap bulannya atau Rp.
9.804.000,- pertahun.
Pemanfaatan lainnya yang mungkin dlgunakan sebagai altematit usaha kupu-kupu P.
memnon adEllah dibuat hiasan dengan bentuk opsel. Harga opset seekor P. memnon
bervariasi dari Rp. 50.000 sampai Rp. 150;000. Dengan menggunakan harga Jual seOOsar
Rp. 50.000 penangkaran Ini tidak mampu memenuhl syarat kelayakan proyek dengan NPV
Rp -108.845.300,- dan BCR 0.0093 pada umur usaha 4 tahun. Keruglan Ini dlsebabkan
tingginya blaya investasi yang dikeluarkan Perum Perhutani unit iii untuk membangun kubah
kupu-kupu dan rendahnya laju pertumbuhan
individu yang dipanen tidak menguntungkan.
intrinslk papulasi kUP\-kUPU sehingga jumlah
U.,' .... a., ......... , J ....... ,. t'''''~'' '~~'-" --_._ .. ----.. ~-.. - ... _. ,.--'
pemanenan ini tidak akan memicu terjadinya kepunahan, dan h&.bltat akan senantiasa dapat
mendukung pertumbuhannya. Usaha penangkaran kupu-kupu yang dikelola oleh Perum
Perhutani. Ini Udak mampu memenuhl parsyaratan kelayakan proyek dangan nilai N'PV
Rp -108.845.300,- dan BCR 0.0093 pada umur usaha 4 tahun.
Model slmulasi pertumbuhan populasl P. memnon di penangkaran inJ telah
memperhitungkan daya dukung lingkungannya. Penggunaan model simulasi dapat
mempermudah pengelolaan kupu-kupu P. memnon di penangkaran.
Saran yang dapat diberikan adalah perlunya perbaikan teknik pemeliharaan (Ierutarna
pada kelas umur ulat) sangat diperlukan untuk peningkatan iaju pertumbuhan populasi kupukupu
P. memnon di penangkaran. perlunya tindakan dari Perurn Pernutani berupa
peru bah an tungsi alau tujuan dari penangkaran Ini agar tidak mengalami kerugian secara
berkelanjutan. Perlu diadakannya penjajagan pasar mengenai jenis-jenis yang benilai
komersial tinggi yang dapat ditangk.arkan di areal ini beserta inforrnasi mengenal
pemasarannya.
sumber: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16889
Tidak ada komentar:
Posting Komentar