Meski sejumlah agama menyakini kematian adalah hal yang pasti
RTV.CO.ID | Oleh:
,
03 April 2015, 08:00 WIB
Kaisar-kaisar China kuno mengejar impian mereka untuk hidup lebih lama dengan mengonsumsi material berharga, seperti batu giok dan emas--kerap berakhir fatal. Seorang countess Transylvania abad ke-16 yang dijuluki Lady Dracula bahkan menempuh cara yang lebih ekstrim lagi untuk menaklukkan kematian. Dia mandi darah gadis-gadis belia.
Di era modern ini, orang-orang berduit pun melakukan segala upaya yang menjanjikan hidup panjang, meski sejumlah agama meyakini bahwa kematian adalah sebuah kepastian.
Presiden dan Managing Partner Google Venture, Bill Maris bahkan percaya, manusia berpeluang untuk hidup sampai usia 500 tahun. "Kita punya alat di ilmu pengetahuan yang memungkinkan manusia mencapai mimpinya. Saya hanya hanya berharap hidup lebih lama dan tidak mati," kata dia, seperti dilansir dari laman Dailymail, 2 April 2015.
Keinginan hidup abadi ini didorong berbagai sebab, antara lain uang, takut mati, dan takut kehilangan orang yang dicintai.
Ada beberapa upaya dan teknik yang dilakukan peneliti dalam 'menyembuhkan' kematian. Ini beberapa diantaranya:
1. Tulis ulang DNA
Perusahaan penelitian sayap Google, the California Life Company, telah merekrut ilmuwan bernama Cynthia Kenyon. Dia sukses merekayasa cacing gelang sehingga bisa hidup 10 kali dari usia rata-rata spesiesnya.
Kuncinya adalah gen tunggal bernama daf-2. Penelitiannya terhadap cacing itu sukses setelah dia menonaktifkan gen tersebut. Menariknya, manusia yang bisa hidup sampai 100 tahun kemungkinan mengalami mutasi pada gen ini.
Kenyon yakin, suatu hari nanti manusia menjadi lebih muda bisa jadi kenyataan dengan 'memainkan' DNA pada tubuh manusia.
2. Robot super mini
Direktur Google Ray Kurzweil memprediksikan, manusia akan menanamkan jutaan robot mikrokopis--yang disebut nanobots — ke dalam tubuh untuk meningkatkan sistem imun. Dengan demikian, tubuh manusia akan tetap sehat hingga ke level molekuler.
Perangkat super mini itu kira-kira sebesar sel darah manusia. Ketika masuk dalam sistem darah manusia dalam bentuk pil, nanobots akan 'keliling' dalam sirkulasi darah manusia untuk mengantarkan hormon dan memperbaiki sel tubuh dari dalam.
Tujuannya adalah untuk menangkal efek buruk, misalnya dari proses kemoterapi. Nanobots diyakini mampu memperbaiki sel tubuh yang rusak akibat obat-obatan yang tak tepat sasaran.
Eksperimen robot mini ini sudah sukses dilaksanakan pada tikus penderita diabetes. Tikus itu berhasil disembuhkan dengan nanobots.
3. Sel punca (stem cell)
Cara lain dalam menangkal penuaan adalah sel punca/induk. Salah satu fungsi sel ini adalah memperbaiki atau mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup sebuah organisme, termasuk manusia.
Sel inilah yang dilirik miliuner asal Kanada, Peter Nygard. Sel punca berpotensi membangun berbagai macam jaringan adap tubuh manusia. Artinya, sel-sel ini bisa dijadikan ‘spare parts’ untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.
Sejumlah ilmuwan sudah mengekstraksi sel-sel ini dari darah, gigi, sum-sum tulang, hingga lemak tubuh.
Di usianya memasuki 70 tahunan, Nygard yang juga pehosor fashion sudah menyimpan sel puncanya di cawan petri. Cawan ini adalah wadah bundar yang biasa digunakan ilmuwan untuk mengembangbiakkan sel.
Empat kali setahun, dia akan menyuntikkan sel punca ke dalam tubuhnya. Dia yakin sel punca ini berkhasiat memperpanjang usia dan membuat dia lebih muda.
http://www.rtv.co.id/index.php?/read/news/3014/daftar-usaha-gila-manusia-untuk-taklukkan-kematian