Ibu Nanin memang unik. Segala sesuatu yang dia lakukan serba tak terduga, terkesan sangat santai namun sesungguhnya dia menjalaninya secara serius. Ide awal pendirian usaha katering itu sederhana. Ibu Nanin, suami dan anaknya sama-sama doyan makan dan jalan-jalan. Kemanapun keluarga kecil ini melakukan perjalanan, yang dicari pertama kali adalah makanan khas daerah-daerah yang dilewati. Sekali ke Semarang lewat jalur pantura, ibu Nanin langsung merasakan menu baru berupa soto Lamongan, kare rajungan dan cumi goreng Tuban, nasi gandul Pati, soto Kudus, nasi pindang Kudus dan soto Bangkong Semarang. Sekali ke Madura, ibu Nanin langsung mendapatkan resep rahasia soto Sumenep, bebek Sinjai Bangkalan dan sate ayam Madura. Ketika ke Surakarta, resep masakan pecel Madiun, pecel Kertosono, pecel Nganjuk langsung dipegang tangan.
Ketika suami harus bertugas di Jakarta, ibu Nanin merasa perlu menyalurkan hobby makan dan memasaknya bersama si kecil Amy. Ibu Nanin hanya memanfaatkan sebuah peluang kecil di tempat tinggalnya yang merupakan salah satu perumahan mewah di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo. Tiap pagi, warga perumahan, tukang kebun, satpam dan pegawai-pegawai di lingkungan perumahan selalu kesulitan mencari sarapan.
“Sungguh, tidak ada perasaan malu atau gengsi sama sekali waktu itu,” ujar ibu Nanin.
“Motovasi awal yang ada hanyalah niatan untuk berbagi sarapan yang selalu saya buat dalam jumlah besar seperti ketika suami masih bekerja di bandara Juanda,” jelas ibu Nanin berbagi motivasi. Jiwa Pramuka yang telah diikutinya semenjak kecil memang tampak melekat pada aktivitas keseharian ibu Nanin.
Berbekal sebuah meja dan beberapa alat masak, ibu Nanin membuka warung kecil yang menjual menu sarapan berupa pecel Madiun. Ciri khas ibu Nanin tetap dipegang, yaitu porsi masakan super besar, menyediakan rasa super pedas dan lauk daging dengan potongan tebal. Tarif agak mahal pun tidak pernah diprotes pelanggannya.
Usaha warung sarapan nasi pecel ini ternyata terus berkembang. Setiap ada acara even di perumahan, konsumsi langsung diserahkan kepada ibu Nanin yang sudah tidak dipungkiri rasa dan kelezatannya. Rapat kepengurusan Rukun Tetangga dan Rukun Warga selalu melibatkan ibu Nanin sebagai seksi konsumsi. Dengan sigap, ibu Nanin selalu menerima tawaran-tawaran itu. Kursus-kursus membuat kue basah dan kue kering diikuti. Ibu Nanin melebarkan sayap dengan membuat kue basah setiap hari untuk dijual di pasar basah di lingkungan perumahan. Ketika datang bulan puasa, lapak kue basah itu berubah menjadi lapak kue lebaran. Hampir seribu toples dia jual dalam waktu hanya 2 minggu.
Maraknya situs jejaring sosial seperti facebook dan tweeter semakin menjadikan usaha katering ibu Nanin diseru pelanggan. Menu sarapan, makan siang dan makan malam selalu berbeda setiap hari. Setiap menu masakan siap dikirim, langsung difoto kemudian di-upload melalui account facebooknya. Semua teman facebook yang tinggal di sekitar perumahan pun tergiur untuk segera memesan dan berlangganan katering ibu Nanin.
Keputusan berani terus diambil, yaitu dengan merekrut pegawai bulanan. Tenaganya benar-benar terkuras untuk melayani semua permintaan pelanggan. Tidak tanggung-tanggung, dua pegawai sekaligus dia rekrut. Training segera dilakukan, termasuk pengiriman katering pesanan pelanggan. Order menu-menu prasmanan dan kotakan dalam jumlah besar untuk acara pesta ulang tahun, tasyakuran haji, manakib, tahlil, aqiqah diterima dengan sepenuh hati. Pengalaman berorganisasi Pramuka dari tingkat daerah hingga tingkat nasional telah menempanya menjadi seorang profesional yang pantang mundur untuk menggapai tujuan. Tidak sampai satu tahun, sebuah mobil minibus baru berhasil dia beli dari hasil kerja katering. Semua kesuksesan itu berawal dari sebuah meja kecil untuk menjajakan pecel Madiun di teras rumah.
Nama usaha katering ibu Nanin sebenarnya adalah NAMIRA, yaitu singkatan dari nama Nanin, Amy dan Syamsul Arifullah. Ketika ditanya “RA”-nya singkatan dari apa, semua pasti tertawa lebar. “Sebab, nama mas Syamsul Arifullah terlalu dipaksakan kalau disingkat menjadi RA,” jawabnya sambil terkekeh.
Dan sebutan katering “Ibu Nanin” memang terlalu mudah dan kuat melekat di hati pelanggannya karena sosok pemiliknya yang memang suka bercanda, berbicara dan tertawa dengan suara lepas serta memiliki hobby makan yang luar biasa hebatnya. Katering Ibu Nanin beralamat di perumahan Puri Surya Jaya dan bisa dihubungi melalui telepon 03177621643.
Sumber : jpmi.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar