Jumat, 29 Agustus 2014

BUDIDAYA BEKICOT

( Achanita spp. )
1. SEJARAH SINGKAT
Bekicot berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak terdapat di Pulau Jawa.
2. SENTRA PETERNAKAN
Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali.
3. J E N I S
Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot.
4. MANFAAT
Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot,
keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri.

Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie., yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
  1. Perkandangan
    Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25–30 derajat C.

    Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.

    Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:

    a. Kandang kotak kayu
    Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.
    b. Kandang dari bak semen
    Pembuatan kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dalam bak.
    c. Kandang galian tanah
    Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir.

    Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot dan telurnya tidak rusak.

  2. Peralatan
    Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.
6.2.
Peyiapan Bibit
Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku. Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:

1) Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50 100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
3) Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam.

Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.

6.3.
Pemeliharaan
Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran.

Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi:

1) Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dapatdipertahankan dengan menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.
2) Mempertahankan kondisi likngkungan
Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.
3) Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.
4) Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain

Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.
5) Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliaraan.
Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal
sebagai berikut:
a. membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang)
b. membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen
c. menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.
8. P A N E N
Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya.

Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
8.1.
Hasil Tambahan
Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat kapur.
8.2. Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan menggunakan karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya. Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.
9. PASCA PANEN
Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin.

Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya bekicot metoda kebun di daerah Kediri (Jawa Timur) dengan luas lahan 4.000 m2 pada tahun 1999.

1) Biaya produksi
a. Sewa Lahan 4.000 m2 Rp. 200.000,-
b. Bibit induk 100 ekor @ Rp. 50,- Rp. 5.000,-
c. Pembuatan Pagar dan saluran 5 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 25.000,-
d. Bambu pagar 10 btg @ Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
e. Pakan dan Pemeliharaan Rp. 120.000,-
f. Panen dan pasca panen Rp. 100.000,-
g. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 500.000,-

2) Pendapatan
- Bekicot siap panen 30.000 ekor = 100 kg @ Rp. 100,- Rp. 10.000,-
- Anak bekicot 60.000,-
- Telur bekicot 9.030.000 butir
Selanjutnya hasil panen dapat dilakukan setiap hari 100 kg dan pendapatan tiap bulan adalah Rp. 300.000,- dan perkembangan bekicot dari telur menjadi bekicot dan bekicot bertelur dan seterusnya.

3) Keuntungan
Dari budidaya bekicot tersebut dapat didapat keuntungan Rp. 180.000,- setiap bulannya dan Rp. 6.000,- setiap harinya.
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Daging bekicot merupakan komoditi eksport yang menjanjikan, karena harganya yang cukup mahal dipasaran internasional. Pada periode Januari-Juli 1988 harga ekspor daging bekicot US $ 1,82 per kg. Hal ini menyebabkan menculnya Peternakan Inti Rakyat (PIR) dengan komoditi bekicot. Kini telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.
11. DAFTAR PUSTAKA
1) Kusnin Asa. 1984. Budidaya Bekicot. Bhratara Karya Aksara. Jakarta
2) Pinus L. 1988. Beternak Bekicot untuk Perancis, dalam Trubus, Febuari
3) Victor Zebua (1988). Bekicot Melimpah Cacing Daun Bertingkah, dalam Harian Kedaulatan Rakyat, 17 September 1988.
4) Naryo Sadhori S. 1997. Teknik Budidaya Bekicot. Balai Pustaka. Jakarta.
12. KONTAK HUBUNGAN
1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl. Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2) Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek,
Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia,
Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,
Sumber: http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=4&file=167

Banjir Ikan Di Maluku

Perairan Maluku dipastikan segera menjadi lumbung ikan nasional, menjelang dilaksanakannya Sail Banda 2010, Agustus mendatang. Lumbung ikan nasional didukung tiga kawasan perairan, yakni Laut Banda, Laut Maluku, dan Laut Arafura. Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menegaskan hal itu pada seminar perikanan yang digelar di Ambon, pekan lalu.
“Maluku sudah ditakdirkan berada di tiga fishing ground, dan mengon-tribusi 50% produk ikan jenis ekonomis di Indonesia,” kata Karel melalui keterangan pers yang diterima Investor Daily Aan Kementarian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Karel, selama lebih dari 30 tahun Maluku terbukti menjadi penyumbang utama udang, ikan dasar, dan cakalang. Karena itu, ketiga per-airan, yakni Banda, Maluku, dan Ara-furu, layak dinamakan Golden Fishing Grounds. Propinsi Maluku sendiri layak menyandang status “lumbung ikan masional”.
Sementara itu, Direktur Usaha dan Investasi KKP Victor Nikijuluw menegaskan, Maluku sejak dulu sudah menjadi lumbung ikan nasional, namun baru sekarang disadari. “Ke depan, ketika kita sudah berhasil meningkatkan produksi ikan tangkap, Maluku berpeluang menjadi lumbung ikan dunia,” kata Victor.
70% Sudah Dieksploitasi
Di seluruh dunia, lanjut Victor, kini hanya terdapat 3% sumber daya ikan dunia yang masih kurang dieksploitasi (under-expolited) dan 20% yang sudah dieksploitasi secara moderat (moderrately exploited). Dengan demikian, total habitatnya terdapat 23%sumber daya perikanan dunia yang masih dapat diandalkan untuk peningkatan produksi.
Selebihnya, yaitu sekitar 70%, sudah mengalami over-exploited Aan depleted. Perairan Indonesia, khususnya Maluku, termasuk 23% yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Victor berharap, perairan Maluku lebih dapat dikelola dengan baik bagi kepentingan dunia, nasional, daerah, dan masyarakat lokal.
Victor menekankan konsepsi lumbung ikan berbeda dengan lumbung pangan pada umumnya. Lumbung ikan berbeda artinya dari gudang ikan (cold storage). Lumbung ikan adalah in-situ storage atau gudang hidup (life storage).
Sebagai lumbung hidup, kata Victor, harus dipastikan adanya surplus produksi yang tetap ditinggakan di laut, sehingga terjadi proses repro-ducing atau regenerasi berkelanjutan. Karel Albert menambahkan, pengembangan Maluku sebagai lumbung ikan nasional tetap menyatu dalam konsep pengembangan kawasan minapolitan oleh KKP. Sinergisitas tersebut, lanjut Karel, untuk memastikan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya dari kawasan Maluku bisa meningkat
Selain itu, di sisi hilirnya pengembangan minapolitan di kawasan lumbung ikan nasional ini bisa pula meningkatkan nilai tambah, karena ikan tidak lagi diekspor mentah, tetapi sudah dikelola. “Dikelola menjadi culture-based fisheries, dan pengolahan dan pemasaran pun bisa ditingkatkan. Minapolitan di Maluku harus bisa menyejahterakan masyarakat pesisir,” kata KareL
Menurut Karel deklarasi Maluku sebagai lumbung ikan nasional akan di-lakukan Presiden SBY pada puncak Sail Banda 2010 di Ambon, Agustus mendatang. Pada deklarasi tersebut akan hadir seluruh nelayan dari Provinsi Maluku, sekaligus digelar ekspose hidangan ikan seluruh nusantara.
Promosi Wisata
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, momentum Sail Banda 2010 bisa digunakan sebagai ajang promosi wisata. “Lewat momentum Nasional Sail Banda, kita harapkan Ambon menjadi destinasi internasional bagi wisatawan,” kata Fadel belum lama ini.
Nasional Sail Banda 2010 dipastikan berlangsung Juli hingga Agustus 2010. Pergelaran bertaraf nasional itu sedianya dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, baik dari dalam maupun luar negeri. Penyebaran informasitentang Ambon serta potensi-potensi provinsi kepulauan itu menjadi salah satu tujuan perhelatan tersebut Ambon kaya akan potensi kelautan, wisata, serta seni dan budaya. Pulau Banda sendiri merupakan pulau kecil yang tercatat dan terlibat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pulau kecil nan bersih ini pada abad ke-16 terkenal sebagai penghasil komoditas pala terbesar dunia.
Ambon juga terkenal sebagai lumbung nasidnal ikan berjenis pelagis dan demersal. Produksi kedua jenis ikan ini bisa mencapai 1.640.160 ton per tahun. Penangkapan ikan pelagis bisa mencapai 261.490 ton, pelagis kecil 980.100 ton, dan demersal 295.500 ton. Selain kedua ikan itu. lanjut Fadel, masih terdapat ikan karang dengan produksi mencapai 47.700 ton, udang 44.000 ton, lobster 800 ton, dan cumi-cumi 10.570 ton. (jjr)
Sumber :http://benihikan.wordpress.com/page/9/

Minggu, 24 Agustus 2014

Berternak Ayam Arab Yang Menguntungkan Bayak Uang

Ayam arab merupakan jenis ayam petelur yang sering disebut dengan istilah brakel kriel-silver. Ayam ini mudah dikenali dari warna bulu pada leher yang putih mengkilap, sedangkan bulu punggung berwarna putih dengan bintik hitam. Jika melihat sepintas, kombinasi warna bulu dari ayam arab mirip dengan kalkun.

Di Indonesia, banyak orang yang sudah membudidayakan ayam arab. Salah satunya karena, "Pembudidayaan dan penjualannya relatif lebih mudah," kata Imam Kambali, peternak ayam arab asal Blitar, Jawa Timur yang sudah tiga tahun membudidayakan ayam arab.
Perawatan dan pembudidayaan ayam arab pada dasarnya sama dengan ayam ras jenis lain. Ayam arab hanya butuh diberi makan sekali sehari. Yang penting, kandangnya harus bersih. sebab ayam ini riskan terhadap serangan penyakit serta virus.

Namun, yang paling penting harga telurnya lebih tinggi dibanding telur jenis lain dan pangsa pasarnya terbuka lebar. Pasar yang besar ini pula yang membuat Budi Miharso, pemilik Trias Farm di Bogor, tertarik menggeluti bisnis ini. Menurut Budi yang sudah 10 tahun ini berbisnis ayam arab, banyak orang menggunakan telur ayam untuk campuran jamu. Telur ayam arab dianggap punya khasiat tinggi dalam penyembuhan penyakit.
Selain itu, konsumen telur ayam arab juga datang dari pabrik roti, serta swalayan. Pabrik roti suka dengan telur ayam arab karena memiliki kuning telur yang lebih besar ketimbang ayam biasa. "Pengepul biasanya ambil langsung ke saya untuk ke produsen roti," ujar Budi.
Beda telur ayam arab dengan ras lain terletak pada cangkang telur. Jika ayam arab berwarna putih susu, telur ayam ras biasa lebih kecoklat-coklatan. Berat berat telur ayam arab lebih ringan yakni hanya 38 gram – 50 gram, sedangkan telur ayam biasa bisa mencapai 48 gram – 60 gram. Meski ukurannya lebih kecil dan beratnya lebih ringan dibanding telur jenis lain, kuning telur ayam arab lebih besar.
Dengan ukuran yang kuning yang lebih besar, kandungan protein telur ayam arab juga lebih tinggi. "Protein telur ayam arab mencapai 20% lebih banyak dari ayam biasa plus kandungan betakarotin yang tinggi," ujar Imam.
Dengan keunggulan tersebut, telur ayam arab memiliki prospek pasar yang bagus. Harga pasaran telur ayam arab Rp 700-Rp 800 per butir di tingkat pengepul di daerah Blitar. Sedangkan Budi menjual telur ayam arab dengan harga lebih mahal, yakni Rp 1.200 – Rp 1.300 per butir.
Dengan harga jual yang tinggi, Imam mampu mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta – Rp 8 juta per hari. Adapun Budi bisa mengantongi omzet hingga Rp 9 juta- Rp 10 juta per hari. "Sebanyak 80% untuk memenuhi pasokan ke pasar tradisional dan swalayan," kata Budi.
Besarnya omzet yang mereka dapatkan produksi telur ayam arab mereka juga besar. Imam misalnya, mampu mengumpulkan 5.000 sampai 10.000 butir telur dari 10.000 ekor ayam per hari. Adapun Budi bisa memperoleh 8.000 – 9.000 butir telur dari 15.000 ekor ayam sehari. Meski nilai ekonomisnya tinggi, kendala budidaya ayam ini adalah tingkat kegagalan bertelur ayam arab yang mencapai 50% dari total populasi ayam.
 http://gasikfarm.wordpress.com/2011/04/23/beternak-ayam-arab/

Budidaya Itik Yang Menghasilkan Bayak Uang

Lima tahun jadi buruh pabrik dengan penghasilan pas-pasan, membuat Dody ingin berbisnis. Lantaran modal terbatas, Dody memilih bisnis ternak itik. Berkat keuletan dan kerja kerasnya, usaha ini berkembang. Sayang, usaha ini harus layu setelah Dody kena tipu jutaan rupiah. Tapi Dody pantang menyerah dan dia meraih sukses.

Lantaran modal terbatas, Dody memilih bisnis ternak itik. Berkat keuletan dan kerja kerasnya, usaha ini berkembang. Sayang, usaha ini harus layu setelah Dody kena tipu jutaan rupiah. Tapi Dody pantang menyerah dan dia meraih sukses.

Legitnya bisnis kuliner bebek membuat daging unggas ini makin diminati. Permintaan daging dan telur itik terus naik dalam beberapa tahun belakangan. Alhasil, usaha peternakan itik ini mulai banyak dilirik. Salah satu peternak itik yang terbilang sukses itu adalah Dody Faizal.

Dody memilih beternak itik Mojosari pada 2007. Sebab, itik yang satu asal dengannya, yakni Mojosari, di Mojokerto, Jawa Timur ini, merupakan salah satu itik lokal unggulan.

Sebenarnya, di keluarga Dody, usaha peternakan itik adalah usaha turun temurun. Hanya saja, sebelum dipegang Dody, peternakan itu tak dikelola secara profesional. "Itik-itik peliharaan itu asal diangon di sawah sudah cukup," kenang Dody. Sedangkan Dody, mengembangkan itik dengan cara dikandangkan.

Sebelum menjadi peternak itik, Dody hanyalah buruh pabrik di Mojokerto. Ia bekerja sebagai buruh mulai 2004-2009. Penghasilan buruh yang pas-pasan, membuatnya Dody mulai berpikir untuk nyambi beternak itik secara profesional.

Dengan modal Rp 4 juta, Dody mulai usahanya dengan membeli 100 itik siap telur. Ketika itu, harga itik usia produktif hanya Rp 30.000 per ekor. "Waktu itu tahun 2007. Setelah membeli itik itu saya percayakan pada orang untuk merawat dengan sistem bagi hasil," ujar Dody.

Ternak itik Dody berkembang pesat. Dalam waktu setahun, itiknya telah berbiak menjadi 500 ekor. Bahkan ia ketika itu sudah kebanjiran pesanan lantaran makin menjamurnya usaha kuliner bebek goreng.

Sayangnya, Dody sesaat mengecap manisnya bisnis itik. Tanpa sepengetahuan dirinya, orang kepercayaannya itu menjual seluruh itiknya dan membawa kabur uang hasil penjualan. Kalau dihitung harga itik Rp 30.000 per ekor, kerugian Dody mencapai Rp 15 juta.

Meski modal ludes, Dody tak mau menyerah. Ia bertekad akan membangun kembali peternakan itiknya. Masalah yang menimpanya, ia jadikan pelajaran yang berharga. "Seperti di awal bisnis ini, saya juga membeli lagi 300 ekor itik sebagai modal awal. namun dengan harga yang sedikit lebih mahal." kenang Dody.

Belajar dari pengalaman pula, Dody mengubah sistem manajemen peternakan itiknya. Ia kemudian menyewa kandang dan mempekerjakan beberapa karyawan untuk merawat 300 itiknya. Tapi, usaha kali ini tak berjalan mulus. Soalnya, itik-itik yang dibeli Dody tersebut usianya terlalu muda, sehingga ia menjadi boros di pakan. Selain itu juga, bertelurnya Itik-itik milik Dody juga telat.

Hingga akhirnya, Dody memutuskan menjual 250 ekor dan menyisakan 50 ekor itik. "50 Ekor itu saya letakkan di kandang di rumah saya sendiri, saya pelajari karakteristiknya bagaimana," ujar Dody.

Sambil belajar tentang itik, pada 2009, Dody membuat website untuk berdagang itik. Lewat website itulah Dody kebanjiran pesanan. Ternyata usaha jual beli itik juga menguntungkan dan membuat kantong Dody tebal. "Waktu itu ada pesanan dari Jakarta sebanyak 500 ekor," kata Dody.

Namun Dody tak hanya menjadi pedagang saja. Dia tetap ingin membuka usaha peternakan itik sendiri. Dan dari hasil berdagang itik, modal Dody pun makin kuat.

Dody pun mulai serius mengembangbiakkan 50 ekor itiknya itu. Dan kali ini, dengan usia itik yang mencukupi dan penerapan sistem kandang, peternakan ini pun berkembang pesat. Kini Dody telah mempunyai 2.000 ekor itik untuk terus dia kembangkan.
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/dody-faizal-dari-beternak-itik-ratusan-juta-rupiah-masuk-kandang-1

Menjadi Miliarder Ala Peternak Bebek

1362839704364792050
Pintu Gerbang Masuk Desa Modopuro
Beternak bebek sebenarnya selalu dalam siklus yang menguntungkan. Dari telur bisa ditetaskan, dari anak bebek betina bisa dikembangkan untuk bebek produksi atau petelur. Untuk anak bebek jantan, bisa dibesarkan menjadi bebek pedaging. Sedangkan telur yang tidak bisa ditetaskan, bisa diolah menjadi telur asin.
Itik atau lebih dikenal dengan nama Bebek—nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara yang disebut itik liar (Anas Moscha). Kemudian terus menerus dijinakkan oleh manusia, sehingga menjadi hewan ternak yang disebut Anas Domesticus. Untuk Bebek lokal Indonesia disebut Indian Runner (Anas Javanico).
Berdasarkan daya adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya, bebek mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda pada setiap daerah di Indonesia. Di antara bebek lokal unggul dan cukup populer di tengah masyarakat adalah Itik Mojosari. Secara fisik, bentuk itik Mojosari relatif lebih kecil dibandingkan dengan itik petelur lokal lainnya, warna bulu kemerahan dengan variasi cokelat, hitam, putih, serta paruh dan kaki berwarna hitam.
Dan sentra Itik Mojosari itu terletak di desa Modopuro. Di desa ini, tidak ada anggota masyarakat yang menganggur. Semuanya hidup dari itik. Baik pemeliharaan itik, pembuatan telur asin, penjualan bebek goreng, serta pembuatan bebek asap. Bahkan, salah satu dusunnya bernama “Bebekan” berasal dari kata “Bebek”.
Menurut Ibu Suhartatik, bendara Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (HIMPULI) Jawa Timur yang tinggal di Modopuro, beternak bebek itu gampang-gampang susah. Gampang, kalau kita tahu cara pemeliharaannya dan mengetahui pakan yang berkualitas serta ekonomis. Dan susah, kalau kita hanya mengharapkan keuntungan, tanpa mengetahui teknis pemeliharaannya.
Ibu Suhartatik telah menggeluti ternak bebek ini sejak tahun 1970-an. Dan baru pada tanggal 15 Juni 1998, mendirikan kelompok ternak Itik “Lestari Sejahtera”, yang beranggotakan 37 orang. Pada tahun 2003, ia mewakili Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) desa Modupuro, dan meraih peringkat terbaik di tingkat Nasional.
Sejak tahun 2000-2004, usaha ibu Suhartatik mendapat pinjaman modal dari bank Jatim dalam program “Pundi Kencana” sebesar 5-30 juta. Usahanya pun terus berkembang. Saat ini, ia telah menembangkan ternak bebeknya secara terpadu. Baik dari bebek produksi/petelur, penetasan telur bebek, induk bebek siap telur, telur asin, pembesaran pejantan/pedaging, bahkan sampai pada jual beli pakan ternak.
13628400061154976941
Mempersiapkan Pakan Bebek
Untuk bebek produksi, ketua kelompok “Lestari Sejahtera” ini memelihara sekitar 4.000 ekor bebek. Dengan kapasitas produksi 70-80 persen sehari, setidaknya 2.800-3.600 butir telur dihasilkan. Dengan harga Rp 1.400 per butir, dalam sehari berarti terkumpul dana 4-5 juta rupiah. Dalam sebulan, omzet untuk bebek petelurnya mencapai 120-150 juta rupiah.
Untuk usaha penetasan telur, dalam tiga hari sekali, usahanya telah mampu memproduksi 15 kotak atau setara dengan 3.500 ekor bibit bebek. Dengan harga jual Rp 4.300 untuk bibit betina, maka dalam tiga hari pemasukan dananya sebesar 15 juta rupiah. Dalam sebulan, berarti omzetnya mencapai 150 juta rupiah.
Sedangkan untuk bebek pejantan/pedaging, ibu Suhartatik lebih memilih bisnis jual beli saja daripada membesarkan. Dalam waktu seminggu, ia mampu menjual 2.200 ekor bebek pedaging. Dengan harga jual Rp 28.000 per ekor, berarti perputaran modalnya mencapai 61 juta rupiah. Dalam sebulan, total omzetnya sekitar 246 juta rupiah.
Belum lagi pemasukan dari usaha telur asin, induk bebek siap telur, bebek segala umur, dan penjualan berbagai jenis pakan ternak bebek. Ia mengaku, dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai 1 miliar rupiah. Sebuah angka yang cukup fantastis, untuk pengusaha ternak yang hidup di pedesaan.
Kini, Pemkab Mojokerto telah mendirikan kios penjualan ternak itik dan telur asin di desa tersebut. Selain itu, Desa Modopuro sering mewakili Kabupaten Mojokerto dan Jawa Timur dalam pameran-pameran produk unggulan. Karena memang, Itik Mojosari ini sudah menjadi ikon Kabupaten Mojokerto dan Jawa Timur.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh itik Mojosari, maka tak mengherankan kalau itik di daerah ini menjadi objek uji coba untuk pengembangan itik lokal. Sejak tahun 1996, Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi Bogor telah melakukannya.
Tidak hanya itu, tempat ini juga sering menjadi tempat penelitian mahasiswa jurusan peternakan dari beberapa Universitas ternama negeri ini, seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Udaya Bali, dan beberapa Universitas lainnya.
Misalnya, skripsi dari Idris Prahoro, mahasiswa angkatan 2001 Universitas Muhammadiyah Malang ini, mengambil judul Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Desinfektan pada Telur Tetas Itik Mojosari terhadap Fertilitas, Daya Hidup Embrio, dan Daya Tetas.
Dan juga M. Dewantari, dari Jurusan Produksi Ternak, Universitas Udayana, yang mengadakan penelitian berjudul Kelenturan Fenotipik Sifat-Sifat Reproduksi Itik Mojosari, Tegal, dan Persilangan Tegal-Mojosari sebagai Respons terhadap Aflatoksin dalam Ransum
1362840438167216425
Aktivitas Tiap Pagi
Secara nasional, ternak bebek menyumbang 22 persen dari total produksi telur nasional, dan 1,5 persen dari total produksi daging unggas nasional. Berdasarkan Rencana Strategis Departemen Pertanian 2010-2014, ternak bebek diharapkan bisa naik 3,71 persen. Dari 29 ribu ton produksi di tahun 2010, menjadi 33 ribu ton di tahun 2014. Dan Jawa Timur ditargetkan mengalami kenaikan produksi dari 1,408 ton di tahun 2010, menjadi 1,476 ton di tahun 2014.
Dengan demikian, lima tahun ke depan, empat target utama kementerian Pertanian bisa direalisasikan. Yaitu pertama, pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. Kedua, peningkatan diversifikasi pangan. Ketiga, peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor. Dan keempat, peningkatan kesejahteraan petani.
****
Keuntungan Beternak Bebek
Sampai saat ini, budidaya bebek masih menjadi pilihan daripada memelihara unggas lainnya. Karena, bebek memiliki daya tahan yang cukup tinggi dari serangan penyakit, termasuk flu burung. Ini tak terlepas dari faktor bawaan (carrier) bebek yang memang memiliki kekebalan terhadap serangan virus tersebut.
Di samping itu, budidaya bebek juga memiliki beberapa keuntungan. Pertama, dari segi pemeliharaan, beternak bebek memang lebih mudah dibandingkan dengan beternak ayam. Di samping kegiatan yang dilakukan lebih sedikit, beternak bebek juga tidak dipusingkan dengan jadwal vaksin yang harus dilakukan terhadap unggas.
Kedua, dari segi pakan, banyak bahan yang bisa dijadikan pakan campuran dengan konsentrat. Seperti katul, jagung, karak nasi, roti kadaluwarsa, krupuk kadaluwarsa, menir, dan lain-lain. Tidak mengherankan, kalau ransum di satu daerah peternakan, berbeda dengan daerah lainnya. Justru, kejelian strategi mengolah pakan potensial setempat, akan sangat menguntungkan peternak.
Di sekitar peternak bebek di daerah Mojosari, beredar pakan yang dinamakan Kebi dengan berbagai macam jenis dan kualitasnya. Yaitu, pakan campuran sumber kalori, yang terdiri dari menir, katul, gaplek, roti kadaluwarsa, karak nasi, dan lain-lain.
Ketiga, usaha peternakan bebek biasanya ditujukan untuk bebek petelur. Namun, peluang bebek pedaging dari anak bebek jantan juga masih cukup bagus. Dari segi harga, bibit bebek jantan lebih murah dibandingkan bebek betina. Di samping itu, masa pemeliharaannya pun cukup singkat, yaitu hanya 40-50 hari.
Keempat, untuk telur bebek yang tidak bisa ditetaskan, bisa diolah menjadi telur asin—baik dijual mentah atau sudah diolah. Dengan demikian, pebisnis bisa mengambil bagian pembuatan telur asin sebagai fokus usaha.
Kelima, untuk bebek betina yang telah lewat masa produksinya (bebek apkiran), bisa dijual sebagai pedaging. Bisa dibilang, beternak bebek merupakan satu-satunya bisnis yang tidak menyisakan sampah. Semua unsurnya bernilai ekonomis, dan bisa dikembangkan secara terpisah maupun dikelola secara terpadu dan terintegrasi (integrated)
Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/03/09/menjadi-miliarder-ala-peternak-bebek-541385.html

Sabtu, 23 Agustus 2014

Budidaya Apel yg Baik dan Menguntungkan


Mendengar nama negara India, pastilah tarian ekspresif yang ada dalam benak kita. Bagaimana jika rancaknya tarian sebagai ikon India ini digantikan oleh sosok buah apelnya yang khas? Mereka menyebutnya dengan putsa yang memiliki nama lain Jujube atau Ziziphus Mauritiana Lam.
Dilihat sekilas, bentuknya menyerupai buah tomat yang masih muda (belum matang). Warnanya kehijauan, dengan tekstur yang halus. Baru ketahuan kalau masih satu jenis dengan apel, ketika sudah dibuka. Sebenarnya, jenis ini sama dengan apel kebanyakan. Hanya perbedaan ini ada pada bentuknya yang relatif kecil.
Besar maksimalnya hanya segenggam tangan anak kecil (diameter 5 cm). Tak adanya lekuan di bagian pangkal tangkai buah, membuatnya berbeda dari apel kebanyakan. Untuk urusan rasa, putsa cenderung didominasi rasa manis dengan daging buahnya yang putih.
“Rasa manis itu, membuat putsa banyak digemari. Itu berbeda dengan beberapa jenis apel, dengan rasa sedikit masam,” kata Dani penangkar tanaman hortikultura di Surabaya,
Di Indonesia, jenis buah ini tergolong langka. Tak banyak yang memelihara jenis ini. Tak heran, jika untuk satu pot tanaman ini harganya bisa mencapai Rp 100 ribu. Bukan tak mungkin, apel jenis ini berpotensi untuk dilakukan budidaya. Siapa mengira, di balik kelangkaan apel ini ternyata ia tergolong mudah ditanam. Terlebih untuk kondisi tanah dan cuaca di Indonesia.

Ekstra Panas

India merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis, sehingga tanaman yang tumbuh pun menyesuaikan dengan adaptasi lingkungan. Salah satunya adalah putsa. Karena iklim Indonesia juga memiliki kesamaan dengan India, maka bukan hal sulit bagi putsa untuk tumbuh. Ini karena putsa adalah jenis tanaman yang bisa tumbuh di dataran rendah.
Melihat habitat tumbuhnya, apel India ini akan berkembang dengan maksimal apabila berada dalam kondisi lingkungan yang sesuai. Seperti halnya pemenuhan kebutuhan intensitas cahaya. “Semakin tinggi intensitas cahaya, tentu makin bagus pula hasilnya,” tandas Dani.
Namun juga harus diimbangi dengan kebutuhan resapan air yang sesuai. Artinya, media ada dalam kondisi tidak terlalu kering ataupun basah. Pada musim kemarau, frekuensi penyiraman 6 kali dalam satu minggu. Sementara di musim hujan, dalam satu minggu cukup 2-3 kali penyiraman.
Demikian dengan penerapan media tanam yang membutuhkan beberapa kombinasi bahan. Diantaranya tanah, sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2:3. Kombinasi ini disesuaikan dengan karakter tanaman, dimana putsa gemar dengan media yang sifatnya porous, sehingga sirkulasi air dan udara tak mengganggu pertumbuhan akar.
Pemupukan harus dilakukan dengan dosis tertentu. Kelebihan dan kekurangan dosis tentu berdampak buruk bagi tanaman.
Jenis pupuk yang bisa dipilih memang beragam. Pastinya, tanaman buah butuh unsur hara makro, seperti N, P, K, dan unsur hara mikro macam Ca, Mg, dan S. Unsur hara mineral itu merupakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Cermati pula waktu dan cara pemupukan. Begitu juga dengan pengawasan terhadap hama dan penyakit tanaman. Faktor pengganggu ini jangan sampai mengacaukan mimpi Anda untuk memanen buah. Bayangkan, betapa kecewanya saat tahu pertumbuhan tanaman buah terhambat oleh hama dan penyakit. [santi]

Buah Sepanjang Masa

Selain bentuk yang berbeda dari apel umumnya, kelebihan putsa juga ada pada frekuensinya dalam berbuah. Jenis ini tidak mengenal musim untuk berbuah. Itu berbeda dengan buah-buah lainnya – harus menunggu musim. Pantas, jika sosoknya dikenal juga dengan buah sepanjang masa.
Siklus pertumbuhan putsa itu tergolong bandel dan rajin berbuah. Dengan pupuk seimbang, buah akan bermunculan. Sekitar 1-2 bulan kemudian, buah mulai bermunculan. Bakal buah yang muncul tak perlu dibesarkan semua. Biasanya, buah muncul berpasangan, maka pilihlah satu buah yang sehat untuk dibesarkan.
“Penjarangan atau penyeleksian, mesti dilakukan saat buah seukuran kelereng. Artinya, 50 % dari munculnya buah, sebaiknya dibuang. Pada saat penjarangan buah, juga dilakukan pemangkasan cabang dan ranting kering,” ujar Dani.
Berdasar umur tanaman, pemangkasan terbagi jadi tiga, yaitu pemangkasan pada pembibitan, pemangkasan tanaman yang belum menghasilkan, dan pemangkasan tanaman yang sudah menghasilkan. Sedang dilihat dari tujuannya, pemangkasan dibedakan jadi empat, yaitu pemangkasan bentuk, pemeliharaan, produksi, dan peremajaan.
Daun yang menguning sebaiknya dibuang. Tujuannya, agar aliran makanan ke buah berjalan optimal. Perlakuan-perlakuan ini membuat pertumbuhan putsa jadi bongsor dan berbuah montok. Begitu juga dengan penggantian pot, dapat dilakukan bila ukuran tanaman semakin besar. Itu akan berdampak pada perakaran.
Mengingat, akar memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Di habitat aslinya – India, putsa tidak ditanam dalam pot. Melainkan dibiarkan tumbuh di area terbuka, sehingga pertumbuhannya pun bisa maksimal. Alasan ditanam dalam pot merupakan salah satu alternatif, karena tak tersedianya lahan cukup luas untuk tumbuh. Terlebih bagi penggemar tanaman hortikultura yang tak memiliki lahan lebih. Proses tumbuh ini tak jadi soal bagi pertumbuhan tanaman.
“Terpenting, kebutuhan tanaman dapat terpenuhi dengan baik, itu sudah cukup. Terlebih jika diimbangi dengan perlakuan yang sesuai dengan karakter tanaman. Dengan perawatan yang cermat, tanaman buah dalam pot (tabulampot) mampu menyedot perhatian siapa saja,” ungkap Dani. [santi]
Sumber: http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/03/15/putsa-apel-india/

Budidaya Apel yg Baik


Apel manalagi dari Kota Batu, Malang masih memiliki prospek bisnis yang cerah karena permintaannya relatif stabil
Selama ini, Kota Malang, Jawa Timur sangat identik dengan buah apel. Daerah ini sudah dikenal luas sebagai penghasil apel sejak zaman Belanda. Salah satu jenis apel malang yang banyak disukai adalah apel manalagi (Malus domestica).
Apel ini disukai karena rasa daging buahnya manis, sekalipun belum matang. Lantaran kandungan airnya sedikit, tekstur dagingnya terasa lebih gurih dan keras.
Kulit buah apel manalagi berwarna hijau kekuningan saat sudah siap panen.
"Konon apel ini dibawa oleh orang Belanda dan ditanam di Malang pada tahun 1900-an," ujar Krisna Yudaherdiyanto, pemilik Agrotech, salah satu pembudidaya apel manalagi di Malang, Jawa Timur, dikutip dari www.kontan.co.id.
Krisna bilang, apel manalagi lebih manis dibanding apel impor. Krisna membudidayakan apel manalagi di lahan seluas 1 hektare dengan jumlah tanaman mencapai sekitar 700 pohon.
Ia mengaku, budidaya apel ini sudah dirintisnya orang tuanya sejak 30 tahun silam. Baru lima tahun terakhir, usaha ini diambil alih Krisna. Selain fokus budidaya, ia juga  menampung hasil panen petani untuk dijual kembali.
Dalam sehari, ia mengaku bisa menjual 5 ton apel. Dengan harga jual berkisar Rp 11.000 - Rp 20.000 per kilogram (kg), Krisna bisa meraup omzet hingga Rp 300 juta per enam bulan, atau Rp 50 juta per bulan.
"Itu pun masih kurang untuk memenuhi permintaan pasar," ujarnya.
Ia melayani pembelian apel manalagi dari para distributor buah di seluruh Indonesia. Kendati marak apel impor, permintaan apel manalagi tetap tinggi di pasaran. "Apel manalagi tetap ada pasarnya karena lebih enak," kata Krisna.
Pembudidaya lainnya adalah Edy Sumulur, pemilik PT Pusaka Alam Lestari. Ia membudidayakan apel manalagi sejak tahun 2001 di kawasan Batu, Mal
Sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-madya/budidaya-apel-manalagi-bisa-hasilkan-omzet-rp-50-juta-per-bulan

Panduan Budidaya Apel di Indonesia

Image
Meskipun bukan asli tanaman dari Indonesia, apel termasuk salah satu jenis buah yang populer disamping jeruk dan mangga. Sebagai buah segar, apel banyak disajikan dalam pesta, buah penyerta kunjungan orang sakit maupun sesaji upacara agama di Bali. Selain dikonsumsi dalam bentuk buah segar, kelezatan apel bisa dinikmati dalam bentuk minuman maupun dodol yang banyak dijajakan di Kota Wisata Batu.
Berdasarkan penelitian, apel bisa mengurangi resiko kanker usus besar, kanker prostat dan paru-paru. Serat apel juga mencegah penyakit jantung serta mengontrol berat badan dan kadar kolesterol  dengan cara seratnya mencegah reabsorpsi.
Selain Malang Raya (Jawa Timur), beberapa daerah di Indonesia Timur (NTT, Bali, dan Papua) memiliki lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman apel. Namun demikian daerah-daerah tersebut belum memiliki sentra produksi apel sesuai harapan disebakan pengembangannya belum diikuti dengan pemahaman dan penerapan teknologi budidaya apel yang baik dan benar.
Syarat Tumbuh
Di Indonesia yang beriklim tropika, beberapa varietas apel memiliki adaptasi yang baik di dataran tinggi/pegunungan yang memiliki suhu dingin.  Awalnya sentra apel di Malang Raya terletak di elevasi 700 – 1.200 m dpl dengan suhu udara sekitar 16 – 27oC. Saat ini, suhu udara di Malang Raya telah meningkat secara nyata sehingga menggeser kesuaian lahan apel ke elevasi sekitar 1.000 – 1.500 m dpl.
Selain bersuhu dingin, tempat penanaman apel sebaiknya beriklim kering atau memiliki hujan tahunan 1.000 – 2.500 mm dengan penyinaran matahari sebanyak 50 – 60 % per hari, dan  kelembaban udara 75–85 %. Jika hujan tinggi dan turun bersamaan dengan musim pembungaan akan menggagalkan bunga menjadi buah.
Meskipun apel dapat tumbuh di beberapa jenis tanah yaitu Regosol (Entisol), Andosol (Andisol), dan Latosol (Inceptisol), karakter tanah yang ideal adalah teksturnya sedang, konsistensi gembur, kedalaman efektif > 50 cm, drainase baik, dan pH tanah 5,5 – 7.
Pemilihan Benih
Rome Beauty, Manalagi dan Ana merupakan varietas apel yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.  Ciri apel Rome Beauty antara lain kulit buah berwarna merah kehijauan, agak bulat, daging buah agak keras,  beraroma kuat, dan rasanya segar sedikit asam. Kulit buah apel manalagi berwarna kuning kehijauan, agak bulat, rasanya manis, aromanya harum (wangi), dan kandungan airnya agak kurang.  Sedangkan bentuk buah apel Ana adalah lonjong, kulitnya berwarna merah dan tipis, daging buah lunak dan rasanya asam.
Dibandingkan dengan Varietas Rome Beauty dan Manalagi, Varietas Ana akan lebih baik ditanam di tempat yang memiliki elevasi lebih tinggi.  Ciri-ciri benih apel yang baik antara lain diperbanyak dengan cara okulasi, batang bawah maupun batang atas lurus dan sehat, akar serabutnya lebat, daunnya subur dan sehat, berumur 6 bulan atau lebih dari saat okulasi, serta bersertifikat.
Penyiapan Lubang dan Penanaman
Agar awal musim hujan bisa dilakukan penanaman, pada musim kemarau perlu dilakukan pembersihan lahan, pembuatan teras (lahan berlereng) dan lubang tanam.  Ukuran lubang yang dianjurkan adalah panjang, lebar dan dalam masing-masing 60 cm. Jarak tanam untuk Varietas Manalagi adalah 3 – 3,5 m X 3,5 m, sedangkan untuk Ana dan Rome Beauty adalah 2 – 3  m X 2,5-3 m.
Untuk memperbaiki kesuburan daerah perakaran, media yang dimasukkan kedalam lubang tanam adalah tanah lapisan atas yang berwarna lebih gelap dan gembur dicampur 20 kg bahan organik (pupuk kandang) dan 0,5 kg dolomit atau fosfat alam jika reaksi tanah masam (pH < 5,5). Sebelum hujan, campuran tanah dimasukkan ke dalam lubang dan dibiarkan mengalami inkubasi minimal 2 minggu.
Awal musim hujan murapakan waktu tanam yang ideal karena ketersediaan air dan suhu udara mendukung untuk adaptasi benih di lapangan.  Penanaman dilakukan dengan memasukkan benih ke dalam lubang dan akarnya perlu diatur agar menyebar kesegala arah.  Selanjutnya, akar ditimbun tanah sampai setinggi leher akar sambil dipadatkan agar tanaman berdiri tegak dan tidak mudah roboh.  Untuk menahan  gangguan angin kencang, setiap tanaman perlu dipasang ajir dan diikat secara longgar.
Pelengkungan Cabang
Selain membentuk kerangka tajuk, pelengkungan cabang dimaksudkan untuk mendorong munculnya tunas generatif pada cabang lateral.  Kegiatan ini dilakukan setelah tanaman beradaptasi di lapangan dan memiliki
cabang cukup panjang serta kuat dilengkung, biasanya berdiameter sekitar 1 – 2 cm. Caranya yaitu 3 – 4 cabang dilengkungkan hingga mendatar dan diikat dengan tali yang
ditancapkan pada tanah.   Selanjutnya, daunnya dirontokkan (dirompes) dan ujung cabang dipotong.
Pemupukan
Paling sedikit tanaman apel membutuhkan unsur hara makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsur hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, B, Mo).  Sumber utama unsur hara makro adalah pupuk kimia sedangkan sumber unsur mikro berasal dari bahan organik dan pupuk kimia.
Unsur hara makro N, P dan K digunakan tanaman terutama untuk membentuk organ vegetatif dan generatif sehingga dibutuhkan dalam jumlah paling banyak. Untuk memenuhi kebutuhan ketiga unsur tersebut, tanaman perlu diberi tambahan pupuk kimia secara berimbang yang diaplikasikan secara teratur setiap 2 – 3 bulan (Tabel 1).
Untuk menjaga kegemburan tanah dan memenuhi unsur hara mikro/unsur lainnya, disarankan dilakukan penambahan 20 – 40 kg/pohon bahan organik dan pengapuran jika ph tanah <5,5 pada setiap akhir kemarau.
Tabel 1.  Rekomendasi Dosis Pupuk N, P dan K Untuk Tanaman Apel
Umur (Tahun)
Dosis Pupuk (g/phon)
Interval Aplikasi
0 – 1
50 – 100
Setiap 2 bulan
> 1 – 2
100 – 200
Setiap 3 bulan
> 2 – 3
200 – 300
Setiap 3 bulan
> 3 – 4
300 – 400
Setiap 3 bulan
> 4 – 5
400 – 500
Setiap 3 bulan
> 5
≥ 500
Setiap 3 bulan
Keterangan: *** = NPK 15-15-15 atau 16-16-16
Perompesan Daun
Di Indonesia yang tidak memiliki periode dingin yang panjang, perlakuan perompesan daun (defoliasi buatan) disertai pelengkungan cabang dan pemangkasan bagian ujungnya dapat memecahkan tunas generatif terutama tunas lateral yang diikuti dengan keluarnya bunga.  Idealnya perompesan daun dilakukan ketika tunas generatif sudah padat, biasanya sekitar 2 minggu setelah panen.
Selain secara manual dengan tangan, perompesan daun bisa dilakukan dengan menyemprot daun tua (pembakaran daun) menggunakan zat pengatur tumbuh berbahan aktif Hidrogen Sianamida dengan 10% Urea. Biasanya, rompes daun yang dilakukan sekitar bulan April dan Oktober memberikan hasil lebih baik dibandingkan bulan-bulan lainnya karena bunga terhindar dari air hujan.
Penjarangan Buah
Penjarangan buah apel secara tepat dapat meningkatkan mutu panen dan menjaga stabilitas produksi.  Kegiatan ini dilakukan
dengan mengurangi jumlah buah yang bergerombol dan menyisakan 2 – 3 buah yang seragam pertandan. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan ketika buah berumur 8 – 9 minggu dari bunga mekar.
Pembungkusan Buah
Khusus apel Manalagi, ketika buah berumur sekitar 3 bulan dari bunga mekar perlu dibungkus dengan kertas yang bersih dan tahan air.  Jika tidak dibungkus, bagian buah buah yang terpapar cahaya matahari langsung akan berwarna kemerahan dan bagian lainnya tetap kuning kehijauan sehingga penampilannya menjadi kurang menarik.  Kegiatan ini dilakukan setelah penjarangan buah atau 3 bulan dari rompes daun.
Hama dan Penyakit Utama
Selama pertumbuhannya, cukup banyak jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman apel.  Setelah daun dirompes hingga sekitar 3 bulan berikutnya merupakan masa kritis serangan hama dan penyakit. Beberapa hama yang sering menyerang adalah kutu daun, kutu sisik, tungau, Trips dan Ulat. Sedangkan penyakit utamanya adalah Embun Tepung atau Powdery Mildew dan Marsonina coronaria.
Contoh bahan aktif pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan hama tersebut antara lain Imidakloprid, abamectin (kutu daun, kutu sisik, Trips), Dicofol, Piridaben (Tungau) dan Sipermetrin (ulat), dan lain-lain.  Sedangkan bahan aktif yang biasa digunakan untuk mengendalikan penyakit antara lain Difenokonazo, Propineb, Mankozeb, dan lain-lain.
Panen
Berbeda dengan apel di daerah subtropika, perlakuan pelengkungan cabang dengan perompesan daun menjadikan apel di Indonesia dapat dipanen setahun dua kali. Apel Rome Beauty dapat dipanen ketika buah berumur sekitar 120 – 140  hari, Manalagi sekitar 115 dan Ana sekitar 100 hari dari bunga mekar.
Wisata Peti Apel di Kebun Petani Kota Wisata Batu
Wisata Peti Apel di Kebun Petani Kota Wisata Batu
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah. Buah-buah yang sudah dipetik perlu dimasukkan secara hati-hati kedalam keranjang yang dilapisi karung plastik untuk  mngurangi kerusakan buah yang dipanen.
Sumber: http://kpricitrus.wordpress.com/2013/11/11/panduan-budidaya-apel-di-indonesia/

