Jumat, 12 Agustus 2011

Tehnik Pemijahan Ikan Emas


SIAPKAN ALAT DAN BAHAN
 
 I . ALAT       :
 
      - Gergaji , meteran, cangkul, selang, golok ,palu dan Aerator.
 
 II.  BAHAN  :
 
  • Terpal 8 x 5 m, bambu 6 batang, paku, benang, paralon, ijuk,  seser, Ikan Mas Induk Jantan dan betina.
 
 LANGKAH – LANGKAH
 
  1. Ratakan lahan yang dibutuhkan untuk tempat pemijahan dengan ukuran 7 m x 4 m, setelah lahan rata hamparkan sekam diatasnya secukupnya.
  2. Bambu dipotong-potong dengan ukuran 70 Cm sebanyak 42 potong
  3. Bambu yang panjangnya 6 m sebanyak 5 batang dibelah menjadi 4.
  4. Bambu yang sudah dipotong 70 Cm dipatokan keliling dengan ukuran 50 Cm dari patok pertama ke patok yang lainnya dengan ketinggian 50 Cm DPT, untuk lebih meyakinkan patok itu rata bisa menggunakan selang dilahan yang sudah diratakan. Selanjutnya bambu yang sudah dibelah dipasang dengan pemasangan dari samping kearah keluar untuk menghindari paku kena terpal.
  5. Pasang terpal ukuran  8 m x 5 m dengan benar dan rapih dengan cara memaku di bambu yang atas untuk menghindari bocornya terpal dan diberi lubang pembuangan air dipojok bawah untuk memudahkan dalam penggantian air.
  6. Isi air bak terpal setinggi 30 Cm lalu dipasang Aerator untuk menciptakan air seperti mengalir.
  7. Ijuk yang sudah disiapkan ditatah rapi dengan cara dipasang / dijepit dengan bambu dengan panjang 1,5 m atau disesuaikan dengan kebutuhan sebanyak 6 embleg dan dirangkai dijadukan 2 rangkaian.
  8. Pasang ijuk yang sudah ditap kedalam bak terpal, pemasangan dilakukan dibagi 2 ( 1 dibarat dan 1 ditimur ).
  9. Memilih induk yang siap mijah dengan cara Induk jantan di elus dari bagian perut sampai kebagian anus, kalau ada sperma yang keluar itu yang dipilih, induk betinapun sama dilakukan dengan cara seperti itu tapi yang kelihatan telurnya, ini siap mijah.
  10. Masukan ke bak terpal Induk betina 1 ekor dan 6 – 7 ekor Induk jantan dan biarkan lihat reaksinya dan amati.
  11. Setelah 6 jam dan air mulai ada busa - busa itu sudah dipastikan akan mijah, matikan Aerator supaya air tenang selama 15 menit, amati.
  12. Setelah air tenang selama 15 menit Aerator dijalankan kembali
  13. Setelah berjalan 20 menit masukan putih telur ayam kampung untuk merangsang ikan untuk mijah ( jika perlu )
  14. Ikan akan mulai mijah sampai 3 jam telur akan menempel di ijuk, setelah 3 jam indukan diangkat dan dipisahkan antara jantan dan betinanya lalu dicuci samapai bersih ( tidak bau amis ) dengan cara diguyur dengan air yang jalan sambil memberi oksigen.
  15. Indukan yang sudah bersih dipindah ke balong lagi dan diberi umpan.
  16. Selanjutnya telur ditiriskan selama 30 menit sambil nunggu air di ganti
  17. Pasang telur yang tadi sudah ditiriskan selama 2 hari 1 malam akan menetas. Maximal menetas sampai selesai sampai 4 hari  Selanjutnya adalah pemeliharaan.   
  


sumber: Andri deptan

Selasa, 02 Agustus 2011

BUDIDAYA KEPITING BAKAU


 




Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas perikanan pantai yang mempunyai nilai ekonomis penting. Pada mulanya kepiting bakau hanya dianggap hama oleh Petani tambak, karena sering membuat kebocoran pada pematang tambak. Tetapi setelah mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, maka keberadaannya banyak diburu dan ditangkap oleh nelayan untuk penghasilan tambahan dan bahkan telah mulai dibudidayakan secara tradisional di tambak. Mengingat permintaan pasar ekspor akan kepiting bakau yang semakin meningkat dari tahun ke tahun maka usaha ekstensifikasi budidaya kepiting bakau mulai dirintis di beberapa daerah.


Sebagai komoditas ekspor kepiting memiliki harga jual cukup tinggi baik dipasaran dalam maupun luar negeri, namun tergantung pada kualitas kepiting (ukuran tingkat kegemukan). Penggemukan kepiting dapat dilakukan terhadap kepiting bakau jantan dan betina dewasa tetapi dalam keadaan kosong/kurus. Untuk dapat menghasilkan kepiting yang gemuk diperlukan waktu yang cukup pendek yaitu 10 - 20 hari. Harga jual kepiting gemuk menjadi lebih tinggi dengan demikian dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani.


1. TEKNIK BUDIDAYA PEMBESARAN
Faktor teknik yang perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan budidaya pembesaran kepiting, antara lain :

a. Pemilihan Lokasi Budidaya
Pemilihan lokasi budidaya harus tepat secara teknis operasional dengan mempertimbangkan beberapa aspek sebagai berikut :
1. Mutu air cukup baik
- Salinitas 15 - 30 ppt
- pHair 7 - 8
- Suhu 25 - 30 C
- Kandungan O >3 ppm
2. Mudah diawasi
3. Substrat dasar tambak adalah lumpur berpasir
4. Untuk sistem karamba harus terhindar dari pengaruh banjir dan mudah terjangkau oleh pasang surut.
5. Merupakan wilayah penangkapan kepiting
b. Tempat Pemeliharaan
Tempat pemeliharaan kepiting bisa berupa kurungan bambu, waring, maupun bak beton. Untuk tempat pemeliharaan kepiting yang berasal dari kurungan bambu (karamba) disarankan berukuran 1,5x1x1meter atau 2x1x1meter, hal ini bertujuan memperrmudah pengelolaannya terutama pada waktu mengangkat karamba diwaktu panen.

c. Pemilihan Benih
Kesehatan benih merupakan satu diantara faktor yang menunjang keberhasilan dalam usaha penggemukan kepiting. Oleh sebab itu pemilihan dan pengelolaan benih harus benar dan tepat. Kesehatan benih juga bisa dilihat dari kelengkapan kaki-kakinya. Hilangnya capit akan berpengaruh pada kemampuan untuk memegang makanan yang dimakan serta kemampuan sensorisnya. Walaupun pada akhirnya setelah ganti kulit maka kaki yang baru akan tumbuh tetapi hal ini memerlukan waktu, belum lagi adanya sifat kanibalisme kepiting, sehingga kepiting yang tidak bisa jalan karena sedang ganti kulit sering menjadi mangsa kepiting lainnya. Untuk itu maka harus dipilih benih yang mempunyai kaki masih lengkap. Benih kepiting yang kurang sehat warna karapas akan kemerah-merahan dan pudar serta pergerakannya lamban.

d. Pengangkutan Benih
Walaupun kepiting bakau merupakan hewan yang tahan terhadap perubahan lingkungan namun cara pengangkutan yang salah bisa menyebabkan kematian dalam jumlah banyak atau mengurangi sintasan. Pengangkutan benih sebaiknya dilakukan sewaktu suhu udara rendah dan kurang sinar matahari. Tereksposenya benih kepiting ke dalam sinar matahari bisa menimbulkan dehidrasi yang pada akhirnya cairan dalam tubuh kepiting akan keluar semuanya sehingga menyebabkan kematian. Tingginya kematian benih setelah sampai tempat tujuan biasanya disebabkan karena benih yang dibeli memang sudah lemah akibat sudah ditampung beberapa hari oleh pedagang pengumpul. Biasanya kematian kepiting terjadi setelah hari ke-4 dalam penampungan tanpa air. Wadah yang dipakai dalam pengangkutan kepiting sebaiknya tidak menyebabkan panas dan letakkan kepiting dalam posisi hidup. Wadah sterofoam dengan panjang 1 m dan lebar 60 cm dapat menyimpan benih sebanyak 100 - 150 ekor untuk benih yang diikat.Lakukan penyiraman sebanyak 2 - 3 kali penyiraman dengan air berkadar garam 10 - 25 ppt, selama pengangkutan 5 - 6 jam.

2. PENEBARAN
Penebaran kepiting dilakukan pada pagi atau sore hari pada karamba. Benih kepiting yang ditebarberukuran berat 200 - 300 gram per ekor. Untuk ukuran karamba 1,5 - 2 x 1 x 1 meter kepadatan tebar nya kurang lebih 15 - 25 kg atau sebanyak 60 - 70 ekor.

3. PEMELIHARAAN
Penempatan karamba dalam petak tambak disarankan diletakkan di dekat pintu masuk/keluar air. Posisi karamba sebaiknya menggantung berjarak 15 cm dari dasar perairan yang tujuannya agar sisa pakan yang tidak termakan jatuh ke dasar perairan tidak mengendap di dalam karamba. Diusahakan seminggu 2 kali karamba dipindah dari posisi semula hal ini bertujuan agar terjadi sirkulasi / pergantian air. Kegiatan dalam pemeliharaan setelah penebaran dilakukan :
- Pemberian pakan rucah lebih diutamakan dalam bentuk segar sebanyak 5 -10% dari berat badan dan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore/malam hari.
- Penggantian air dilakukan bila terjadi penurunan kualitas air.
- Sampling dilakukan setiap 5 hari untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan dan kesehatan kepiting.
Dengan pengelolaan pakan yang cermat, cocok dan tepat jumlah maka dalam tempo 10 hari
pertumbuhan kepiting bisa diketahui.

4. PEMANENAN
Pemeliharaan / penggemukan kepiting di karamba dapat dilakukan selama 15 hari, tergantung pada ukuran benih dan laju pertumbuhan. Laju pertumbuhan oleh jenis pakan yang diberikan dan kualitas air tambak. Untuk memanen kepiting digunakan alat berupa seser baik untuk tujuan pemanenan total maupun selektif. Pelaksanaan panen harus dilakukan oleh tenaga terampil untuk menangkap dan kemudian mengikatnya. Selain itu tempat dan waktu penyimpanan sebelum didistribusikan kepada konsumen menentukan kesegaran dan laju dehidrasi karena kehilangan berat sekitar 3 - 4% dapat menyebabkan kematian.

5. ANALISA USAHA
Beberapa asumsi yang digunakan dalam menghitung biaya dan pendapatan dalam usaha penggemukan kepiting :
- Lama pemeliharaan 15 hari.
- Harga jual kepiting jantan Rp. 27.000,- dan kepiting betina Rp. 50.000,-
- Benih yang dibutuhkan 20 kg atau 60 ekor/keramba
- SR 75% atau 88 ekor, jantan 44 ekor atau 22 kg dan betina 44 ekor atau 22 kg dengan ukuran 1-2 ekor/kg.

ANALISALABA-RUGI

A. Biaya Investasi
-Pembuatan Karamba 2bh @ Rp.250.000 : Rp. 550.000
-Pembelian Peralatan : 50.000
Sub total A : Rp. 550.000
B. Biaya Operasional
- Benih 40 kg @ Rp. 19.000 : Rp. 760.000
-Pakan 150 kg @ Rp. 1.000 : Rp. 150.000
-Tenaga Kerja : 150.000
Sub total B : Rp.1.060.000
C. Penyusutan Modal 10% x A : Rp. 55.000
D. Total Biaya (B+C) : Rp.1.115.000
E. HasilPenerimaan
-Kepiting jantan 44 kg @ Rp. 27.000 : Rp. 594.000
-Kepiting betina44 kg @ Rp. 50.000 : Rp.1.100.000
Sub total E : Rp.1.694.000
F. Laba Operasional (E-D) : Rp. 579.000
G. Laba dalam 1 tahun (Fx12bln) : Rp.6.948.000

ANALISA BIAYA
1. Cash Flow{G+A} : Rp.7.498.000
2. Rentabilitas {F:(A+B)*100%)} : 46%
3. B/C Rati0 {E :D} : 1,5
4. Pay BackPeriod {(A+B) : (G+A) x 1tahun} : 3 bulan
5. Break EvenPoint {(C:(1 - (B:E)} : Rp. 146.956


sumber: imelda S.Pondaag,Spi

Label