Ubi jalar ( huwi boled), merupakan bahan pangan sumber karbohidrat yang cukup penting. Ubi jalar kaya kalori (sekitar 123 kal) dan mengandung gizi yang cukup tinggi. Kandungan vitamin A pada ubi jalar merah, jauh lebih tinggi dibanding padi-padian dan umbi-umbian lainnya.
Kandungan vitamin C pada daun ubi jalar jauh lebih tinggi dibanding daun lalapan lain yaitu sekitar 45-62 mg, sedang pada pucuk singkong, hanya mengandung vitamin C sekitar 25 mg.
Di Jepang, ubi jalar dimanfaatkan sebagai bahan pangan tradisional dan dipromosikan setara hamburger dan pizza. Di negara tersebut berbagai makanan berbahan baku ubi jalar banyak dijumpai di toko-toko dan restoran bertarap internasional.
Karbohidrat ubi jalar memiliki indeks glisemik 54 (rendah). Artinya, karbohidrat pada ubi jalar tidak mudah diubah menjadi gula, sehingga cocok bagi penderita diabetes. Berbeda dengan sifat karbohidrat asal beras dan jagung yang mudah dirubah menjadi gula.
Keistimewaan lain adalah tingginya kandungan serat yang bermanfaat sebagai pengikat zat pencetus kanker dalam tubuh, sehingga ubi jalar bermanfaat sebagai penangkal kanker. Ubi jalar berwarna merah, mengandung serat oligosakarida bertipe larut yang berperan vital untuk menyedot kolesterol “jahat” di dalam darah.
Serat oligosakarida berperan mencegah sembelit, memudahkan buang angin, menjaga keseimbangan flora usus dan prebiotik serta merangsang pertumbuhan bakteri “baik” pada usus sehingga penyerapan zat gizi lebih efektif. Pada orang yang sangat sensitif oligosakarida, konsumsi ubi jalar dapat mengakibatkan kembung.
Betakaroten merupakan bahan pembentuk Vitamin A dalam tubuh manusia. Ubi jalar mengandung betakaroten yang tinggi. Makin pekat warna oranyenya, makin tinggi kadar betakarotennya.
Betakaroten berkhasiat sebagai "obat mata", dan pengendali produksi hormon melatonin. Hormon ini merupakan antioksidan bagi sel dan sistem saraf otak. Kekurangan zat ini mengakibatkan gangguan tidur dan berkurangnya daya ingat. Selain itu, seretnya pasokan hormon melatonin akan menurunkan produksi hormon endokrin sehingga sistem kekebalan tubuh merosot. Kombinasi betakaroten dan Vitamin E dalam ubi jalar dapat menghalau stroke dan serangan jantung.
Betakaroten dapat hilang akibat penanganan, perebusan ubi jalar merusak 10% betakaroten, penggorengan atau pemanggangan merusak 20%, sedangkan penjemuran menghilangkan separuh betakaroten. Menyantap seporsi ubi jalar merah rebus sudah dapat memenuhi kebutuhan Vitamin A harian, sebesar 2.100—3.600 mkg.
Kandungan lain adalah antosianin, zat pigmen pada ubi jalar ungu dan merah. Pigmen antosianin ubi jalar lebih tinggi konsentrasinya dan lebih stabil dibanding antosianin dalam kubis dan jagung kuning. Antosianin berfungsi sebagai antioksidan, antihipertensi, pencegah gangguan fungsi hati, jantung koroner, kanker, dan arterosklerosis.
Tabel Komponen Gizi Ubi Jalar | |||||
Kandungan Gizi | Ubi Putih | Ubi Merah | Ubi Kuning | Daun | |
Kalori (kal) | 123 | 123 | 136 | 47 | |
Protein (g) | 1,8 | 1,8 | 1,1 | 2,8 | |
Lemak (g) | 0,7 | 0,7 | 0,4 | 0,4 | |
Karbohidrat (g) | 27,9 | 27,9 | 32,3 | 10,4 | |
Air (g) | ,5 | 68,5 | - | 84,7 | |
Serat Kasar | 0,9 | 1,2 | 1,4 | - | |
Kadar Gula | 0,4 | 0,4 | 0,3 | - | |
Beta karoten | 31,2 | 174,2 | |||
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI, 1981, Suismono, 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar