Kamis, 24 Maret 2011

Cara kerja motor 4-tak

Mengapa mesin disebut 4 tak, karena memang ada 4 langkah. Berikut adalah detail dari setiap proses. Untuk memudahkannya, maka setting email anda ke HTML sehingga gambar akan terlihat berurutan. Gambar diambil dari website www.howstuffworks.com/engine.htm. Pada website ini, gambar terlihat bergerak. Tetapi untuk memudahkan, gambar sengaja diset per langkah.
4-stroke-engine
1. Intake
Disebut langkah intake karena langkah pertama adalah menghisap melalui piston dari karburator. Pasokan bahan bakar tidak cukup hanya dari semprotan karburator. Cara kerjanya adalah sbb. Piston pertama kali berada di posisi atas (atau disebut Titik Mati Atas). Lalu piston menghisap bahan bakar yang sudah disetting/dicampur antara bensin dan udara di karburator. Piston lalu mundur menghisap bahan bakar. Untuk membuka, diperlukan klep atau valve inlet yang akan membuka pada saat piston turun/menghisap ke arah bawah.

Gerakan valve atau inlet diatur oleh camshaft secara mekanis. Yakni, camshaft mengatur besaran bukaan klep dengan cara menekan tuas klep. Camshaft sendiri digerakan oleh rantai keteng yang disambungkan antara camshaft ke crankshaft. Untuk detilnya, lihat gambar berikut.

Perhatikan bahwa A adalah Intake Valve (klep masuk bahan bakar) dan klep ini ditekan (membuka) karena I (camshaft) menekan valve A. Dengan demikian, pada saat piston turun, maka A terbuka sekaligus bahan bakar ditarik masuk ke ruang bakar. A akan menutup sampai batas tertentu sebelum langkah kedua : kompresi. Rantai keteng tidak terlihat karena akan sulit digambarkan di atas, tetapi crankshaft (P) terhubung dengan camshaft (I). Beberapa mobil Eropa seperti Mercedez menggunakan rantai sebagai penghubung antara crankshaft dan camshaft, tetapi umumnya di mobil Jepang menggunakan belt yang kita kenal sebagai timing belt.

2. Kompresi
Langkah ini adalah lanjutan dari langkah di atas. Setelah piston mencapai titik terbawah di tahapan intake, lalu valve intake tertutup, dan dilakukan proses kompresi. Yakni, bahan bakar yang sudah ada di ruang bakar dimampatkan. Ruangan sudah tertutup rapat karena kedua valve (intake dan exhaust) tertutup. Proses ini terus berjalan sampai langkah berikut yakni meledaknya busi di langkah ke 3.

3. Combustion (Pembakaran)
Tahap berikut adalah busi pada titik tertentu akan meledak setelah PISTON BERGERAK MENCAPAI TITIK MATI ATAS DAN MUNDUR BEBERAPA DERAJAT. Jadi, busi tidak meledak pada saat piston di titik paling atas (disebut titik 0 derajat), tetapi piston mundur dulu, baru meledak. Hal ini karena untuk menghindari adanya energi yang terbuang sia-sia karena pada saat piston di titik mati atas, masih ada energi laten (yang tersimpan akibat dorongan proses kompresi). Jika pada titik 0 derajat busi meledak, bisa jadi piston mundur tetapi mengengkol crankshaft ke arah belakang (motor mundur ke belakang, bukan memutar roda ke depan). Setelah proses pembakaran, maka piston memiliki energi untuk mendorong crankshaft yang nantinya akan dialirkan melalui gearbox dan sproket, rantai, dan terakhir ke roda.

4. Exhaust (Pembuangan)
Langkah terakhir ini dilakukan setelah pembakaran. Piston akibat pembakaran akan terdorong hingga ke titik yang paling bawah, atau disebut Titik Mati Bawah. Setelah itu, piston akan mendorong ke depan dan klep exhaust membuka sementara klep intake tertutup. Oleh karena itu, maka gas buang akan terdorong masuk ke lubang Exhaust Port (atau kita bilang lubang sambungan ke knalpot). Dengan demikian, maka kita bisa membuang semua sisa gas buang akibat pembakaran. Dan setelah bersih kembali, lalu kita akan masuk lagi mengulangi langkah ke 1 lagi.




Sumber : disini

BUDIDAYA IKAN BELUT

Seputar
BUDIDAYA IKAN BELUT
( Synbranchus )






1.SEJARAH SINGKAT
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin.

Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

2.SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.


3.JENIS
Klasifikasi belut adalah sebagai beriku
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa);

Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut) Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.


4.MANFAAT
Manfaat dari budidaya belut adalah:
1)Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
2)Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3)Sebagai obat penambah darah.


5.PERSYARATAN LOKASI
1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.

2)Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.

3)Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
4)Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm.

Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.



6.PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1.Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.

2)Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.

3)Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran
3-50 cm.

4)Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.

5)Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.

6)Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50cm (bahan organic + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah.
Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.

6.2.penyiapan Bibit
1) Menyiapkan Bibit

a.anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
b)Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bias juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.

c.Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan.
Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.

d.Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2.

Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5¬2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

2) Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organic utama.

2)Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.

3)Pemberian Vaksinasi
4)Pemeliharaan Kolam dan Tambak

Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.


7.HAMA DAN PENYAKIT
7.1.Hama
1)Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.

2)Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, nmusang air dan ikan gabus.

3)Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.

7.2. Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang
berukuran kecil.


8.PANEN
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1)Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2)Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen).

Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut,dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.


9.PASCAPANEN
Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar,penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas



10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:


1) Biaya Produksi
a.pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
b.Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,- Rp. 225.000,-
c.Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp. 45.000,-
d.Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,-

2) Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,- = Rp. 750.000,-
3) Keuntungan Rp. 422.000,-
4) Parameter Kelayakan Usaha 2,28

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
1) Satwono, B. 1999. Budidaya Belut dan Tidar. Penerbit Penebar Swadaya (Anggota IKAPI). Jakarta.
2) Ronni Hendrik S. 1999. Budidaya Belut. Penerbit Bhratara, Jakarta

Sumber :
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Rabu, 23 Maret 2011

MEWUJUDKAN KONSEP MINA KERA MELALUI KOLAM TERPAL

MEWUJUDKAN KONSEP MINA KERA
MELALUI KOLAM TERPAL

gbr

Setelah sepintas membaca judul tulisan di atas mungkin ada diantara Anda yang menjadi penasaran dan ingin mengetahui lebih jauh tentang Mina Kera. Barangkali yang pertama terbersit dalam benak Anda adalah sederet pertanyaan; Apa sih Mina Kera itu? Apakah ada hubungan antara Mina (ikan) dan Kera? Apa pentingnya mengkaitkan keduanya? Seperti apa konsep Mina Kera? Apa kaitannya dengan kolam terpal ? atau bahkan mungkin ada juga yang sempat bertanya; Apakah judul tersebut tidak salah tulis ?


Jika kemudian Anda mencoba mengaitkan arti harfiah masing-masing kata 'Mina' dan 'Kera' dan ternyata masih belum mendapatkan gambaran tentang makna penggabungan kedua kata tersebut maka uraian singkat berikut ini semoga dapat menjadi jawabannya.


ARTI MINA KERA

Mina atau mino (dalam bahasa Jawa) sendiri dapat berarti ikan atau perikanan dan dapat juga diartikan budidaya perikanan dalam pengertian yang lebih luas. Kata mina ini cukup sering digunakan sebagai nama atau bagian dari nama suatu kelompok budidaya perikanan yang sering dijumpai pada daerah-daerah dimana terdapat sentra-sentra perikanan. Penggunaan kata 'mina' atau 'mino' pada nama-nama seperti; 'Mina Makmur', 'Mina Lestari', 'Mina Sejahtera' atau juga 'Pandan Mino' maupun 'Argomino' misalnya, menunjukkan identitas atau ciri bagi suatu kegiatan usaha yang bergerak di bidang perikanan terutama perikanan budidaya, baik yang berskala kecil, menengah maupun besar (industri). Sedangkan kata 'Kera' yang dimaksud disini bukanlah merujuk pada satu jenis mamalia yang merupakan kerabat terdekat manusia melainkan hanyalah merupakan singkatan dari kata kebun dan rakyat. Makna kata kebun sendiri tidak harus selalu diartikan sebagai lahan luas tempat memelihara berbagai jenis tanaman seperti yang sering ditemui di wilayah pedesaan, namun pekarangan (halaman) di sekitar rumah pun termasuk dalam pengertian kata kebun ini walau dengan areal lahan yang lebih sempit. Secara umum Mina Kera dapat diartikan sebagai kegiatan memelihara ikan di kebun atau di halaman sekitar rumah yang dapat dilaksanakan oleh warga masyarakat secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok.


KONSEP MINA KERA

Sesuai dengan namanya Mina Kebun Rakyat terlahir sebagai suatu konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan dengan mengoptimalkan potensi lahan sekitar menjadi lebih produktif melalui usaha budidaya perikanan dalam skala mikro (rumah tangga) yang mampu dilaksanakan secara swadaya (mandiri) oleh warga masyarakat sehingga dapat memberi kontribusi nyata bagi peningkatan pendapatan (income) keluarga yang pada akhirnya berdampak positip terhadap peningkatan kesejahteraan warga. Melalui konsep Mina Kera, masyarakat diajak berperan aktif dalam meningkatkan produktifitas lahan sekitar melalui budidaya perikanan dengan menerapkan pola budidaya yang berkelanjutan dan teknologi tepat guna dengan tetap mengedepankan faktor keseimbangan dan kelestarian lingkungan sekitar




UPAYA MEWUJUDKAN KONSEP MINA KERA
Awalnya memang tidak mudah mengajak warga setempat untuk turut berperan aktif mengembangkan usaha budidaya perikanan di atas lahan perbukitan yang tergolong tandus ini. Upaya sosialisasi yang semula dilakukan oleh pokdakan Argomino dibawah pimpinan Bpk. Suhardi (yang lebih akrab disapa 'Pak Hardi') ternyata kurang mendapat sambutan dari masyarakat. Keengganan sebagian besar warga masyarakat saat itu lebih didasarkan pada keraguan akan keberhasilan usaha budidaya ini mengingat faktor alam sekitar yang dinilai kurang mendukung. Hal ini memang cukup beralasan mengingat pemahaman anggota masyarakat pada umumnya adalah bahwa usaha perikanan hanya mungkin dikembangkan pada daerah-daerah dimana ketersediaan air baku yang memenuhi persyaratan budidaya perikanan relatif mudah diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang mencukupi sepanjang tahun.


Sebagian besar kawasan perbukitan di wilayah Kecamatan Nanggulan memang tergolong lahan tandus yang kurang produktif. Selain karena kondisi tanahnya yang banyak mengandung kapur, ketersediaan air yang sangat diperlukan dalam kegiatan bercocok tanam boleh dibilang sangat terbatas. Para petani hanya mengandalkan tampungan air hujan yang tak seberapa untuk merawat tanaman di ladang mereka. Dalam berkebun pun warga setempat pada umumnya cenderung memilih jenis tanaman buah atau tanaman pangan lainnya yang tidak banyak membutuhkan air dalam pemeliharaannya. Kurangnya sumber air tampaknya menjadi faktor utama penyebab rendahnya produktifitas tanaman perkebunan setempat. Upaya budidaya tanaman buah yang bernilai ekonomi tinggi pun tak dapat berkembang karena sulitnya mendapatkan sumber-sumber air permukaan maupun air tanah yang sangat diperlukan dalam pemeliharaan tanaman. Tak heran jika pemandangan yang lazim terlihat di kawasan ini beberapa tahun lalu hanyalah berupa kampung-kampung warga yang tersebar diantara hamparan ladang dan kebun-kebun penduduk di sekitar lereng-lereng perbukitan yang kering dan tandus.

