Kamis, 26 Juni 2014

Satu Tahun Usaha Peyek, Omzet Rp60 Juta per Bulan

BALIKPAPAN- Kisah sukses selalu berawal dari jatuh bangunnya usaha. Begitu pula yang dialami oleh Filsa (26), pembuat peyek kepiting di Kampung Timur, Balikpapan Utara. Usaha yang digelutinya semenjak Desember 2012 ini sudah membuahkan hasil yang memuaskan.
Pada awalnya, Filsa (26) bekerja di tambang batubara tidak memiliki kepuasan akan pekerjaannya tersebut. Kemudian, dirinya mencoba berwirausaha dengan mendirikan warung ayam bakar. Tidak sampai setengah tahun usaha ayam bakarnya gulung tikar.
Setelah usaha ayam bakar, Filsa mencoba membuka usaha martabak mini. Lagi-lagi hasilnya kurang memuaskan baginya. Setelah itu dirinya mencoba membuat peyek kacang dan dipasarkan ke warung-warung.
Karena produknya dianggap biasa-biasa saja, maka hasil yang didapatkana tidak banyak, lebih banyak barang yang kembali daripada barang yang terjual. Setelah itu dirinya mulai berpikir untuk berinovasi. Filsa menemukan ide untuk membuat peyek kepiting karena dirinya beranggapan bahwa di Balikpapan banyak terdapat kepiting.
Usaha yang dirintis bersama istrinya tersebut kini membuahkan hasil. Dengan kemasan yang menarik serta pemasaran yang kreatif, sebanyak 250 bungkus peyek kepiting terjual habis dalam sehari. Dikatakan oleh Falsi bahwa saat ini permintaan peyek kepiting melebihi produksinya. “Saat ini permintaan peyek kepiting baru 60 persen terpenuhi,” tuturnya kepada wartawan Balikpapan Pos di tempat produksinya .
Dikatakan lebih lanjut bahwa dengan kemasan menarik dapat mengangkat produk agar harganya pantas. “Cost daripada peyek ini kan tinggi di bahan bakunya, yaitu kepiting, jadi dengan diimbangi kemasan yang menarik, maka terlihat prestise, jadi bisa dijual dengan harga yang pantas,” imbuhnya.
Saat ini dirinya mengaku terus berinovasi. Kini peyek keptingnya terdapat varian dua rasa, original dan pedas. Pemasarannya tidak hanya lewat toko oleh-oleh dana di toko swalayan saja. Dengan menggunakan pemasaran online, Falsi dapat memasarkan produknya lebih luas, hingga ke luar pulau Kalimantan.
“Penggunaan pemasaran secara online ini terinspirasi oleh keripik Maicih yang telah populer, namun saya memainkan pemasaran online secara berbeda,” tambahnya. Dirinya menuturkan lebih lanjut bahwa dengan teknik pemasaran terbatas, maka pasar dibuat penasaran dengan produknya, sehingga mencoba untuk mencari produknya tersebut.
Usaha peyek yang Falsi kelola bersama istri serta 3 pegawainya tersebut dapat meraup omset hingga Rp60 juta perbulan. Dalam menjalankan usahanya, Falsi mengaku terdapat kendala dalam pemenuhan bahan baku. “Saat ini kebutuhan kepiting semakin besar, sedangkan penjual kepiting tidak selalu dapat memenuhi permintaan. Selain itu, kadang-kadang penjual kepiting memilih memasarkan kepitingnya di Bali dan Jawa karena harganya lebih tinggi” jelasnya.
Falsi berharap kedepannya usaha peyek kepitingnya tersebut dapat menguasai pasar oleh-oleh di Kaltim. “Balikpapan ini kan dapat dikatakan gerbangnya Kaltim, jadi saya berharap produk ini dapat menguasai gerbangnya Kaltim, yaitu Balikpapan,” pungkasnya.(bp-19)
Sumber: http://kotabalikpapan.net/satu-tahun-usaha-peyek-omzet-rp60-juta-per-bulan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label