Budidaya Pohon Aren

(c) shutterstock Vemale.com - Ladies, seperti yang anda ketahui bahwa kolang kaling yang berasal dari buah aren memiliki banyak manfaat bagi tubuh terutama bagi anda yang menginginkan tubuh langsing dan sedang dalam program diet. Lalu bagaimana dengan cara pembudidayaan buah aren?
Kolang kaling atau buah aren yang memiliki pohon dengan ketinggian hampir 25 meter ini banyak ditemui di daerah tropis termasuk di Indonesia. Tahukah anda bagaimana petani membudidayakan jenis tanaman yang kaya akan serat ini?
Berikut dijelaskan seperti yang di lampir di epetani.deptan.go.id bahwa buah aren dapat ditumbuhkan di area perbukitan, pegunungan, dan lembah sebab tanaman ini tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus serta tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif. Buah aren dapat tumbuhpada tanah liat, berlumpur ,dan berpasir pada ketinggian antara 9 – 2000 m dpl dengan curah hujan lebihdari 1.200 mm setahun.
Berikut juga dijelaskan tips membudidayakan pohon aren seperti yang dilansir di situs bibitsawitkaret.blogspot.com
1. Jangan memotong pelepah daun aren jika sudah mengeluarkan tandan karena dapat mengurangi produksi air nira pada pohon aren. Biarkan minimal 18 pelepah pada pohon.
2. Membersihkan ijuk pada pohon. Pohon aren berbeda dengan pohon kelapa jika dilihat dari segi kebersihannya. Pohon aren ditumbuhi banyak ijuk sehingga membuatnya terlihat kotor. Maka dari itu, petani sering membersihkan ijuk yang menyelimuti pohon aren dan biasanya ijuk tersebut dijadikan sapu lidi lho.
3. Hindari membeli bibit aren via kiriman kilat karena produsen terkadang tidak hati-hati dalam mengemas.. Biji yang dipilih untuk pembibitan tanaman aren harus yang berkualitas baik dan sudah matang dengan sempurna.
Semoga bermanfaat.
Sumber: http://www.vemale.com/topik/tanaman-obat/42768-budidaya-pohon-aren.html

Budidaya pohon aren yg mudah


Pohon aren adalah salah satu jenis tanaman yang sudah dikenal sacara luas di Indonesia. Pohon ini bisa dikatakan merupakan pohon yang sangat berguna bagi manusia sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk bebagai keperluan. Produk utama dari pohon aren yang sudah lama kita kenal tentu saja buah dan nira dari pohon aren.
Nira pohon aren telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Nira yang diolah bisa menjadi produk gula yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, demikian juga dengan buah dari pohon aren yang dapat dikonsumsi. Inti biji dari buah aren yang warnanya putih transparan dan mengandung banyak air dapat diolah menjadi hidangan yang lezat dan juga enak disantap. Selain itu batang dari pohon aren pun sangat berguna sebagai bahan dasar pembuatan perkakas rumah tangga, demikian juga dengan ijuk dan juga daun aren. Daun aren yang masih muda dapat digunakan sebagai bahan pembungkus. Akar tanaman ini juga bermanfaat sebagai obat tradisional. Selain itu, masa panen dari pohon aren tidak musiman dan kita bisa mendapatkan buah dari tanaman yang produktif sepanjang tahun.
Mengingat begitu banyaknya kegunaan dari pohon ini, tidak heran Pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk menanam pohon aren. Apakah Anda memiliki lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman? Pohon aren bisa menjadi pilihan tepat untuk mengisi lahan Anda. Mari pelajari cara menanam pohon aren untuk menghasilkan tanaman aren bermutu tinggi.

Mengenal Pohon Aren

Pohon aren merupakan pohon yang sangat cocok ditanam di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Tanaman yang liar alias tidak sengaja ditanam oleh penduduk biasa ditemui di daerah perbukitan, lembah dan juga pegunungan dengan ketinggian tanah antara 9 hingga 2000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh di mana saja sebab tidak memerlukan perawatan yang subur.
Cara penyebaran alami dari pohon aren dilakukan melalui biji. Biasanya, di alam liar penyebarannya dibantu oleh binatang-binatang yang memakan inti biji dari buah aren  seperti musang. Biji yang tidak dapat dicerna oleh musang akan dikeluarkan bersama dengan kotoran musang. Biji tersebut akan tumbuh menjadi bibit tanaman baru.

Teknik Budidaya Pohon Aren

Jika kita memang ingin membudidayakan pohon aren, tentu kita tidak bisa bergantung pada alam untuk mendapatkan bibit. Kita harus mencari cara budidaya untuk mendapatkan bibit yang baik. Untuk pembibitan dan mencari bibit yang unggul, kita bisa memetik biji aren yang sudah tua langsung dari pohon atau mencari biji dari buah yang jatuh di dekat pohon. Setelah itu biji dipendam dalam kompos atau tanah yang lembab selama kira-kira 15 hari. Hal ini dilakukan untuk mempermudah tumbuhnya kecambah. Setalah itu buji dicuci lalu dijemur hingga kering. Lalu disemai dalam polibag
Cara tanamnya adalah dengan pembuatan lubang ukuran 5x5m atau 9x9m untuk meletakkan biji yang sudah di semai. Lubang tanam sebesar 30 x 30 cm sehingga biji siap untuk tumbuh kembang. Supaya mempercepat tumbuh, maka biji tersebut harus di beri pupuk seperti pupuk kandang, urea, TSP, dilubang baru diselipkan biji. Biji yang baru dibibit sebaiknya diberi peneduh.  Agar tumbuhnya semakin sempurna maka harus di persiapkan pula cara menanggulangi kerusakan seperti antisipasi terhadap hama. Hama yang dimaksud adalah sejenis kumbang yang dapat menghisap nira dan bunga seperti lebah, kelelawar dan musang.  Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara penyemprotan racun hama dan penebangan tanaman yang terkena hama.
Teknik budidaya seperti ini adalah cara yang dianjurkan oleh Dinas Kehutanan. Dengan pengawasan dan pemeliharaan yang baik, maka proses penanaman pohon aren dapat dilakukan dengan baik.
Sumber: http://1001budidaya.com/budidaya-pohon-aren/