Seperti halnya di desa-desa lain disekitarnya, di desa Tanjungharjo ini pun jarang sekali ditemui adanya sumur, baik sumur tradisional maupun sumur bor. Hal ini disebabkan tidak semua tempat di kawasan perbukitan ini memiliki cadangan air bawah tanah dalam jumlah yang memadai. Pada beberapa lokasi yang memungkinkan untuk dibuat sumur pun sering didapati muka air tanahnya terletak jauh di kedalaman lebih dari 25 meter. Walau di musim penghujan sekalipun, volume air tanah yang bisa dimanfaatkan tetaplah terbatas. Terlebih lagi disaat musim kemarau, sumur pun menjadi kering dan praktis tak dapat digunakan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, sebagian besar warga lebih mengandalkan tempat-tempat penampungan air hujan, baik yang dibangun secara swadaya maupun yang telah dibangun oleh Pemerintah Daerah setempat pada beberapa titik lokasi di sekitar perkampungan penduduk.


Jika hanya dilihat dari aspek geografi dan topografi semata, maka wajar bila kawasan perbukitan Nanggulan yang kering ini dapat dikatakan jauh dari kondisi ideal untuk pengembangan usaha budidaya perikanan. Namun kondisi alam yang demikian ternyata tidak menyurutkan tekad dan semangat rekan-rekan yang tergabung dalam pokdakan Argomino dalam upaya mengembangkan potensi lahan yang kurang subur menjadi lahan yang lebih produktif melalui budidaya perikanan. Bermula dari beberapa kolam ikan yang dibuat dengan menggunakan bahan terpal, kini lebih dari 300-an kolam sejenis telah berhasil dikembangkan. Hampir di setiap kebun penduduk terdapat kolam-kolam terpal dalam berbagai bentuk dan ukuran. Rata-rata setiap keluarga memiliki 2 sampai 3 kolam ikan sesuai dengan kemampuan pengelolaan dan luas lahan (kebun) yang dimiliki. Umumnya kolam-kolam terpal ini digunakan untuk pembibitan ikan gurame sementara sebagian warga lainnya lebih memilih usaha pembesaran ikan gurame hingga mencapai ukuran konsumsi.



PERKEMBANGAN KOLAM TERPAL

Antusias masyarakat dalam kegiatan budidaya perikanan tampak semakin meningkat beberapa tahun terakhir ini. Pemanfaatan bahan terpal sebagai media pemeliharaan (kolam) ikan terbukti dapat menjadi solusi yang tepat bagi warga masyarakat yang berada pada daerah-daerah yang memiliki akses terbatas terhadap ketersediaan air baku, baik yang berasal dari aliran air irigasi, air permukaan (danau, sungai atau kali), air sumur ataupun sumber-sumber air lainnya. Saat ini kegiatan memelihara ikan di kolam terpal telah menjadi pemandangan yang lazim ditemui di berbagai tempat di wilayah Kab. Kulon Progo dan sekitarnya. Tidak saja di areal persawahan tetapi juga di wilayah pesisir pantai, kawasan perbukitan, kebun-kebun warga hingga pekarangan (halaman) di sekitar rumah penduduk.