Pembibitan Aren


200px-Aren_pinna_080814_2152_S_srna
Tanaman aren memperbanyak diri hanya melalui biji. Karenanya, untuk keperluan budidaya dibutuhkan biji. Biji yang dipilih untuk pembibitan tentu harus berkualitas baik dan sudah matang sempurna. Biji untuk pembibitan bisa berasal aren yang keluar dari perut musang, biji tua hasil pemetikan langsung dari pohon, dan biji aren tua dari  pohon yang ditebang.
Ada beberapa cara dan asal pengumpulan biji untuk persiapan bibit antara lain dengan cara :
a). Pembibitan dan biji yang keluar dari perut musang
Mula–mula direndam dalam air dingin selama lebih dari kurang 5 menit. Kemudian dibersihkan dan dijemur sekitar 2 hari. Setelah kering, biji disemaikan dalan polibag yang telah diisi dengan tanah subur dan gembur (jika perlu bisa dicampur dengan sedikit pupuk organik) dengan kedalaman sekitar 1 cm. Biasanya dalam waktu 12-13 hari biji aren mulai berkecambah, yang ditandai dengan munculnya hipokotil. Selanjutnya setelah 30 hari disemaikan, biji tersebut muncul ke permukaan tanah polibag. Persentase perkecambah biji aren dengan cara ini mencapai 80-85 %.
b). Pembibitan biji aren tua yang dipetik langsung dari pohon
Biji-buah-aren
Biji Aren yang siap dikecambahkan
Mula-mula biji dipendam di dalan tumpukan sampah yang masih basah dan sudah agak membusuk , selama lebih kurang 15 hari. Tujuannya, selain untuk memudahkan pengupasan kulit buah juga untuk merangsang proses fisiologi perkecambah biji. Setelah itu biji dicuci dengan air dingin dan dikeringkan di bawah panas matahari sekitar 2 hari. Selanjutnya biji di semaikan dalam polibag seperti untuk penyemaian dari biji yang keluar dari perut musang. Tempat persemaian sebaiknya dinaungi, bahkan beberapa petani biasa menutupi bedengan, setelah berkecambah tutup bedengan baru dibuka. Kecambah di dalam bedengan tetap dinaungi dan disiram secukupnya untuk menjaga kelembaban. Biasanya setelah 34 hari biji akan mulai berkecambah dan sekitar 2-3 minggu kemudian biji akan muncul kepermukaan tanah polibag. Persentase perkecambahaan bahan biji dengan cara ini sekitar 45 %.
c). Pembibitan biji aren tua yang berasal dari pohon yang di tebang
Cara ini merupakan modifikasi dari model pembibitan biji aren yang dipetik langsung dari pohon. Urutannya dimulai dengan memetik buah, pemendaman, dalam sampah, pengulitan, pembersihan, dan penjemuran. Sebelum disemaikan, bagian punggung biji diiris (dekat bakal tunas) selebar kira-kira 5 mm. Selanjutnya biji direndam dalam air dingin sekitar 24 jam untuk mempercepat proses imbibisi. Setelah itu biji disemaikan dalam polibag dan biasanya sesudah 16-17 hari mulai berkecambah, dan 2-3 minggu kemudian akan muncul kepermukaan. Persentase perkecambahan biji aren dengan cara ini sekitar 75 %.
d). Pembibitan aren dapat juga dilakukan dengan menggunakan biji aren tua yang berasal dari buah yang berjatuhan. Caranya dapat dilakukan dengan sistem pembibitan dari biji yang buahnya dipetik langsung dari pohon yang ditebang.
Karena tanaman aren dapat diperbanyak secara generatif (dengan biji), maka akan diperoleh bibit tanaman dalam jumlah besar, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan (membudidayakan) tanaman aren secara besar-besaran.
Langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan dan pemilihan biji adalah sebagai berikut :
  • Pengumpulan buah aren yang memenuhi persyaratan.
  • Berasal dari pohon aren yang pertumbuhannya sehat, berdaun lebat.
  • Buah aren masak benar (warna kuning kecoklatan dan daging buah lunak).
  • Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm)
  • Kulit buah halus (tidak diserang penyaklit).
  • Keluarkan biji aren buah yang telah dikumpulkan dengan membelahnya.
  • Memilih biji-bijian aren yang memenuhi syarat :
    • Ukuran biji relative besar
    • Berwarna hitam kecoklat-coklatan
    • Permukaan halus (tidak keriput)
    • Biji dalam keadaan sehat/tidak berpenyakit.
Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan biji adalah bahwa buah aren terkandung asam oksalat yang apabila mengenai kulit kita akan menimbulkan rasa sangat gatal. Oleh Karena itu perlu perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan cara :
  • Memakai sarung tangan apabila kita sedang mengambil biji dari buahnya.
  • Hindari agar tangan kita tidak menyentuh bagian tubuh lain, ketika mengeluarkan biji-biji aren tersebut dari buahnya.
  • Cara lain untuk mencegah agar tidak terkena getah aren ketika kita sedang mengeluarkan bijinya dari buah yaitu dengan memeram terlebih dahulu buah-buah aren yang sudah tua sampai membusuk.
    Pemeraman dapat dilakukan dengan memasukan buah aren ke dalam kotak kayu dan ditutup dengan karung goni yang selalu dibasahi. Setelah ± 10 hari, buah aren menjadi busuk yang akan memudahkan pengambilan biji-bijian.
Pembibitan
Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bibit dari : permudaan alam dan bibit dari hasil persemaian biji.
Pengadaan bibit dari permudaan alam/anakan liar.
Bibit-Aren-alami-dari-biji-
Dari Bibit Alam
Proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatang yaitu musang (Paradoxurus hermaproditus). Binatang tersebut memakan buah-buahan aren dan bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama kotoran. Bibit tumbuh tersebar secara tidak teratur dan berkelompok. Untuk menanamnya dilapangan, dapat dilakukan dengan mencabut secara putaran (bibit diambil bersama-sama dengan tanahnya).
Pemindahan bibit ini dapat langsung segera ditanam di lapangan atau melalui proses penyapihan dengan memasukan anakan ke dalam kantong plastic (polybag) selama 2-4 minggu.
Pengadaan bibit melalui persemaian
Untuk  mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang baik, dilakukan melalui pengadaan bibit dengan persemaian. Namun untuk mendapakan benih yang baik perlu memilih pohon induk yang memenuhi syarat. Adapun kriteria pohon induk yang baik adalah sebagai berikut :
1. Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun
Sampai saat ini tanaman aren yang tumbuh dilapangan dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren Genjah (pohon agak kecil dan pendek) dengan produksi nira antara 10 – 15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan produksi nira 20 – 30 liter/tandan/hari. Untuk pohon induk dianjurkan adalah aksesi Dalam.
Pembibitan-Aren-dari-pohon-
Bibit pindahan dari semaian alam ke persemaian
Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan pohon induk sebagai sumber benih yaitu pohon yang sudah berbunga baik sistem pembungaan betina maupun sistem pembungaan jantan dan sedang disadap niranya. Hal ini penting karena tanaman aren dikenal sebagai tanaman hapaksantik yaitu fase reproduktifnya membatasi pertumbuhan batang dengan daya tahan hidup mencapai 3 tahun.
2. Pohon terpilih harus memiliki produktifitas yang tinggi
Untuk mengetahui bahwa pohon induk yang telah dipilih sebagai sumber benih dari mayang betina dengan memiliki produktifitas nira yang tinggi antara 20 – 30 liter/mayang/hari, maka perlu dilakukan penyadapan nira dari mayang jantan pertama atau kedua. Sebab tidak semua mayang jantan yang keluar (9 – 11 mayang) dan tidak semua pohon mengeluarkan nira. Hal ini sangat dipengaruhi oleh proses fisiologi tanaman. Apabila yang disadap mayang jantan pertama atau kedua produksi niranya banyak maka pohon tersebut adalah produktif untuk pohon induk sebagai sumber benih. Pohon yang terpilih sebagai sumber benih dengan produksi nira yang banyak maka tidak dianjurkan untuk proses penyadapan untuk tandan-tandan selanjutnya secara berturut-turut. Bila pohon induk dilakukan penyadapan terus menerus (dipaksa) maka akan menghasilkan buah yang kelihatannya utuh tetapi bijinya berkerut bahkan kempes sehingga bila ditanam menghasilkan pohon aren yang tidak baik.
Pengumpulan buah dan biji
1. Pengumpulan buah
Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak dibagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau kardus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.
2. Pengambilan biji dari buah
Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji telah terpisah dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan pada kondisi ini kulit buah aren tidak gatal lagi.
Pematahan Dormansi Biji untuk mempercepat perkececambahan
Secara alami biji aren memiliki masa dormansi yang cukup lama, yaitu bervariasi dari 1-12 bulan yang terutama disebabkan oleh kulit biji yang keras dan impermeabel sehingga menghambat terjadinya imbibisi air ke dalam biji. Upaya pematahan dormansi telah dilakukan untuk mengatasi impermeabilitas kulit biji ini melalui perendaman dengan HCl, H2SO4, air panas dan skarifikasi. Dormansi biji aren juga disebabkan oleh adanya zat inhibitor perkecambahan seperti ABA, kematangan embrio yang belum sempurna dan faktor genetis tanaman aren.
Biji-Aren-mulai-bertunas
Bibit Aren tumbuh tunas di Persemaian
Dapat dikatakan bahwa penyebab dormansi kemungkinan besar berasal dari kulit biji yang impermeabel dan inhibitor perkecambahan yang ada pada kulit biji dan endosperm biji, karena embrio yang ditanam langsung secara in vitro dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan eksplan embrio+endosperm. Artinya endosperm berpengaruh menghambat pertumbuhan embrio itu sendiri.
Pembibitan Aren memerlukan waktu yang lama, karena benih aren memiliki sifat dormansi. Walaupun dormansi benih merupakan sifat alami untuk dapat bertahan hidup agar spesiesnya tetap lestari, tetapi sifat dormansi benih tersebut dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan pembibitan. Kendala yang masih dihadapi dalam penyediaan bibit aren antara lain belum tersedianya teknologi yang dapat memperpendek dormansi benih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya berkecambah sangat rendah dan beragam (10 – 65%), dan waktu yang diperlukan untuk memulai berkecambah cukup lama yakni sekitar 4 – 6 bulan (Mashud, dkk.,1989).
Penyebab kedormanan benih aren antara lain adalah tebalnya kulit benih dan ketidakseimbangan senyawa perangsang dan senyawa penghambat dalam memacu aktivitas perkecambahan benih. Disamping itu meningkatnya senyawa kalsium oksalat pada buah aren yang telah matang juga diduga sebagai penghambat perkecambahan, disisi lain kalsium oksalat dikeluhkan oleh petani karena dapat menimbulkan rasa gatal. Pada dasarnya dormansi benih aren dapat diperpendek dengan berbagai perlakuan sebelum dikecambahkan, baik secara fisik, kimia dan biologi.
Dikenal beberapa cara untuk memecahkan dormansi biji aren.
Cara I :
  • Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 % dalam waktu 15 – 25 menit.
  • Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3 menit.
  • Biji dikikis kulitnya di daerah pertumbuhan kecambah, lalu direndam dalam air selama 4 hari , kemudian disimpan pada suhu 28°-30°C sampai terjadi perkecambahan. Kecambah kemudian ditanam dalam pasir halus yang lembab hingga mencapai pertumbuhan daun ketiga
  • Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga menghadap ke bawah dengan posisi agak miring.
  • Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40 cm) diperlukan waktu persemaian 12 – 15 bulan.
Cara II :
  • Merendam biji dengan larutan KNO3 dengan kepekatan 0,5 % selama 36 jam (Saleh, 2003)
  • Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3 menit.
  • Memberi perlakuan fisik dengan mengikis punggung (dekat embrio) atau skarifikasi dengan kertas amplas
  • Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga menghadap ke bawah dengan posisi agak miring.
  • Daya kecambah sekitar 40 – 50 %, kecepatan berkecambah sekitar 40 – 55 hari.
  • Bibit yang telah ditanam memerlukan penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung. Bibit aren dapat dipindahkan ke lapangan (ditanam) setelah berumur 6-8 bulan sejak daun pertama terbentuk.
Cara III
  • Biji yang sudah dikumpulkan dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-2 hari.
  • Kemudian biji direndam selama 24 jam
  • Biji diangkat dan dimasukkan kantongan plastik yang kedap udara dan diikat tertutup, hal ini dilakukan sampai biji pecah dan kecambah muncul. Menurut pengalaman petani tahap ini memerlukan waktu sekitar 7 hari.
  • Hanya biji-biji yang berkecambah yang diambil untuk dipindakan di polibag, sedang biji yang belum berkecambah dikembalikan lagi ke dalam kantong plastik. Kantong plastik yang berisi benih ini disimpan pada tempat tertutup. Penyimpanan kantong-kantong yang berisi biji ini sebaiknya pada media sekam padi. Karena dengan kondisi yang lembab di dalam kantong plastik sekaligus hangat di timbunan sekam padi, dapat memacu embrio untuk berkecambah. Pengalaman ini adalah dari petani aren dari Sulawesi Selatan dan sudah dipraktekkan di kebun pembibitan aren di Nunukan Kalimantan Timur.
Cara IV
  • Apabila bibit aren sudah berumur sekitar 4 bulan atau sudah setinggi 3 cm, maka bibit dipindahkan ke polibag lain yang telah diisi dengan media tanam yang lebih subur (terdiri dari tanah dan pupuk organik atau pupuk kandang dengan perbandingan 1:2). Ukuran polibagnya pun harus lebih besar, misalnya lebarnya 25 cm dan tingginya 30 cm.
Pemeliharaan selama pembibitan
Pemeliharaan selama pembibitan meliputi penyiraman rutin, penyiangan, pengemburan tanah, dan pemupukan. Sampai bibit umur 2-3 tahun pemberian pupuk cukup dua kali. Pupuk yang diberikan berupa NPK atau Urea, TSP, dan ZK dengan perbandingan yang sama. Untuk tahun pertama setiap bibit cukup diberi 20 g dan tahun berikutnya 40 g.
Pemeliharaan bibit polibag kecil di persemaian tahap 1 dilakukan dengan cara :
  • Benih yang sudah berkecambah di tanam dalam polibag ukuran 15 x 20 cm dengan media tanam campuran tanah : sekam : pupuk kompos (3 : 1 :1) atau bahan dan perbandingan yang lain.
  • Bibit polibag ini disusun dengan agak dijarangkan dengan jarak antar polibag sekitar 20-30 cm.
  • Penyiraman bibit 2 kali sehari, pagi jam 08.00 – 09.00 dan sore hari jam 15.00 – 16.00
  • Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-rumput pengganggu yang tumbuh baik di polibag maupun di tanah tempat persemaian.
  • Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada gejala serangan hama dan penyakit.
  • Pemberian pupuk pada bibit kecil ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pada tanah di sekitar bibit tanaman.
  • Adapun jenis dan jumlah pupuk yang diberikan pada saat persemaian ini belum terlalu banyak, karena tanamannya masih kecil.
  • Persemaian 1 ini berjalan selama antara 4-5 bulan atau sesuai perkembangan tanaman, sehingga polibag terasa sudah tidak nyaman lagi bagi bibit tanaman aren ini, karena perkembangan akar, batang dan daunnya sudah agak besar.
Pemeliharaan bibit polibag besar di persemaian tahap 2 dilakukan dengan cara :
  • Ukuran polibag yang digunakan pada persemaian 2 ini sama dengan yang digunakan untuk bibit kelapa sawit, yaitu ukuran 20 kg atau berukuran , 50×80 atau 60×90 cm.
  • Media tanam yang digunakan adalah tanah : sekam : pupuk kompos (4:2:2)
  • Setelah polibag besar diisi media sekitar 1/2 volume polibag, polibag bibit disusun teratur dengan jarak antar polibag sekitar 80 – 100 cm.
  • Pemindahan bibit dari polibag pertama ke polibag besar dilakukan tidak merubah posisi letak polibag besar yang sudah berisi tanah. Bibit dan medianya diambil dengan cara merobek polibag kecil dengan pisau tanpa membongkar media dan susunan perakarannya, kemudian diletakkan pada polibag yang sudah berisi tanah tersebut. Media tanah ditambahkan untuk menutup bibit tersebut sehingga polibag terlihat penuh.
  • Penyiraman pada persemaian bibit polibag besar ini pada pembibitan skala besar biasa menggunakan sistem irigasi springkler. Pengairan dilakukan minimal satu hari sekali, tergantung kelembaban tanah atau curah hujan.
  • Pemupukan dilakukan setiap sebulan sekali dengan jenis pupuk Urea & SP 36 sebanyak 10 -20 gram/ pohon, atau bisa juga dilakukan setiap 2 bulan dengan jenis pupuk Urea & SP 36 sebanyak 20 -40 gram/ pohon.
  • Pemeliharaan dilakukan sampai bibit siap ditanam di lapangan, dengan umur bibit sekitar 16-18 bulan setelah semai.
Penanaman
Bibit yang baik dan siap ditanam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  • Perkembangan pertumbuhan akar batang dan daunnya proporsional.
  • Akar sudah menembus keluar dari polibag, batangnya cukup kokoh dan daunnya membuka lebar dengan susunan daun yang merekah (tidak menguncup).
  • Jumlah daun cukup banyak (sekitar 6 -10 lembar), warna daun hijau segar dengan permukaan yang mengkilat.
Kelebihan tanaman aren dibanding tanaman perkebunan lainnya seperti sawit adalah, tanaman aren bisa ditanam secara berdampingan dengan tanaman lain atau dengan sistem tumpang sari. Namun demikian penanaman aren dapat dilakukan dengan sistim monokultur atau dengan sistim agroforestri/tumpangsari.
Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan pembersihan lapangan dari vegetasi yang ada (land clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman.
Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang (jarak tanam) 5 x 5 m atau 9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP, sekitar 3 – 5 hari setelah lubang tanaman disiapkan, baru dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya diberi naungan atau peneduh.
Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan dengan menamai bagian lahan yang terbuka yaitu diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah seperti leguminose atau tanaman palawija
Setelah bibit aren berumur 2-3 tahun, maka penanaman dapat dilaksanakan. Lubang tanaman harus sudah dibuat 2-3 bulan sebelum penanaman dengan ukuran 50x50x50 cm atau lebih besar. Jarak antar lubang idealnya 9×9 m, tetapi dapat juga lebih besar atau lebih kecil tergantung kondisi lahan. Sekitar satu bulan menjelang penanaman, dan baiknya galian dari lubang tanaman dimasukkan serta dicampur pupuk kandang sebanyak dua kaleng minyak tanah.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar diperoleh lingkungan yang lembab dan cukup air. Pekerjaan yang penting selama pemeliharaan tanaman aren tidaklah banyak, kecuali membersihkan lahan di sekitar tanaman dan membuang pelepah daun kering. Sambil menunggu tanaman berbunga , ijuk dan daun mudanya sudah dapat dinikmati hasil penjualannya.
Sampai sekarang belum ada aturan baku tentang cara pemupukan serta jenis dan dosis pupuk untuk tanaman aren dewasa. Bahkan dapat dikatakan belum ada yang melakukannya. Sementara masalah hama dan penyakit, juga dilaporkan tidak ada jenis pengganggu yang sangat membahayakan tanaman aren.
26-12-2007

Sumber Benih Dan Teknologi Pembibitan Aren



Pendahuluan
Tanaman aren (Arenga pinnata MERR) merupakan tanaman dari suku Palmae yang tersebar pada hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama terdapat di 14 provinsi, seperti: Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Nangroe Aceh Darussalam. Total luas di 14 provinsi sekitar 70.000 Ha.
Pengelolaan dan pembudidayaan tanaman aren perlu dilakukan mengingat tanaman aren memiliki keunggulan dalam mencegah erosi tanah terutama pada daerah-daerah yang terjal karena akar tanaman aren dapat mencapai kurang lebih enam meter pada kedalam tanah. Nira aren juga berpeluang untuk diolah menjadi salah satu alternatif biofuel, yaitu menjadi etanol.
Aren juga memiliki nilai ekonomis jika diusahakan secara serius, karena seluruh bagian dari tanaman ini baik batang, daun, buah, mayang, ijuk yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan kehidupan manusia. Aren ternyata dapat menghasilkan 60 jenis produk bernilai ekonomi dan beberapa produk berpotensi untuk diekspor, bahkan aren berperan sebagai penyuplai energi dan untuk pelestarian lingkungan hidup. Pemanfaatan tanaman aren di Indonesia sudah berlangsung lama, namun agak lambat perkembangannya menjadi komoditi agribisnis karena sebagian tanaman aren yang dihasilkan adalah tumbuh secara alamiah atau belum dibudidayakan.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembudidayaan tanaman aren yang sangat penting adalah sumber benih dan teknologi pembibitan aren.
Sumber Benih
Tanaman aren dapat dikembangkan secara generatif yaitu melalui biji dari pohon induk yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun
Sampai saat ini tanaman aren yang tumbuh dilapangan dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren Genjah (pohon agak kecil dan pendek) dengan produksi nira antara 10 -15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan produksi nira 20 – 30 liter/tandan/hari. Untuk pohon induk dianjurkan adalah aksesi Dalam.
Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan pohon induk sebagai sumber benih yaitu pohon yang sudah berbunga baik sistem pembungaan betina maupun sistem pembungaan jantan dan sedang disadap niranya. Hal ini penting karena tanaman aren dikenal sebagai tanaman hapaksantik yaitu fase reproduktifnya membatasi pertumbuhan batang dengan daya tahan hidup mencapai 3 tahun.
2. Pohon terpilih harus memiliki produktifitas yang tinggi
Untuk mengetahui bahwa pohon induk yang telah dipilih sebagai sumber benih dari mayang betina dengan memiliki produktifitas nira yang tinggi antara 20 – 30 liter/mayang/hari, maka perlu dilakukan penyadapan nira dari mayang jantan pertama atau kedua. Sebab tidak semua mayang jantan yang keluar (9 – 11 mayang) dan tidak semua pohon mengeluarkan nira. Hal ini sangat dipengaruhi oleh proses fisiologi tanaman.
Apabila yang disadap mayang jantan pertama atau kedua produksi niranya banyak maka pohon tersebut adalah produktif untuk pohon induk sebagai sumber benih. Pohon yang terpilih sebagi sumber benih dengan produksi nira yang banyak maka tidak dianjurkan untuk proses penyadapan untuk tandan-tandan selanjutnya secara berturut-turut. Bila pohon induk dilakukan penyadapan terus menerus (dipaksa) maka akan menghasilkan buah yang kelihatannya utuh tetapi bijinya berkerut bahkan kempes sehingga bila ditanam menghasilkan pohon aren yang tidak baik.
Teknologi Pembibitan
Tahapan penyediaan benih tanaman aren dilakukan sebagai berikut :
1. Pengumpulan buah
Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak dibagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.
2. Pengambilan biji dari buah
Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji telah terpisah dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan pada kondisi ini kulit buah aren tidak gatal lagi.
3. Perkecambahan
Benih disemaikan dalam tempat pesemaian misalnya kotak plastik (Gambar 1) dengan media campuran pasir + serbuk gergaji (2:1). Cara untuk perkecambahan yaitu biji digosok dengan kertas pasir bagian punggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-kira 3 mm kemudian biji direndam dalam air agar air meresap ke dalam endosperm sampai jenuh, lalu disemaikan.
Benih disiram setiap hari untukmempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%.
4. Pembibitan
Kecambah aren yaitu setelah terbentuk apokol yang telah mencapai panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat pembibitan atau dalam polybag yang berdiameter 25 cm. Media yang digunakan untuk pembibitan dalam kantong plastik (polibag) adalah tanah-tanah lapisan atas yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2, dan diisi ¾ bagian kantong polibag. Bibit yang telah ditanam memerlukan penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung. Bibit aren dapat dipindahkan ke lapangan (ditanam) setelah berumur 6-8 bulan sejak daun pertama terbentuk.
Penutup
Tanaman aren selain memiliki nilai ekonomi tinggi, juga sebagai tanaman penahan erosi. Nira aren juga berpeluang untuk diolah menjadi etanol sebagai sumber energi. Pengembangan tanaman aren ke depan, harus diusahakan dalam bentuk agribisnis aren. Sehingga salah satu komponen produksi yang mutlak diperhatikan dan dikelola dengan baik ke depan, yaitu budidaya aren, termasuk penyediaan benih bermutu dan pembibitan aren sebagai bahan tanaman.
Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain, Manado