Walau pada awalnya konsep Mina Kera lebih diperuntukkan bagi warga masyarakat pedesaan yang berada di wilayah perbukitan dimana ketersediaan air baku, baik yang berasal dari sistem pengairan teknis maupun sumber-sumber alami lainnya sangat terbatas, namun dalam kenyataannya konsep Mina Kera dapat pula diterapkan pada kawasan pesisir dan wilayah dataran rendah lainnya seperti pada lahan-lahan marginal dan kawasan pinggiran kota. Dengan memanfaatkan bahan terpal (tarpaulin) sebagai media pemeliharaan ikan, warga masyarakat yang memiliki lahan terbatas pun kini dapat turut serta mengembangkan budidaya perikanan, baik sebagai kegiatan pokok maupun usaha sampingan dalam upaya mendapatkan penghasilan (income) tambahan bagi peningkatan kesejahteraan keluarga.


sumber;
http://ikankolamterpal.blogspot.com/2010/03/mewujudkan-konsep-mina-kera-melalui.html#more

Rabu, 09 Maret 2011

10 Air Terjun Terindah Di Dunia

Kita tahu Bahwa Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Nah sekarang kita intip yuk 10 Air Tejun Terindah di dunia.

1. Multnomah Falls, United States
Multnomah Falls adalah air terjun di sisi Oregon dari Columbia River Gorge, yang terletak di sebelah timur Troutdale, antara Corbett dan Dodson, di sepanjang Sungai Columbia Historic Highway. , dibagi menjadi sebuah bagian atas jatuh dari 542 kaki (165 m) dan yang lebih rendah jatuh dari 69 kaki (21 m)


2. Dettifoss Waterfalls, Iceland
Air terjun Dettifoss adalah sebuah air terjun yang berada di wilayah Mývatn, sebelah utara Islandia. Air terjun ini berada di aliran sungai Jökulsá á Fjöllum yang berasal dari gletser. Air terjun ini terkenal karena arusnya yang sangat besar yakni antara 200 sampai 500 meter kubik per detik yang tergantung pada musim. Lebar air terjun ini sekitar 100 meter dengan ketinggian 44 meter.

Di dekat Dettifoss, terdapat pula sebuah air terjun yang tidak kalah menariknya yaitu air terjun Selfoss. Taman nasional Jökulsárgljúfur berada sekitar 15 km sebelah utara air terjun ini.


3. Niagara Falls, USA
Niagara adalah air terjun besar di sungai Niagara ,Meski tidak terlalu tinggi, Niagara merupakan air terjun yang sangat lebar dan terpopuler di dunia. Lebih dari 6 juta kaki kubik (168.000 m3) air per menit dijatuhkan dan ini merupakan air terjun yang paling kuat di Amerika Utara.


4. The waterfalls of Plitvice Lakes, Croatia
Danau Plitvice Taman Nasional terletak di dataran tinggi Plitvice yang dikelilingi oleh tiga bagian pegunungan Alpen Dinarik: gunung Plješevica (Gornja Plješevica puncak 1.640 m), Mala Kapela gunung (Seliški Vrh puncak pada 1.280 m), dan Medveđak (884 m)


5. The Victoria Falls, Zimbabwe
Air terjun Victoria merupakan salah satu air terjun paling spektakuler di dunia. Air terjun ini terletak di Sungai Zambezi, yang pada saat ini membentuk perbatasan antara Zambia dan Zimbabwe. Air terjun ini memiliki lebar kira-kira 1 mil (1,6 km), dengan ketinggian 128m (420 kaki).

David Livingstone, penjelajah Skotlandia, mengunjungi danau ini pada 1855 dan menamakannya atas nama Ratu Victoria, sedangkan nama lokalnya adalah Mosi-oa-Tunya, "asap menggelegar." Air terjun ini merupakan bagian dari dua taman nasional, Mosi-oa-Tunya National Park di Zambia dan Victoria Falls National Park di Zimbabwe, dan juga Situs Warisan Dunia UNESCO. Air terjun ini merupakan obyek wisata utama di Afrika Selatan.