SUTRISNO, KOLANG-KALING, DAN MUSANG


Apabila penyebaran tanaman aren (Arenga pinnata) hanya mengandalkan alam saja, penggemar kolang-kaling atau buah muda aren untuk dijadikan kolak, manisan, campuran es, sampai bahan campuran bajigur lambat laun bakal kesulitan mendapatkan buah berdaging kenyal itu. Demikian pula pembuat gula aren dan pembuat sagu aren akan kesulitan mendapat bahan baku.
Jumlah pohon aren di alam memang semakin berkurang karena banyak pohon sudah tua dan tidak produktif lagi, sedangkan upaya peremajaan belum maksimal. Sementara itu, eksploitasi pohon aren untuk diambil tepung sagunya justru semakin meluas.
“Selama ini penyebaran aren dilakukan musang. Baru tahun 1990-an, staf peneliti Kebun Raya Bogor mulai menggagas perbanyakan aren. Kini kami mampu mulai mengambil alih peran musang dan saat ini menunggu produksi perdana pohon aren hasil semaian yang kami lakukan, kata Kepala Subbidang Reintroduksi Tumbuhan Langka pada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB) Ir Sutrisno.
Menurut Koordinator Pengembangan Budidaya Tanaman Aren di Kabupaten Sumedang tahun 1999-2003 ini, pohon aren mulai berproduksi sekitar 10 tahun, sedangkan semaian tim di daerah Sumedang baru berusia sekitar lima tahun.
Musang, yang dikenal sebagai binatang malam, besar perannya dalam mengembangkan tanaman aren. Binatang yang paling diburu warga kampung ini paling suka memakan buah aren masak berwarna kuning kecoklatan yang jatuh dari pohon. Buah mudanya, yakni kolang-kaling, dimakan oleh pemburu musang.
Biji buah aren yang tidak hancur kemudian terbawa keluar bersama kotoran musang. Biji itu lalu mudah berkecambah dan tumbuh liar menjadi tanaman aren yang potensial secara ekonomi karena hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun, nira, buah, dan ijuk.
Sejak tahun 1990-an, sejumlah peneliti di KRB ada yang mencoba mengambil alih peran musang. Adalah Ir Holif Imamudin (kini Kepala Kebun Raya Cibodas, Pacet, Kabupaten Cianjur) yang menjadi penggagas kegiatan, disusul Darwandi yang merintis pengembangan budidaya aren di daerah Sumedang yang merupakan salah satu sentra tumbuhan aren di Jawa Barat.
Kemudian Sutrisno ditunjuk sebagai Koordinator Pengembangan Budidaya Tanaman Aren di Kabupaten Sumedang. Sutrisno bersama Holif Imamudin dan Darwandi pada tahun 1999 mulai mengembangkan aren dengan biji, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Hasil lebih baik
Sutrisno, kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta, tahun 1962, menyelesaikan studinya di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (Faperta IPB) tahun 1986 dan menyelesaikan studi S2-nya tahun 2002 di IPB. Sejak tahun 1999 sampai 2003, Sutrisno bersama teman-temannya telah menyemaikan 60.000 bibit aren di daerah Sumedang.
Sutrisno mengutarakan, perbanyakan aren melalui biji sebelumnya pernah dilakukan oleh pihak kehutanan dan lembaga swadaya masyarakat. “Sayang, hasilnya belum memuaskan. Kadang hasilnya bagus dan kadang jelek, konsistensi hasilnya kurang,” ungkapnya.
Dari hasil penelitiannya, biji yang disemai dari biji jatuhan hasilnya kurang baik. Tim kemudian mengambil biji berkualitas yang masih di atas pohon dengan cara memangkas tandan buah, lalu dipilih buah yang masak. Dari satu tandan yang berisi 300-500 buah, hanya dipilih sekitar 75 persen yang bagus.
“Musang,” demikian Sutrisno, “paling banyak memakan buah aren sekitar 10-15 buah setiap kali makan.”
Namun, sejauh ini belum diketahui kecepatan tumbuh penyemaian antara yang dilakukan oleh musang dan oleh para peneliti KRB di Sumedang. Ini karena belum diperoleh data akurat hasil “penyemaian” yang dilakukan musang sejak dikeluarkan sebagai kotoran sampai menjadi biji berkecambah.
Meskipun demikian, kualitas penyemaian aren yang dilakukan musang dapat diimbangi Sutrisno dan kawan-kawan, bahkan dapat diungguli. Dari segi jumlah penyemaian, aren musang dapat dipastikan tak bisa menandingi Sutrisno dan kawan-kawan sebab penyemaian yang dilakukan Sutrisno dan kawan-kawan jumlahnya bisa sampai 15.000 setahun. Bahkan, para peneliti KRB telah menemukan teknik perkecambahan biji aren yang mudah dan murah.
Dari Sumedang, proyek penyemaian dilanjutkan ke Tasikmalaya. Di daerah ini telah disemai 12.000-an bibit aren. Sementara itu, untuk menghapus anggapan tentang sulitnya budidaya aren, sejak tahun 2003 KRB telah menerbitkan buku yang disusun oleh Sutrisno, Mujahidin, Dian Latifah, Tri Handayani, dan Izu Andri Fijridianto.
Buku ini berisi petunjuk praktis budidaya aren, manfaat produk aren, teknik pemanenan hasil, penanganan pascapanen, dan analisis usahanya.

Balitbang Kembangkan Aren Kapur dengan Sistem Kultur Jaringan


Kapanlagi.com – Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitban) Provinsi Bengkulu akan mengembangkan tanaman aren kapur melalui sitem kultur jagingan guna memperoleh turunan bibit berkualitas.
“Pengembangan dengan sistem kultur jaringan ini akan memperoleh bibit yang kualitasnya sama dengan induknya,” kata Kepala Balitbang Provinsi Bengkulu, Syarifuddin Khalik di Bengkulu, Sabtu.
Selama ini, katanya, pengembangan aren kapur melalui pembibitan dari biji/buah sehingga bibit yang diperolehnya terkadang berkualitas rendah atau tidak sama dengan induknya.
Terkait dengan rencana itu, Balitbang kini sedang mencari pohon aren kapur bekualitas yang akan dijadikan induk pengembangan sistem kultur jaringan tersebut.
“Kesulitan dalam pembibitan sistem kultur jaringan ini yakni mencari bibit unggul sebagai induk, karena kesalahan pemilihan bibit akan berakibat buruk pada pengembangan turunannya,” katanya.
Dijelaskan, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengembangkan pohon aren kapur guna ditanam pada kawasan penyangga hutan lindung dalam rangka mencegah terjadinya perambahan pada kawasan dilindungi tersebut.
“Kita sudah melakukan pembibitan dari biji sebanyak 300 batang, di UPT Kuro Tidur Kab. Bengkulu Utara,” katanya dan menambahkan, masih diperlukan ribuan batang aren untuk menanami kawasan penyangga hutan lindung di daerah itu.
Kekurungan bibit aren akan diupayan dari hasil pengembangan sistem kultur jaringan.
Pohon aren sangat cocok ditanam di kawasan penyangga hutan lindung, karena dengan akarnya yang merambat akan mampu mencegah agar tidak terjadi longsor.
Selain itu, lanjut dia, secara ekonomis pohon aren juga cukup menjanjikan karena dapat menghasilkan gula merah yang mempunyai harga jual tinggi.
“Kawasan penyangga hutan lindung di Bengkulu ratusan hektare jadi jika seluruhnaya ditanami pohon aren akan menghasilkan pemasukan cukup besar bagi daerah,” katanya.
Satu haktare (ha) lahan dapat ditanami 400 batang aren dengan produksi dua ton per ha per hari. Jika dijual Rp3.000 per-kg maka uang masuk sekitar Rp8 juga per ha per hari.
“Untuk jangka panjang penanaman pohon aren ini akan diserahkan pada masyarakat, namun guna `merangsang` minata penduduk pemerintah akan memulainya dengan mananam 300 batang,” katanya.
Ia menjelaskan, selain gula merah beberapa bagian pohon aren seperti ijuk, batang dan sagunya (isi batang) dapat diolah dan memiliki nilai jual.
“Ijuknya sebagai bahan sapu, batangnya untuk menbuat rumah dan sagunya dijadikan untuk membuat kue,” katanya. (*/rit)
Sumber: http://arenindonesia.wordpress.com/pembibitan-aren/

Label