6. Iguazú Falls Brazil
Air terjun Iguazu, Air terjun Iguassu, or Air terjun Iguaçu (Portugis: Cataratas do Iguaçu, (kataˈɾatɐz du igwaˈsu); Spanyol: Cataratas del Iguazú, [kataˈɾatas del iɣwaˈsu) adalah nama air terjun yang berlokasi di Sungai Iguazu di perbatasan negara bagian Paraná di Brazil dan propinsi Misiones di Argentina. Air terjun ini membagi sungai menjadi bagian atas dan bawah.


7. Upper Yellowstone Falls, United States
Yellowstone National Park adalah taman nasional di Amerika Serikat. Terletak di negara bagian Wyoming, Montana, dan Idaho. Meliputi 3.468 mil² (8.983 km²). Yellowstone National Park merupakan taman nasional tertua di dunia, didirikan pada tanggal 1 Maret 1872 saat Presiden Amerika Serikat Ulysses S. Grant menandatangani hukum untuk mengesahkannya.


8. The Krimmler waterfall, Austria
Adalah air tejun yang terletak di austria dan menempati urutan ke 26 sebagai air terjun teritinggi di dunia


9. Gullfoss Waterfall, Iceland
AIR terjun Gullfos merupakan salah satu lokasi wisata populer di Eslandia. Namun akibat letusan gunung berapi beberapa bulan belakangan ini, lokasi yang menawarkan kemegahan alam Eslandia sepi pengunjung.

Lokasi wisata popular air terjun Gullfoss berada di lembah sungai Hvita. Dari puncaknya, air terjun jatuh dan mengalir turun melalui beberapa tahap hingga sampai ke celah yang mempunyai kedalaman 32 meter (105 kaki).


10. Nachi Falls of Japan
Adalah air terjun yang berada di Danau Chuzenji, Taman Nasional Nikkō, Prefektur Tochigi, Jepang. Penemunya adalah seorang biarawan bernama Shōdō Shōnin.




Sumber : disini

Selasa, 08 Maret 2011

"Falling Water" Rumah di Atas Air Terjun

Siapa sih yang gak kenal Fallingwater, bangunan ini sangatlah terkenal, bahkan di kalangan arsitek dari seluruh dunia. Falling water adalah rumah yang didesain oleh arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di barat daya pedesaan Pennsylvania , 50 mil sebelah tenggara Pittsburgh . Berusaha menghadirkan sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dekat dengan alam.Pemilihan lahan dan bahan bangunan secara apik menyiratkan kesederhanaan dan penghargaan terhadap alam sekitar. Bahan bangunan (finishing) diambil dari quarry di sekitar lokasi dengan eksplotasi yang bijak. Pemilihan struktur yang didominasi sistem cantilever (overhang) berbahan utama beton bertulang secara sepintas tampak biasa saja, namun kalau dilihat lebih detail menunjukkan bahwa Falling Water dibangun dengan sistem struktur yang rumit dan sangat detail.
Bangunan ini ditetapkan sebagai National Historic Landmark di 1966. Pada tahun 1991, American Institute of Architects menunjukkan bahwa Falling Water adalah “The Best all-time work American architecture”. Sementara itu National Geographic Traveler menetapkannya sebagai “Place of a Lifetime”.

Location : Mill Run , Pennsylvania
Nearest city : Pittsburgh
Built : 1936 - 1939
Architect : Frank Lloyd Wright
Architectural style(s) : Organic architecture
Visitation : about 135,000
Governing body : Western Pennsylvania Conservancy
Added to NRHP : July 23, 1974
Designated NHL : May 23, 1966
NRHP Reference# : 74001781

Sang Arsitek
Frank Lloyd Wright(1867-1959), dikenal karena keberadaannya sebagai arsitek yang mendunia akibat pengaruhnya yang sangat besar terhadap ranah arsitektur dunia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari keberadaan karyanya yang hampir tersebar di 37 negara/ lokasi, diantaranya di Irak, Jepang, Kanada, Mesir, Inggris selain di Amerika sendiri tentunya. Fallingwater yang didesain tahun 1936-lah menjadi suatu desain yang paling populer karena mempunyai relevansi yang jelas dan sangat terasa dengan konsep arsitektur organiknya. Bagian paling fenomenal dari rumah itu adalah ruang keluarga yang menjorok dan melayang di puncak air terjun. Suara gemercik air yang berasal dari aliran air sungai di bukit Bear Run senantiasa jadi musik alami yang terdengar di seluruh penjuru rumah. Bangunan yang kemudian terkenal dengan nama "Falling Water" itu dianggap sebagai adikarya Wright.
Frank Lloyd Wright, adalah sang arsitek fenomenal yang telah menghadirkan karya spektakuler rumah peristirahatan bagi keluarga Edgar J. Kaufmann, pemilik sebuah Department Store dari Pittsburg, pada tahun 1935-1939. Sejak tahun 1963, Falling Water beserta seluruh isinya oleh keluarga Kaufmann Jr. diserahkan kepada Western Pennsylvania Conservacy untuk dijadikan museum sebagai penghargaan atas karya arsitektur F.L. Wright.Hampir enam juta orang telah mengunjungi rumah tersebut pada Januari 2008. Meskipun lokasinya terpencil di Pennsylvania (2 jam berkendara dari Pittsburgh), tercatat lebih dari 120.000 pengunjung setiap tahun

Denah Bangunan
Falling Water Floor Plan

Eksterior
Jalan menuju pintu masuk Fallingwater
di halaman depan
Sungai yang mengalir di bagian depan bangunan
nah dari tangga ini bisa langsung ke sungainya
nih tangga nya
Garis horizontal dan vertikal yang kuat merupakan ciri khas Fallingwater
kantilever di Fallingwater

Interior
Interior Fallingwater menggambarkan ruang duduk dengan perabotan dirancang oleh Wright




Sumber : disini

Kamis, 03 Maret 2011

Pertolongan Pertama Jika Sendal Jepit Putus

Pernah gak, pas lagi asik jalan-jalan memakai sendal jepit, lalu tiba-tiba sendal jepit kita putus seperti gambar di bawah ini?

Jika anda mengalami hal tersebut, anda tidak usah panik atau bingung, apalagi sampai bunuh diri. Dunia gak akan kiamat hanya gara-gara sendal jepit yang putus..hehe...nah kembali ke topik..kali ini saya akan berbagi cara untuk mengatasi keadaan darurat saat sendal jepit putus. ikuti langkah-langkah pertolongan pertama pada sendal jepit dibawah ini :

1. Jika anda memilik uang, lebih baik beli sendal yang baru. Tapi jika anda tidak memiliki uang yang cukup, anda bisa beli es dan kemudian mendapat sedotan, tentunya gak sebanyak seperti gambar dibawah ini..hehe..tetapi jika anda memang tidak memiliki uang sepeser pun...anda bisa mencari sedotan atau meminta  sedotan ke toko terdekat sambil berdoa semoga dikasih.

2. Pilih sedotan yang sewarna dengan sendal jepit.. kalo misalnya gak ada, ya udah terpaksa beda warna, namanya juga darurat.. hehe..

3. Lipat sedotan

4. Kemudian ikatkan sehingga membentuk simpul seperti ini


5. Jika ada gunting, boleh ditambah optional ini.. gunting sedotan lain, seukuran jepitan sendal.. (ilustrasi menggunakan sedotan warna lain, supaya terlihat jelas, nanti prakteknya sih pake warna yang sama ya, supaya gak terlihat belang.. hehe..)

6. Kemudian masukkan potongan sedotan melewati sedotan yang uda disimpul

7. Nah setelah itu, masukkan sedotan tadi melewati lubang sendal jepit


8. Setelah itu, sedotan dibentuk seperti gambar di bawah ini.. caranya seperti mengikat biasa, nanti jadinya berbentuk seperti ini..

9. Selesai.. sendal jepit sekarang bisa digunakan..




Sumber : disini

Label